Hukum Sali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 102:
Shakespeare mengklaim bahwa [[Charles VI dari Perancis|Raja Charles VI]] menolak klaim [[Henry V dari Inggris|Raja Henry V]] atas takhta Kerajaan Perancis berdasarkan aturan pewarisan Hukum Sali. Penolakan ini merupakan pemicu [[pertempuran Agincourt]]. Sesungguhnya konflik antara Hukum Sali dan hukum Inggrislah yang menjadi penyebab dari [[Klaim Inggris atas takhta Perancis|banyaknya klaim yang tumpang tindih]] antara pihak Perancis dan pihak Inggris atas takhta Kerajaan Perancis.
 
Lebih dari seabad kemudian, [[Felipe II dari Spanyol|Raja Spanyol, Felipe II]], mencoba mengklaim takhta Kerajaan Perancis bagi putrinya, [[Isabella Clara Eugenia]], yang dilahirkan oleh permaisuri Felipe II, seorang bangsawati dari wangsa Valois. Para kaki tangan Raja Felipe diperintahkan untuk "pandai-pandai menciptakan kesan" bahwa Hukum Sali hanyalah "karangan belaka". Akan tetapi andaikata "Hukum Sali" memang tidak diterapkan dalam tata suksesi Kerajaan Perancis, asas suksesi agnatis telah menjadi batu sendi dari tata suksesi Kerajaan Perancis; asas ini telah dipertahankan oleh Kerajaan Perancis dalam Perang Seratus Tahun melawan Inggris, dan telah diterapkan untuk menentukan orang-orang yang layak menjadi Raja Perancis selama lebih dua abad. Pengakuan kesahihan status raja dari [[Henry IV Dari Perancis|Henry IV]], Raja Perancis yang pertama dari wangsa Bourbons, semakin memperkukuh penerapan asas agnatis di Perancis.
 
=== Penerapan Hukum Sali di negara-negara Eropa lainnya ===