Latief Hendraningrat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 30:
|religion =
}}
'''[[Brigadir Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) Raden Mas Abdul Latief Hendraningrat''' ({{lahirmati|Jakarta |15|2|1911|[[Jakarta]]|14|3|1983}}) adalah seorang prajurit [[PETA]] berpangkat Sudanco (komandan Kompi) dan juga pengerek bendera [[Sang Saka Merah Putih]] dengan didampingi oleh Soehoed Sastro Koesoemo, seorang pemuda dari barisan pelopor. Pada tanggal [[17 Agustus|17Agustus]] [[1945]] di [[Jalan Pegangsaan Timur 56]], [[Jakarta Pusat]].
Pada saat menjadi petugas upacara bendera pertama usai proklamasi kemerdekaan, Latief Hendraningrat memakai seragam tentara Jepang karena Latief merupakan anggota pasukan Pembela Tanah Air (PETA) bentukan Jepang.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://tirto.id/latief-hendraningrat-garda-terdepan-proklamasi-kemerdekaan-ckFr|title=Latief Hendraningrat, Garda Terdepan Proklamasi Kemerdekaan - Tirto.ID|last=Raditya|first=Iswara N|website=tirto.id|language=id|access-date=2018-07-29}}</ref> Sebelum masuk PETA, Latief Hendraningrat terlebih dulu bergiat di Pusat Latihan Pemuda (Seinen Kunrenshoo) yang juga bentukan Jepang. Pada saat PETA dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943, ia mendaftarkan diri dan diterima. <ref name=":0" />
Pada saat proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Latief Hendraningrat termasuk golongan muda yang memicu terjadinya Kemerdekaan Indonesia. Berasal dari siaran radio, kaum muda Indonesia mengetahui bahwa Jepang menyerah kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Para pemuda menuntut Soekarno dan Hatta untuk mempercepat Kemerdekaan Indonesia. Namun, Soekarno menolak karena masih menantikan realisasi janji dari Jepang yang akan memberi kemerdekaan kepada Indonesia dalam waktu dekat. Para pemuda meminta kepada Latief Hendraningrat sebagai salah satu perwira PETA tertinggi di Jakarta untuk meyakinkan Soekarno-Hatta, dan terjadilah apa yang kemudian dikenal sebagai Peristiwa Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945. Pada saat itu, Latief Hendraningrat menjadi orang PETA yang paling bertanggungjawab atas keamanan Jakarta saat itu. Ia menggantikan tugas atasannya, Kasman Singodimejo, <ref name=":0" />▼
== Mengamankan Kemerdekaan ==
▲Pada saat [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|proklamasi kemerdekaan Indonesia]] 17 Agustus 1945, Latief Hendraningrat termasuk golongan muda yang memicu terjadinya [[Kemerdekaan Indonesia]]. Berasal dari siaran radio, kaum muda Indonesia mengetahui bahwa Jepang menyerah kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Para pemuda menuntut [[Soekarno]] dan [[Mohammad Hatta|Hatta]] untuk mempercepat Kemerdekaan Indonesia. Namun, Soekarno menolak karena masih menantikan realisasi janji dari Jepang yang akan memberi kemerdekaan kepada Indonesia dalam waktu dekat. Para pemuda meminta kepada Latief Hendraningrat sebagai salah satu [[perwira]] [[Pembela Tanah Air|PETA]] tertinggi di Jakarta untuk meyakinkan Soekarno-Hatta, dan terjadilah apa yang kemudian dikenal sebagai [[Peristiwa Rengasdengklok]] pada 16 Agustus 1945. Pada saat itu, Latief Hendraningrat menjadi orang PETA yang paling bertanggungjawab atas keamanan Jakarta saat itu. Ia menggantikan tugas atasannya, [[Kasman Singodimedjo|Kasman Singodimejo]], <ref name=":0" />
Pada tanggal 17 Agustus 1945, anak-anak muda berdatangan menuju [[Lapangan Ikada]] (kini di area [[Monumen Nasional]] atau Monas). Mereka mendengar bahwa di sana Soekarno-Hatta akan menyatakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Namun, sesampainya di Lapangan Ikada, tentara Jepang sudah siap dengan senjata lengkap. Rupanya, deklarasi Kemerdekaan Republik Indonesia bukan dilakukan di Lapangan Ikada, melainkan di [[Jalan Pegangsaan Timur 56|Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta Pusat]] yang merupakan kediaman Soekarno. Latief Hendraningrat tidak hanya mengamankan halaman depan rumah Soekarno yang akan digunakan sebagai lokasi proklamasi kemerdekaan. Ia juga menempatkan beberapa prajurit PETA pilihannya untuk berjaga-jaga di sekitar jalan kereta api yang membujur di belakang rumah itu. Usai pembacaan teks proklamasi, Latief bertindak sebagai pengibar sang saka Merah-Putih bersama [[Suhud Sastro Kusumo]]. <ref name=":0" />
== Karier Militer ==
|