Pembicaraan:Medang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 15:
[[Pengguna:Anggorogunawan|Anggorogunawan]] 04:51, 12 Mei 2006 (UTC)
:Trims atas jawaban Anda, tapi yang saya tanyakan adalah mengenai naskah [[Carita Parahyangan]] yang menurut artikel ini ditulis pada abad ke-10. Padahal, menurut literatur yang pernah saya baca, ''Carita Parahyangan'' ini ditulis sekitar abad ke-16 (koreksi, sebelumnya saya menyebut abad ke-15). [[Pengguna:Kandar|kandar]] 10:25, 15 Mei 2006 (UTC)
==PINDAHAN DARI: PEMBICARAAN KERAJAAN MATARAM KUNO==
Saya setujuh dengan usul menggabung dua artikelnya.--[[Pengguna:Sepa|Sepa]] 08:20, 19 Agustus 2006 (UTC)
Saya juga setuju. Kedua artikel ini membicarakah kerajaan yang sama.[[Pengguna:202.155.90.42|202.155.90.42]] 15:35, 10 September 2006 (UTC)
Saya setuju juga. Kemungkinan karena ada sedikit rasa sungkan untuk mengeditnya sehingga menjadi double.[[Pengguna:202.169.231.213|202.169.231.213]] 03:30, 10 Februari 2007 (UTC)
Saya mengusulkan agar "Kerajaan Mataram Kuno" adalah nama yang dipilih untuk artikel gabungannya, sebab lebih ringkas daripada "Kerajaan Mataram (Mataram Kuno)". Salam, [[Pengguna:Naval Scene|Naval Scene]] 04:38, 10 Februari 2007 (UTC)
:Saya tidak sependapat dengan judulnya (apabila pendiri Mataram masih hidup, pasti tidak rela nama "Mataram" diubah menjadi "Mataram Kuno" dan kemungkinan kita akan dibunuh karena merubah nama Mataram). "Kerajaan Mataram Kuno" memang ringkas tetapi tidak benar. Orang asing akan mengira nama kerajaan ini adalah "Mataram Kuno". Padahal kata "Kuno" itu bukanlah sebuah nama, melainkan pemberian generasi-generasi selanjutnya. Kelak anak-cucu kita juga akan mengira bahwa nama kerajaan ini adalah "Mataram Kuno" dan akan berbias pada hal lain seperti Sriwijaya Kuno, Majapahit Kuno, Indonesia Kuno, Indonesia Baru dsb. Bagi segelintir orang, kata "Kuno" juga memiliki bias negatif. Jadi harapan saya jangan melakukan 'korupsi sejarah' demi memprioritaskan sebuah kata yang ringkas. Salam. [[Pengguna:202.169.231.213|202.169.231.213]] 19:25, 12 Februari 2007 (UTC)
Kalau "Kerajaan Bhumi Mataram" bagaimana? Lihat [http://www.e-dukasi.net/modul_online/MO_118/sej106_09.htm ini]. •• [[User:IvanLanin|ivanlanin]] [[User Talk:IvanLanin|♫]] 19:35, 12 Februari 2007 (UTC)
:Bukan. "Bhumi Mataram" adalah julukan terhadap kerajaan ini. Suatu bahasa yang bersifat propagandisme dan nasionalisme, yang sama artinya dengan Tanah Mataram, Bumi Mataram, atau Daratan Mataram. Sama halnya dengan Indonesia yang mendapat julukan dengan Tanah Air Indonesia, Tumpah Darah Indonesia, Bumi Nusantara. Sedangkan nama aslinya tetap "Indonesia" bukan "Indonesia Baru" (dalam kasus ini adalah "Mataram"). [[Pengguna:202.169.231.213|202.169.231.213]] 19:55, 12 Februari 2007 (UTC)
Bisa beri [[WP:KUTIP|rujukan]] mengenai "tidak boleh memberi nama Mataram Kuno atau Kuna?", karena banyak sekali historiografi yang saya coba cari di google yang menggunakan nama ini. Thx. •• [[User:IvanLanin|ivanlanin]] [[User Talk:IvanLanin|♫]] 20:08, 12 Februari 2007 (UTC)
Ini beberapa [http://www.google.co.id/search?q=%22mataram+kuno%22 rujukan penggunaan nama] "Mataram Kuno":
:* [http://www.tasteofjogja.com/IDA/detailbud.asp?idbud=260 Dinas Kebudayaan Provinsi DIY]
:* [http://kompas.com/kompas-cetak/0406/16/humaniora/1088530.htm KOMPAS]
