Achmad Baiquni: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambahkan beberapa informasi penting |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 24:
== Biografi ==
Sejak kecil, ia sudah memperoleh pendidikan agama. Pada usia kanak-kanak, ahli fisika atom ini sudah mampu membaca juz ke-30 (juz terakhir [[Al-Qur'an|Al Quran]] yang memuat sejumlah surah pendek), "sebelum saya bisa membaca huruf Latin," katanya. Dan, seperti kebiasaan anak-anak santri, ia pun masuk [[madrasah]] untuk belajar agama pada sore hari setelah paginya bersekolah sekolah dasar. Malahan Ia melanjutkan menuntut ilmu agama di madrasah tinggi [[Mamba'ul Ulum]], madrasah yang didirikan [[Pakubuwana X]]. Di situ Baiquni sekelas dengan [[Munawir Sjadzali]], mantan [[Daftar Menteri Agama Indonesia|Menteri Agama]]. Lulusan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam [[Universitas Indonesia Bandung]], 1952 ini kemudian mengajar di [[Universitas Gadjah Mada|UGM Yogyakarta]]. Menikah dengan Sri Hartati, pasangan ini dikaruniai 6 orang anak, 5 putra dan 1 putri.<ref name=":0">{{Cite web|url=http://www.batan.go.id/index.php/id/prof-achmad-baiquni|title=Badan Tenaga Nuklir Nasional - Prof. Achmad Baiquni, MSc. PhD. (1973 - 1984)|website=www.batan.go.id|language=id-id|access-date=2018-07-28}}</ref>
== Penelitian ==
Pada tahun 1950, ilmu fisika atom masih menjadi monopoli [[Amerika Serikat]] yang lima tahun sebelumnya menjatuhkan bom atom di [[Hiroshima, Hiroshima|Hiroshima]]. Baru pada tahun 1954, Presiden [[Dwight D. Eisenhower|Eisenhower]] mengizinkan fisika atom diajarkan secara terbuka di perguruan tinggi. Baiquni tahun ltu memang sedang memperdalam ilmu fisikanya di Amerika Serikat. Terbukanya bidang "baru" itu tak dilewatkan begitu saja. Mula-mula, ia belajar di Laboratorium Nasional di Argonne, tujuh bulan. Kemudian, ia melanjutkan studinya di [[Universitas Chicago]] dan mengambil jurusan fisika nuklir. Di universitas inilah, pada 1964, ia meraih Ph.D.-nya. Sekembalinya ke tanah air, Achmad Baiquni kembali mengajar di UGM Yogyakarta.<ref name=":0" />
Pada tahun 1973, Achmad Baiquni ditunjuk menjadi Dirjen [[Badan Tenaga Atom Nasional|BATAN]] Jakarta hingga tahun 1984. Selain itu, Prof. Baiquni juga pernah menjadi Duta Besar Indonesia untuk [[Swedia]] (1985-1988), Rektor UNAS ([[Universitas Nasional]] Jakarta), dan dosen [[IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta]]. Prof. Baiquni meninggal pada 21 Desember 1998 dalam usia 75 tahun.<ref name=":0" />
== Sumber ==
|