Muhammad Fudoli: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 25:
== Biografi ==
Setelah lulus sekolah menengah atas, Muhammad Fudoli Zaini melanjutkan studinya ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel, Surabaya dan tamat tahun 1966 kemudian ia berangkat ke Kairo untuk melanjutkan studinya di Al Azhar dalam bidang hukum Islam (syariah) dan filsafat. Selain itu, ia juga mendalami sejarah Islam dan sastra pada Institute of Islamic Studies, dan Institute of Arabics Studies atas beasiswa dari pemerintah Republik Persatuan Arab dan berhasil menamatkannya tahun 1968. Setelah tamat, ia berada di luar negeri, antara lain di Kairo untuk bekerja sebagai pegawai di Kedutaan Republik Indonesia (RI) selama 20 tahun. Setelah berada di Indonesia, ia selalu berkecimpung dalam dunia pesantren sehingga menyandang Doktor Pengkajian Islam. Fudoli pernah memperoleh penghargaan dari majalah Horison (1966/1967) atas cerita pendeknya "Si Kakek dan Burung Dara". Cerita pendeknya "Sisifus" memperoleh Hadiah Harapan dalam Sayembara Penulisan Cerita Pendek Horison tahun 1978. Sementara itu, cerita pendeknya "Kemarau", mendapat hadiah hiburan Sayembara Kincir Emas Radio Nederland Wereldomroep 1975, Kumpulan cerita pendek Kota Kelahiran (1985) juga memperoleh hadiah dari Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku kumpulan cerita pendek lainnya adalah Lagu dari Jalanan (1982), Potret Manusia (1983), dan Arafah (1985). Kumpulan cerita pendek Arafah (1985) memuat 17 cerita pendek, yakni (1) "Gurun", (2) "Jendela", (3) "Sabir dan Sepeda", (4) "Orang Asing:, (5) "Aktor Gafil", (6) "Perbaringan", (7) "Musimpun akan Berlalu", (8) "Saat itu pun Tibalah", (9) "Lelaki Sepanjang Cornice", (10) "Di Tengah Musim", (11) "Saudara Sepupu", (12) "Ziarah", (13) "Sisifus", (14) "Di Atas dan di Bawah Tangga", (15) "Bom", (16) "Kelahiran", dan (17) "Arafah". Kebanyakan cerpen Fudoli berlatar Timur Tengah dan mengisahkan pengalaman pribadinya. M. Fudoli pernah menulis cerita berjudul "Ratu Setan". Isinya hampir serupa dengan novel Ayat-Ayat Setan karya Salman Rusdhie yang menghebohkan umat Islam di seluruh dunia dan mendapat permasalahan. Akan tetapi, karena pertimbangannya, setelah mengamati proses karier Salman Rusdhie, Fudoli tidak jua menerbitkan novel "Ratu Setan" tersebut (majalah Editor No.48, 5 Agustus 1989). Yang kemudian diumumkannya adalah cerpen, yang berjudul "Batu-Batu Setan" dalam Horison. Hingga tahun 2000
== Rujukan ==
|