Setelah bertolak meninggalkan Al-Andalus, ia memutuskan untuk berkelana menjelajahi wilayah Maroko. Dalam perjalanan pulang ke kampung halaman, ia singgah selama beberapa waktu di [[Marrakesh|Marakes]] yang kala itu sudah nyaris seperti kota hantu selepas dilanda wabah dan akibat pemindahan pusat pemerintahan ke [[Fez]].<ref>{{Harvnb|Dunn|2005|pp=286–287}}</ref>
Ibnu Batutah akhirnya kembali ke Tanjah, namun hanya tinggal untuk sementara waktu saja. Pada 1324, dua tahun sebelum kunjungan pertama Ibnu Batutah ke Kairo, ''[[Mansa (gelar)|Mansa]]'' (raja diraja) [[Musa I dari Mali|Musa]] dari [[Kekaisaran Mali|Kemaharajaan Mali]] di Afrika Barat telah melewati kota itu dalam perjalanannya ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. ''Mansa'' Musa menimbulkan kegemparan besar dengan pameran harta kekayaan yang berlimpah ruah, bekal perjalanan dari negeri asalnya yang kaya akan emas. Meskipun Ibnu Batutah tidak pernah meriwayatkan kunjungan yang menggemparkan itu secara khusus, mungkin saja kisah kunjungan ''Mansa'' Musa inilah yang telah menyemai minat di dalam hatinya untuk berkelana melintasi [[Sahara]] menuju kerajaan-kerajaan Muslim di seberang gurun raksasa itu.