Tohjaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Antapurwa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Antapurwa (bicara | kontrib)
Baris 6:
Meskipun [[Anusapati]] memperketat pengawalan atas dirinya, namun Tohjaya mampu memanfaatkan kelemahannya. Suatu hari Tohjaya mengajak [[Anusapati]] menyabung ayam. [[Anusapati]] menuruti tanpa curiga karena hal itu memang menjadi kegemarannya. Saat [[Anusapati]] asyik memperhatikan ayam aduan yang sedang bertarung, Tohjaya segera membunuhnya dengan menggunakan keris [[Mpu Gandring]]. Peristiwa itu terjadi tahun [[1249]].
 
Setelah membunuh [[Anusapati]], Tohjaya kemudian menjadi raja [[Tumapel]]. Karena hasutan pembantunya yang bernama Pranaraja, ia pun berniat membunuh kedua keponakannya, yaitu [[Ranggawuni]] (putra [[Anusapati]]), dan [[Mahisa Campaka]] (putra [[Mahisa Wonga Teleng]]) yang dianggapnya berbahaya terhadap kelangsungan takhta. Yang ditugasi untuk membunuh adalah Lembu Ampal.
 
Namun Lembu Ampal justru berbalik mendukung kedua pangeran yang hendak dibunuhnya. Ia bahkan berhasil menghimpun dukungan dari angkatan perang [[Tumapel]] untuk bersama mendukung [[Ranggawuni]] - [[Mahisa Campaka]]. Maka terjadilah pemberontakan terhadap Tohjaya di istana [[Tumapel]]. Tohjaya tertusuk tombak namun berhasil melarikan diri. Karena lukanya itu, ia akhirnya meninggal dunia di desa Katang Lumbang (sekarang [[Lumbang, Pasuruan]]). Peristiwa ituini terjadi tahun [[1250]].
 
== Bukti Sejarah ==