Keroncong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 119:
[http://www.gitaris.com/riwayatkeroncong.p Sejarah Keroncong] dapat dibagi dalam 3 (tiga) tahapm yaitu KERONCONG TEMPO DOELOE; KERONCONG ABADI; dan KERONCONG MODERN.
 
KERONCONG TEMPO DOELOE (1600-an hingga 1920) berlansungberlangsung sejak kedatangan ''Bangsa Portugis'' ke Indonesia sekitar tahun 1600-an tetapi baru berkembang sebagai Musik Keroncong pada Abad XIX hingga sekitar Perang Dunia I (sekitar 1920). Pada waktu itu disebut dengan lagu-lagu STAMBOEL: Stamboel I, Stamboel II, dan Stamboel III dengan standar lagu panjang 16 birama. Contoh lagu Stb I POTONG PADI, Stb I NINA BOBO, Stb I SOLERAM, dsb.; contoh lagu Stb II JALI-JALI, Stb II SI JAMPANG, dlsb.; dan contoh lagu Stb III KEMAYORAN (hanya ini yang ada).
 
KERONCONG ABADI (1920 - 1958) berlansung sejak setelah Perang Dunia I (1920) hingga setelah Kemerdekaan (1958). Pada waktu hotel-hotel di Indonesia dibangun seperti Hotel Savoy Homan dan Hotel Preanger di Bandung, jaringan Grand Hotel di Cirebon, Yogyakarta, Sala, Madiun, Malang, dsb., di mana pada hotel-hotel tersebut diadakan musik dansa, maka lagu Keroncong mengikuti musik dansa asal Amerika, terutama dengan panjang 32 birama (Chorus: Verse-Verse-Bridge-Verse atau A-A-B-A). Pada masa ini dikenal dengan 3 jenis KERONCONG, yaitu: Langgam Keroncong, Stambul keroncong, dan Keroncong Asli. Contoh lagu Lg BANGAWAN SALA, Lg TIRTONADI, Lg DI BAWAH SINAR BULAN PURNAMA, Lg SALA DI WAKTU MALAM; Stb RINDU MALAM, Stb JAUH DI MATA, Stb DEWA-DEWI; Kr PURBAKALA, Kr SAPULIDI, Kr KORESKO. Pada waktu itu juga lahir Langgam Jawa: Yeng Ing Tawang (1935). Pada perjalanan juga menjadi terkenal penyanyi WALJINAH (1963).