Kwan Im: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Sejarah |
k ←Suntingan Ardian Cangianto (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Albertus Aditya Tag: Pengembalian |
||
Baris 35:
* "Avalokita" (''Kwan'' / ''Guan'' / ''Kwan Si'' / ''Guan Shi'') yang bermakna Melihat ke Bawah atau Mendengarkan ke Bawah (“Bawah” disini bermakna ke dunia, yang merupakan suatu alam ([[bahasa Sanskerta|Sanskerta]]:''lokita'')).
* Kata "Isvara" (Im / Yin), berarti suara (suara jeritan mahluk atas penderitaan yang mereka alami).
Kwan Im sebagai seorang Bodhisattva yang melambangkan kewelas-asihan dan penyayang. Di negara [[Jepang]], ''Kwan Im Pho Sat'' terkenal dengan nama Dewi
Dalam perwujudannya sebagai pria, Kwan Im disebut ''Kwan Sie Im Pho Sat''. Dalam [[Sutra (kitab)|Sutra]] [[Suddharma Pundarika Sutra]] (''Biauw Hoat Lien Hoa Keng'') disebutkan ada 33 (tiga puluh) penjelmaan Kwan Im Pho Sat. Sedangkan dalam [[Maha Karuna Dharani]] (Tay Pi Ciu / Ta Pei Cou / Ta Pei Shen Cou) ada 84 (delapan puluh empat) perwujudan Kwan Im Pho Sat sebagai simbol dari [[Bodhisattva]] yang mempunyai kekuasaan besar.
Altar utama di Kuil Pho Jee Sie
<center>"''Tay Cu Tay Pi, Kiu Kho Kiu Lan, Kong Tay Ling Kam, Kwan Im Sie Im Pho Sat''".</center>
== Sejarah klasik ==
Baris 72 ⟶ 70:
Disebutkan bahwa Raja Miao Zhuang sangat mendambakan seorang anak lelaki, tetapi yang dimilikinya hanyalah tiga orang puteri. Puteri tertua bernama Miao Shu (Biao Yuan), yang kedua bernama Miao Yin (Biao In) dan yang bungsu bernama Miao Shan (Biao Shan).
Setelah ketiga puteri tersebut menginjak dewasa, Raja mencarikan jodoh bagi mereka. Puteri pertama memilih jodoh seorang pejabat sipil, yang kedua memilih seorang jendral perang sedangkan Puteri Miao Shan tidak berniat untuk menikah. Ia malah meninggalkan istana dan memilih menjadi [[Biksuni]] di [[Klenteng]]
==== Kematian dan di alam baka ====
|