Gerakan Islam Cinta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
gic |
|||
Baris 41:
Festival ini menampilkan talkshow dan pentas budaya, yang dimeriahkan dengan kehadiran sejumlah tokoh nasional, seperti Mahfudz MD, Komaruddin Hidayat, Anies Baswedan, Putut Widjanarko, Alwi Shihab, Zaskia Adya Mecca, dan lain-lain.
Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum (PMH) bekerjasama dengan komunitas Gerakan Islam Cinta, Peace Generation dan komunitas Youth Interfaith Peace Camp (YIPC) menyelenggarakan Festival Islam Cinta. Festival yang bertajuk “Risalah Cinta dan Kebahagiaan Millennial” digelar di Aula Anwar Musadad, Selasa (19/12/2017). Acara ini bertujuan untuk mengurangi tindakan intoleran khususnya di Jawa Barat.
Menurut Ketua Pelaksana, Purna Aditya Irawan mengatakan acara ini diselenggarakan karena masih banyaknya kasus intoleran. Setidaknya bisa mengurangi agresi orang-orang yang intoleran. “Semoga acara ini bisa memberikan dampak yang baik, orang-orang terinspirasi dari acara ini dan lebih banyak lagi orang-orang yang peduli terhadap isu-isu perdamaian,” ujarnya.
Saat bincang buku Islam itu Ramah bukan Marah, Irfan Amalee yang merupakan alumni dari IAIN Bandung menjelaskan bahwa rasa dendam yang dimiliki seseorang bisa menghancurkan dirinya sendiri. Ia memberikan gambaran perbandingan antara Zimbabwe dengan Afrika. “Kenapa Afrika tidak hancur sedangkan Zimbabwe malah mengalami kemerosotan mata uang yang jauh?” tanyanya.
Menurut Irfan karena orang-orang Zimbabwe masih menyimpan dendam untuk orang-orang kulit putih, sehingga mereka mengusir orang kulit putih saat mereka merdeka. Berbeda dengan orang Afrika yang menerima orang kulit putih dan membangun negara bersama. Karena itulah Irfan mengatakan dalam judul bukunya bahwa Islam itu Ramah bukan Marah. Artinya tidak ada yang buruk dari Islam. “Keindahan Islam hanya tertutup oleh orang Islam itu sendiri,” ujar Founder Peace Generation ini.
Menurut Penduduk asal Amerika, Eric Lincoln, memaafkan itu tidak sama dengan melupakan. Memaafkan tidak harus menunggu hati hingga reda, melainkan harus dimulai saat hati masih bergejolak. “Memaafkan itu butuh proses, tapi proses memaafkan itu harus memutuskan kepahitan dan kebencian,” tutupnya sambil mengakhiri sesi bincang buku.
Rangkaian acara dari kegiatan ini pun beragam, mulai dari talkshow, seminar, lomba baca puisi, pameran, bazar, musik, puisi, tari, launching dan bincang buku, hingga workshop.
* '''Buku Islam Cinta'''
|