Sejarah Palembang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
+ periode kolonial |
|||
Baris 29:
== Periode kolonial ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De rivier de Musi bij Palembang TMnr 5426-8.jpg|thumb|283x283px|
Sejak dihapuskannya Kesultanan Palembang pada tahun 1825 oleh Belanda, Palembang menjadi ibu kota Keresidenan Palembang, meliputi seluruh wilayah yang kelak menjadi Provinsi Sumatera Selatan setelah kemerdekaan, yang dipimpin oleh [[Jan Izaäk van Sevenhoven]] sebagai residen pertamanya.<ref name=":10">{{Cite journal|last=Panji|first=Kemas A. R.|last2=Suriana|first2=Sri|date=2014|title=SEJARAH KERESIDENAN PALEMBANG|url=http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tamaddun/article/view/128|journal=Tamaddun|language=id|volume=14|issue=2|pages=129–146|issn=1412-9027}}</ref>
Dari akhir abad kesembilan belas, dengan diperkenalkannya tanaman ekspor baru oleh perusahaan-perusahaan Belanda, Palembang bangkit kembali sebagai pusat ekonomi. Pada tahun 1900-an, perkembangan industri minyak dan karet menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang membawa masuknya para migran, meningkatnya [[urbanisasi]], dan perkembangan infrastruktur sosial ekonomi.<ref name=":2">{{Cite book|title = Palembang in the 1950s: The Making and Unmaking of a Region|last = Yeo|first = Woonkyung|publisher = University of Washington|year = 2012|isbn = |location = |pages = }}</ref>
== Lihat juga ==
|