Ibnu Batutah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 46:
Ibnu Batutah kembali ke Kairo dan memilih jalur lain, kali ini melewati Kota [[Damaskus]] yang berada di bawah kekuasaan Kesultanan Mamluk. Dalam perjalanannya yang pertama, ia pernah berjumpa dengan seorang wali yang meramalkan bahwa ia hanya dapat sampai ke Mekah melalui [[Kesultanan Mamluk (Kairo)|Syam]].<ref>{{harvnb|Defrémery|Sanguinetti|1853|p=[https://books.google.com/books?id=mdQOAAAAQAAJ&pg=PA105 105 Jld. 1]}}; {{harvnb|Gibb|1958|p=66}}; {{harvnb|Dunn|2005|p=53}}</ref> Jalur kedua ini justru ia anggap menguntungkan, karena melewati banyak tempat suci, termasuk [[Hebron]], [[Yerusalem]], dan [[Betlehem]]. Selain itu, para pejabat Kesultanan Mamluk juga mengerahkan segala daya dan upaya untuk menjaga keamanan jalur ini bagi para peziarah. Tanpa jerih payah mereka, para musafir yang melewati jalur ini pastilah menjadi bulan-bulanan perampok dan pembunuh.{{sfn|Dunn|2005|p=54}}{{efn|Ibnu Batutah berangkat dari Kairo sekitar 16 Juli 1326, dan tiba di Damaskus tiga pekan kemudian pada 9 Agustus 1326.{{sfn|Gibb|1958|pp=71, 118}} Perjalanan itu diriwayatkannya sebagai sebuah perjalanan yang berbelit-belit menyusuri jalur zig-zag melintasi Palestina, tempat ia berkesempatan untuk berkunjung ke lebih dari dua puluh kota. Perjalanan semacam ini tentunya tidak mungkin dilakukan dalam jangka waktu tiga pekan, sehingga Hamilton Gibb (1958) maupun Hrbek (1962) berpendapat bahwa Ibnu Batutah mencampuradukkan kisah perjalanannya itu dengan kisah-kisah perjalanan yang dilakukannya di kemudian hari di kawasan itu.{{sfn|Gibb|1958|p=81 Note 48}}{{sfn|Hrbek|1962|pp=421-425}} Amikam Elad (1987) telah membeberkan bahwa uraian Ibnu Batutah tentang sebagian besar dari situs-situs di Palestina bukanlah hasil karyanya sendiri melainkan disalin (tanpa menyebut sumber) dari naskah ''Ar-Rihlah'' terdahulu, karya seorang musafir yang bernama [[Muhammad Al-Abdari al-Hihi|Muhammad Al-Abdari]]. Alasan-alasan inilah yang memustahilkan penyusunan suatu kronologi yang akurat dari perjalanan-perjalanan jelajah yang dilakukan Ibnu Batutah di negeri Syam.{{sfn|Elad|1987}} }}
 
Setelah melewatkan bulan [[Ramadan]] di Damaskus, ia berangkat bersama serombongan kafilah, menempuh perjalanan sejauh 1.300 km (810 mil) ke arah selatan menuju [[Madinah]], situs Mesjid Nabi [[Muhammad]]. Setelah singgah selama empat hari di Madinah, iaIbnu Batutah berangkat menuju Mekah, guna menamatkan perjalanan ziarahnya sehingga layak menyandang gelar ''[[Haji (gelar)|Al-Haji]]''. Alih-alih pulang ke Maroko selepas berhaji, Ibnu Batutah malah ingin terus berkelana, dan memutuskan untuk bertolak ke arah timur laut menuju [[Ilkhanat|Ilkhanan]] (Negeri Ilkhan Hulagu), salah satu negeri dalam wilayah kekuasaan [[Kekhanan|Khan]] [[Kekaisaran Mongol|Mongol]].{{sfn|Dunn|2005|pp=66-79}}
 
==== Irak dan Persia ====