Pelabuhan Tanjung Emas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 112.215.175.165 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh HsfBot
Tag: Pengembalian
Rendang.balado (bicara | kontrib)
menambahkan tautan
Baris 41:
| website = [http://www.tgemas.co.id/ tgemas.co.id]
}}
'''Pelabuhan Tanjung Emas''' adalah sebuah [[pelabuhan]] di [[Semarang]], [[Jawa Tengah]]. Pelabuhan Tanjung Emas (terkadang ada yang menulis Tanjung Mas), dikelola oleh [[Pelabuhan Indonesia III|PT Pelabuhan Indonesia III]] (Persero) sejak tahun 1985. Pelabuhan ini merupakan satu-satunya pelabuhan di Kota Semarang. Pelabuhan Tanjung Emas ke arah [[Tugu Muda]] Semarang berjarak sekitar 5 km atau kira-kira 30 menit dengan kendaraan sepeda motor/mobil.
 
== Fasilitas ==
Baris 56:
 
== Sejarah Pelabuhan Tanjung Emas ==
Menurut catatan sejarah, pelabuhan ini berkembang sejak abad ke-16. Sebelumnya Pelabuhan Semarang berada di bukit Simongan, daerah ini sekarang dikenal dengan Gedong Batu di mana terdapat [[Klenteng|Kelenteng]] Sam Po Kong.
 
Secara geologis lokasi pelabuhan Semarang kuno kurang menguntungkan. Jumlah pasir yang amat banyak dan endapan lumpur yang berlangsung terus-menerus, menyebabkan sungai yang menghubungkan kota dengan pelabuhan tidak dapat dilayari. Bahkan pada muara sungai terbentuk dataran pasir yang sangat menghambat pelayaran dari dan ke kota. Untuk mengatasi kondisi geologi yang tidak menguntungkan bagi kapal-kapal besar itu pada tahun 1868, beberapa perusahaan dagang melakukan pengerukan lumpur yang pertama kali. Selanjutnya dibuat juga kanal pelabuhan baru, bernama ''Nieuwe Havenkanaal'', atau ''Kali Baroe'', yang pembuatannya berlangsung pada tahun [[1872]]. Melalui kanal ini, perahu-perahu dapat berlayar sampai ke pusat kota untuk menurunkan dan memuat barang-barang.<ref>{{cite web |url=http://www.rasikafm.co.id/2011/05/ensiklopedia-semarang-tempo-dulu-10/ | title=Ensiklopedia Semarang Tempo Dulu |date=12 May 2012}}</ref>
 
Setelah pembangunan Kali Baru, banyak kapal dari luar negeri, baik kapal uap maupun kapal layar, berdatangan di pelabuhan Semarang. Selama tahun 1910 tercatat 985 kapal uap dan 38 kapal layar yang berlabuh di Semarang. Mereka berasal dari berbagai negeri yaitu [[Inggris]], [[Belanda]], [[Hindia Belanda]], [[Jerman]], [[Denmark]], [[Jepang]], [[Austria]], [[Swedia]], [[Norwegia]], dan [[Perancis]].
 
Di area pelabuhan Tanjung Emas ini terdapat sebuah [[Mercusuar]], namanya mercusuar Willem 3. Mercusuar yang terletak di kawasan pelabuhan Tanjung Emas ini merupakan satu-satunya mercusuar di [[Jawa Tengah]]. Menurut catatan inskripsi pada bangunan ini tercatat dibangun pada tahun 1884, dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda dalam rangka menjadikan kota Semarang sebagai kota pelabuhan dan dagang, pada waktu itu sebagai sarana untuk ekspor gula ke luar negeri. Pelabuhan Semarang dikembangkan untuk prasarana ekspor hasil bumi (terutama gula) oleh pemerintah kolonial. Pada masa itu menjelang akhir abad ke-19, Jawa telah menjadi penghasil [[gula]] nomor dua di dunia setelah [[Kuba]].
 
Walaupun sudah ada penambahan fasilitas pelabuhan Nusantara, Pelabuhan Semarang masih terbatas untuk disandari kapal-kapal berukuran besar. Pada masa itu, yang bisa merapat/bersandar di Dermaga Nusantara maksimum kapal-kapal dengan draft = 5 m atau berukuran ± 3.500 Ton bobot mati (Dwt). Sedang kapal-kapal dengan draft > 5 m masih harus berlabuh di luar pelabuhan atau di lepas pantai yang jaraknya ± 3 mil dari dermaga. Karena itu dikenal sebagai Pelabuhan REDE. Sejak 1970, arus kapal dan barang yang melalui Pelabuhan Semarang cenderung semakin meningkat setiap tahun. Menurut data tahun 1970-1983 kenaikan arus barang rata-rata tiap tahun yaitu 10% lebih. Mengingat keterbatasan fasilitas pelabuhan seperti kedalaman dan lebar alur/kolam yang tidak memadai untuk masuk/keluarnya kapal-kapal samudera, maka Pemerintah menetapkan untuk mengembangkan Pelabuhan Semarang.<ref>{{cite web |url=http://seputarsemarang.com/pelabuhan-tanjung-emas-7890/ | title=Pelabuhan Tanjung Emas |date=12 May 2012}}</ref>