Atapers: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
'''''Atapers''''' (bentuk tunggalnya: '''''atapper''''') adalah penumpang atau kelompok penumpang yang naik [[kereta api]] atau [[kereta rel listrik]] namun berada di atap gerbongnya. Istilah ini merupakan istilah populer yang muncul pada dekade [[1990-an]] hingga [[2000-an]] ketika [[KA Commuter Jabodetabek]] masih berstatus sebagai KRL Ekonomi yang dikelola oleh Divisi Angkutan Perkotaan Jabodetabek.
 
Kata ''atapers'' berasal dari [[bahasa Indonesia]] ''atap'' dan diberi sufiks ''-er'' (dalam [[bahasa Inggris]] berarti 'pelaku suatu usahaperbuatan'). ''Atapers'' merupakan bentuk "''train surfing''" ([[berselancar di kereta api]]) yang populer di Indonesia.
 
Umumnya KRL yang diasosiasikan terhadap para atapers adalah [[Kereta rel listrik Rheostatik|KRL Rheostatik]], dikarenakan bentuk atapnya yang melengkung dan tidak dipasangi AC, sehingga mengakibatkan penumpang leluasa untuk naik di atapnya.<ref>Majalah KA Edisi Juni 2014</ref> Meskipun demikian, semua KRL Ekonomi tak luput dari atapers, termasuk KRL AC, ketika Atapers banyak ada di KRL Ekonomi AC, khususnya lintas Bogor, banyak KRL yang pintunya diganjal khususnya KRL Tokyu 8000 dan 8500, bahkan Tokyo Metro seri 7000 dan 6000 pun tak luput.
 
Meskipun atapers biasanya naik di KRL Ekonomi, atapers juga sempat ada di KRL Ekonomi AC, khususnya di lintas Bogor. Namun kebijakan e-ticketing dan peningkatan keamanan stasiun dan kereta serta kebijakan tidak memberangkatkan kereta jika masih ada penumpang di atap, membuat tidak ada lagi atapers di Indonesia.
 
Kereta api di [[India]] dan [[Bangladesh]] juga terkenal karena atapers-nya. Tetapi bedanya, atapers di India dan Bangladesh juga bergelayutan di samping badan kereta, sedangkan di Indonesia atapers hanya duduk di atas atap kereta.
 
== Alasan ==