Taman Nasional Gunung Gede Pangrango: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Bacaan terkait: +ref |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 45:
Banyaknya peneliti yang berkunjung ke tempat ini tak bisa dilepaskan dari kekayaan dan keindahan alam di Gunung Gede-Pangrango, dan awalnya juga oleh keberadaan [[Kebun Raya Cibodas]]; yang semula—ketika dibangun pada 1830 oleh [[Johannes Elias Teysmann|Teijsman]]—sebetulnya dimaksudkan sebagai kebun aklimatisasi bagi tanaman-tanaman yang potensial untuk dikembangkan dalam perkebunan. Kebun percobaan, yang kemudian dikembangkan menjadi [[kebun raya]] (lk. 1870), ini menyediakan tempat menginap yang cukup baik, sarana penelitian, serta catatan-catatan dan informasi dasar yang terus bertumbuh mengenai keadaan lingkungan dan hutan di sekitarnya. Pada tahun 1889, atas usulan [[Melchior Treub|Treub]], sebidang hutan pegunungan seluas 240 hektare di atas kebun raya tersebut hingga ke wilayah sekitar Air Panas ditetapkan sebagai [[cagar alam]] oleh Pemerintah [[Hindia Belanda]].<ref name=steenis>{{aut|Steenis, CGGJ van}}. 2006. ''Flora Pegunungan Jawa'': 2-8. Bogor: Puslitbang Biologi LIPI.</ref> Inilah cagar alam dan [[kawasan konservasi]] [[keanekaragaman hayati|ragam hayati]] yang pertama didirikan di Indonesia.<ref name=whitten>{{aut|[[Anthony J. Whitten|Whitten, T.]], [[Roehayat Emon Soeriaatmadja|R.E. Soeriaatmadja]], & S.A. Afiff}}. 1999. ''Ekologi Jawa dan Bali'': 789. Jakarta: Prenhallindo.</ref> Belakangan, pada 1926, cagar alam ini diperluas hingga mencakup puncak-puncak gunung Gede dan Pangrango, dengan luas total 1.200 ha.<ref name=steenis/>
Bersama dengan meningkatnya kesadaran mengenai pentingnya lingkungan hidup, pada tahun 1979 Pemerintah Indonesia melalui keputusan Menteri Pertanian menunjuk kawasan hutan Gunung Gede Pangrango seluas 14.000 ha, yang melingkup kedua puncak gunung beserta tutupan hutan di lereng-lerengnya, sebagai kawasan Suaka Alam/Cagar Alam (CA). Kemudian pada 6 Maret 1980 cagar alam ini digabungkan dengan beberapa suaka alam yang berdekatan dan ditingkatkan statusnya menjadi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango —satu dari lima [[taman nasional]] yang pertama di Indonesia, dengan luas keseluruhan 15.196 ha.<ref name=statnggp>BB TNGGP.
Pada tahun 2003, melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 174/Kpts-II/2003 tanggal 10 Juni 2003 tentang ''Penunjukan dan Perubahan Fungsi Kawasan Cagar Alam, Taman Wisata Alam, Hutan Produksi Tetap dan Hutan Produksi terbatas pada Kelompok Hutan Gunung Gede Pangrango'', kawasan TN Gunung Gede Pangrango diperluas dengan area kawasan hutan yang berdekatan —yang semula di bawah pengelolaan [[Perum Perhutani]] Unit III Jawa Barat— menjadi ± 21.975 ha.
== Letak dan keadaan fisik ==
Baris 130:
* {{aut|F. Junghuhn}}. 1845. Physiognomie van de flora der toppen van Javasche bergen benevens plantenbeschrijvingen. ''Natuur- en Geneeskundig Archief voor Neêrland's-Indië'', [https://archive.org/stream/natuurengeneesku02bata#page/20/mode/2up tweede jahrgang 1845: 20.] Batavia : Drukkerij van het Bataviaasch Genootschap
* {{aut|A.R. Wallace}}. 1869. ''The Malay Archipelago''; (tentang [https://archive.org/stream/malayarchipelago00wall#page/124/mode/2up pendakian Pangrango, hal 125]). New York :Harper & Brothers
* {{aut|[[Andries Hoogerwerf|A. Hoogerwerf]]}}
* {{aut|[[Hellen Kurniati|H. Kurniati]]}}.
* {{aut|[[Mirza Dikari Kusrini|M.D. Kusrini]]}} (Ed) 2007. ''Frogs of Gede Pangrango: A Follow up Project for the Conservation of Frogs in West Java Indonesia''.
* {{aut|M.D. Kusrini, A. Fitri, W. Endarwin and M. Yazid}}.
== Pranala luar ==
|