:* [http://serpong7.batan.go.id/kediri/mataram.html BATAN]
:* [http://www.klaten.go.id/pariwisata.shtml Pemerintah Kabupaten Klaten]
:* [http://www.suaramerdeka.com/harian/0503/08/nas28.htm Suara Merdeka]
Maksud saya begini, cukup dituliskan di badan artikel saja, bahwa nama sebenarnya adalah hanya ''Mataram'' dan bahwa penambahan ''Kuno'' atau ''Kuna'' atau ''Lama'' hanya untuk membedakan dengan [[Kesultanan Mataram]] (''Baru''). Toh cukup banyak historiografi yang cukup terpercaya yang menggunakan istilah ini. Kecuali jika mereka semua salah, tentu saja. Thx. •• [[User:IvanLanin|ivanlanin]] [[User Talk:IvanLanin|♫]] 20:28, 12 Februari 2007 (UTC)
:Terbalik, justru tidak ada prasasti yang menyebutkan "Mataram Kuno". [[Pengguna:202.169.231.213|202.169.231.213]] 23:48, 12 Februari 2007 (UTC)
:Mataram = Mataram. Baik itu versi baru maupun lama. [[Pengguna:202.169.231.213|202.169.231.213]] 22:21, 12 Februari 2007 (UTC)
:Mataram (Kesultanan) = Mataram (Baru) atau Mataram (II). Sehingga tidak perlu ditambah kata "(Baru)". [[Pengguna:202.169.231.213|202.169.231.213]] 22:53, 12 Februari 2007 (UTC)
:Diantara semua pengguna disini, tidak ada yang melarang anda seperti yang anda pikirkan itu. Kembali berfikir positif. Kita lakukan perbaikan pada hal yang sudah salah kaprah ini, demi generasi selanjutnya. [[Pengguna:202.169.231.213|202.169.231.213]] 20:42, 12 Februari 2007 (UTC)
Ok. Thx. Jadi setuju kita gabung saja dengan menuliskan pada badan artikel ya? •• [[User:IvanLanin|ivanlanin]] [[User Talk:IvanLanin|♫]] 20:38, 12 Februari 2007 (UTC)
:Sama-sama. Untuk penggabungan kedua artikel ini saya setuju. Namun untuk nama dan judul yang benar saya masih menanti usul teman-teman yang lain. Saya usul '''pemberian kata pembeda didalam tanda kurung''', seperti: Mataram (Kuno), Mataram (Baru), Mataram (I), Mataram (II) atau '''pemberian kata pembeda dicetak miring''', seperti: Mataram ''Kuno'', Mataram ''Baru''. Namun saya tidak sependapat '''apabila judul''' diberi nama agama sebagai pembedanya, seperti pada Mataram (Hindu-Buddha) atau Mataram (Islam). [[Pengguna:202.169.231.213|202.169.231.213]] 20:49, 12 Februari 2007 (UTC)
::Bagaimana bila digunakan istilah '''Kerajaan Mataram''' untuk Mataram-nya dinasti Mpu Sidok, dan '''Kesultanan Mataram''' untuk Mataram-nya dinasti Sutawijaya? Istilahnya jadi berbeda dan pada tiap2 artikel disebutkan pula disambiguasi/referensi ke artikel lainnya.
==Tentang Sanjaya==
Penjelasan tentang pribadi Sanjaya sepertinya tidak perlu terlalu panjang. Mungkin dapat diedit dan direferensikan ke artikel utama [[Sanjaya (raja)]] saja. Salam, [[Pengguna:Naval Scene|Naval Scene]] 18:45, 17 Oktober 2007 (UTC)
==Usulan tentang Judul Artikel==
Salam Sejahtera!
Saya mencoba kembali pada masalah seputar judul artikel ini. Saya termasuk golongan orang yang tidak setuju apabila Kerajaan Mataram periode ini disebut dengan nama '''Mataram Kuno''', karena istilah kuno dan baru sifatnya bias. Saya juga kurang setuju apabila disebut '''Mataram Hindu''' karena sebagian anggota kerajaan ini terbukti beragama [[Buddha]].
Istilah Mataram Kuno atau Mataram Hindu memang sangat populer dan lazim dipakai. Nama ini diperkenalkan oleh para sejarawan dan seolah diterima begitu saja oleh para guru di sekolahan untuk diajarkan kepada murid-muridnya.
Namun tidak semua sejarawan berpendapat demikian. Prof. Dr. [[Slamet Muljana]] misalnya, dalam buku-buku karangannya jarang memakai istilah Mataram Kuno atau Mataram Hindu. Beliau lebih suka menyebut kerajaan ini dengan nama [[Kerajaan Medang]]. Meskipun pada umumnya, [[Kerajaan Medang]] dianggap sebagai kerajaan yang didirikan oleh [[Mpu Sindok]] di [[Jawa Timur]] sebagai kelanjutan Kerajaan Mataram (Kuno) di [[Jawa Tengah]]. Padahal sebenarnya tidak demikian.
Pendapat [[Slamet Muljana]] sesuai dengan isi prasasti-prasasti yang telah ditemukan, yang ternyata menyebut nama kerajaan ini dengan nama Kerajaan Medang, antara lain:
* Medang i Bhumi Mataram (prasasti Minto tahun 824)
* Medang i Mamrati (prasasti Jatiningrat tahun 856)
* Medang i Poh Pitu (prasasti Kedu tahun 907)
Apabila kita menerjemahkannya secara harfiah, maka yang akan terbaca adalah '''Medang di tanah Mataram''', atau '''Medang di Mamrati''', atau '''Medang di Poh pitu'''. Seolah-olah nama Medang adalah nama ibu kota, sedangkan Bhumi Mataram adalah nama kerajaannya.
Namun, apabila kita lebih cermat dalam menafsirkannya, maka yang akan terbaca adalah: '''Medang yang berpusat di Tanah Mataram''', '''Medang yang berpusat di Mamrati''', dan '''Medang yang berpusat di Poh Pitu'''. Dengan kata lain, Medang adalah nama kerajaan, sedangkan Mataram, Mamrati, dan Poh Pitu adalah nama ibu kota.
Selama ini Kerajaan Mataram Kuno dianggap identik dengan Jawa Tengah, sedang Kerajaan Medang dianggap identik dengan Jawa Timur. Dan pendapat ini terlanjur diajarkan di sekolah.
Padahal kenyataannya, pada zaman sekarang istilah [[Mataram]] tidak identik dengan seluruh [[Jawa Tengah]]. Mataram merupakan nama lama untuk [[Yogyakarta]] dan sekitarnya, dan ini diakui sendiri oleh masyarakat [[Yogya]] pula. Raja-raja [[Kartasura]] dan [[Surakarta]] memang keturunan [[Mataram]] namun mereka tidak pernah disebut sebagai raja [[Mataram]]. Misalnya, naskah-naskah babad tidak pernah menyebut [[Amangkurat II]] sebagai raja [[Mataram]], melainkan raja [[Kartasura]], karena [[Kartasura]] dianggap bukan berada di wilayah ''Bhumi Mataram''.
[[Slamet Muljana]] dalam bukunya yang berjudul Sriwijaya (1960) juga menyatakan kalau kota Mataram '''tidak sama''' dengan kota Mamrati. Mataram didirikan oleh [[Sanjaya]], sedangkan Mamrati dibangun oleh [[Rakai Pikatan]] setelah menang perang melawan [[Balaputradewa]]. Mungkin akibat perang itu, kota Mataram hancur sehingga dibangun ibu kota baru di Mamrati.
Kesimpulan yang dapat diambil dari ulasan di atas ialah, [[Sanjaya]] mendirikan kerajaan Medang dengan ibu kota di Mataram. Kemudian dipindah istananya ke Mamrati oleh [[Rakai Pikatan]]. Kemudian pada pemerintahan [[Balitung]] ibu kota Medang sudah pindah lagi ke Poh Pitu.
Kemudian muncul nama kerajaan '''Medang i Tamwlang''' di [[Jawa Timur]] yang didirikan oleh [[Mpu Sindok]], yang kemudian pindah menjadi '''Medang i Watugaluh'''. Beberapa prasasti yang dikeluarkan [[Mpu Sindok]] menyebutkan kalau Medang i Tamwlang adalah kelanjutan dari Medang i Bhumi Mataram. Mungkin, pada masa pemerintahan raja Wawa, pusat kerajaan sudah pindah dari Poh Pitu kembali ke Bhumi Mataram. Dan ini sesuai dengan dugaan mayoritas sejarawan, bahwa, kerajaan Mataram Kuno runtuh akibat letusan gunung Merapi. Seperti kita ketahui bersama, Bhumi Mataram alias Yogyakarta dan sekitarnya memang dekat dengan Gunung Merapi.
Jadi, tidak benar apabila dikatakan bahwa, [[Kerajaan Medang]] didirikan oleh [[Mpu Sindok]] sebagai kelanjutan Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Hindu. Yang benar adalah Kerajaan Medang di Jawa timur merupakan kelanjutan dari Kerajaan Medang di Jawa tengah '''sebagai satu kesatuan'''. Yang pindah adalah pusat kerajaannya, sedangkan '''nama Kerajaan Medang bukan nama baru ciptaan Mpu Sindok''', melainkan sudah ada sejak zaman sebelumnya.
Sekali lagi saya ulangi, berdasarkan bukti-bukti prasasti yang telah ditemukan, nama-nama kerajaan yang sedang kita bicarakan ini adalah:
* Medang i Bhumi Mataram (zaman [[Sanjaya]] sampai [[Samaratungga]]
* Medang i Mamrati (zaman [[Rakai Pikatan]])
* Medang i Poh Pitu (zaman [[Balitung]])
* Medang i Bhumi Mataram (zaman [[Wawa]])
* Medang i Tamwlang (zaman [[Mpu Sindok]])
* Medang i Watugaluh (zaman [[Mpu Sindok]])
Sehingga judul yang tepat untuk artikel ini adalah '''Kerajaan Medang''', bukan Mataram Kuno atau Mataram Hindu, karena meskipun kedua nama yang terakhir lebih populer, namun kenyataannya tidak pernah dipakai oleh para raja yang pernah memerintah di sana. [[Sanjaya]] sendiri dalam prasasti Canggal tidak pernah menyebut kalau kerajaannya bernama Kerajaan Mataram.
Diakui atau tidak, selama ini kita terjebak oleh pendapat mayoritas sejarawan yang memopulerkan pemakaian nama Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Hindu, dan membedakannya dengan Kerajaan Medang. Melalui Wikipedia ini saya mengajak Saudara-saudara untuk mencoba meluruskan sejarah. Kita sendiri memang bukan pelaku sejarah sehingga wajar bila kita tidak mengetahui versi kebenaran yang sesungguhnya. Namun hendaknya kita cermat dalam memilih versi mana yang paling mendekati kebenaran itu sendiri.
Jadi, solusi yang saya ajukan untuk menghindari pemakaian nama Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Hindu adalah dengan mengganti judul artikel ini menjadi [[Kerajaan Medang]], dan isinya berkisah tentang pemerintahan Wangsa Sanjaya, Wangsa Sailendra, dan Wangsa Isana. Sementara itu, artikel [[Kerajaan Medang]] yang sudah ada bisa digabungkan ke dalam artikel ini, karena sekali lagi saya tegaskan, nama Medang bukan ciptaan [[Mpu Sindok]], tapi sudah ada sejak zaman [[Sanjaya]].
Sedangkan apabila ada Pengguna Wikipedia yang melakukan Pencarian dengan memakai kata kunci Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Mataram Hindu, maka dapat dibantu dengan fitur '''Pengalihan''' ke [[Kerajaan Medang]].
Melalui Wikipedia ini, marilah kita lakukan pembenahan dan pelurusan sejarah untuk mengganti pendapat-pendapat lama yang kurang sesuai, demi kemajuan kita bersama, terutama untuk generasi selanjutnya. Salam Hormat dari saya untuk Saudara-Saudara sekalian. ([[Pengguna:Antapurwa|Antapurwa]] 03:56, 14 April 2008 (UTC))
------
Salam hormat!
Setelah menunggu tanggapan selama dua minggu, akhirnya saya memberanikan diri untuk menampilkan artikal berjudul KERAJAAN MEDANG yang isinya mencakup periode Jawa Tengah sampai periode Jawa Timur. Dinasti yang saya tulis di sini meliputi Sanjaya, Sailendra dan Isana, namun saya tulis seperlunya saja, mengingat artikel utama untuk ketiganya sudah ada. Selain itu saya juga meringkas penjelasan tentang pribadi Sanjaya sesuai usulan Bung Naval. Tidak hanya itu, saya juga memindahkan pembicaraan Kerajaan Mataram Kuno ke sini.
Artikel kerajaan Medang yang berisi gabungan tiga wangsa ini merupakan PENAWARAN dari saya. Apabila isinya kurang berkenan bagi saudara-saudara sekalian, saya persilakan untuk dikembalikan seperti semula. Namun, apabila isinya memenuhi syarat, saya akan merasa terhormat jika saudara-saudara sudi untuk ikut serta mengembangkannya.
Salam sejahtera dari saya ([[Pengguna:Antapurwa|Antapurwa]] 03:35, 28 April 2008 (UTC)).
|