Kota Metro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Angayubagia (bicara | kontrib)
update dan merapikan
Baris 55:
 
'''Kota Metro''' ([[Aksara Lampung|Had Lampung]]: [[Berkas:HadTransparanMetro.PNG|nirbing|104x104px]] ) adalah salah satu [[kota]] di [[Provinsi]] [[Lampung]].Kota ini juga merupakan kota yang memiliki tingkat kemacetan dan kriminalitas paling rendah di Provinsi Lampung. Berjarak 52&nbsp;km dari Kota [[Bandar Lampung]] (ibukota provinsi),<ref name="jarak">http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/geografislj.php?ia=18&is=34</ref> serta merupakan kota terbesar kedua di provinsi [[Lampung]]. Kota Metro masuk dalam Daftar 10 kota di Indonesia dengan biaya hidup terendah ke-9 di [[Indonesia]] serta urutan kedua di Pulau [[Sumatra|Sumatera]] berdasarkan Survey BPS tahun 2017. Kini, Kota Metro sedang melakukan pembenahan dan pengembangan kota yang lebih maju seiring terintegerasinya Exit [[Jalan Tol Bakauheni–Bandar Lampung–Terbanggi Besar|Tol Trans Sumatera Bakauheni-Terbanggi Besar]] yang terletak di Kecamatan Batanghari Ogan, Pesawaran yang menuju ke Kota Metro. Kota Metro juga merupakan target cetak biru Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia sebagai kawasan strategis dan target pengembangan kota metropolitan setelah [[Kota Bandar Lampung|Bandar Lampung]].
 
== Geografis ==
=== Batas wilayah ===
Kota Metro memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
{{Batas_USBT
|utara = [[Punggur, Lampung Tengah|Punggur]] dan [[Pekalongan, Lampung Timur|Pekalongan]]
|selatan = [[Metro Kibang, Lampung Timur|Metro Kibang]]
|barat = [[Trimurjo, Lampung Tengah|Trimurjo]]
|timur = [[Pekalongan, Lampung Timur|Pekalongan]] dan [[Batanghari, Lampung Timur|Batanghari]]
}}
 
=== Kondisi tanah ===
Berdasarkan karakteristik topografinya, Kota Metro merupakan wilayah yang relatif datar dengan kemiringan <6°, tekstur tanah lempung dan liat berdebu, berstruktur granular serta jenis tanah podzolik merah kuning dan sedikit berpasir. Sedangkan secara geologis, wilayah Kota Metro di dominasi oleh batuan endapan gunung berapi jenis Qw.
 
=== Iklim ===
{{climate chart|Metro
|22.4|29.9|349
|22.4|30.6|300
|22.6|31.2|288
|22.5|31.7|196
|22.3|31.6|142
|21.8|31.3|126
|21.7|31.1|91
|21.6|31.2|91
|22.0|31.4|96
|22.2|31.9|119
|22.6|31.7|189
|22.5|30.8|304
|float=right
|clear=none
|source= Climate-Data.org <ref>[http://id.climate-data.org/location/570884/]</ref>
}}
 
Wilayah Kota Metro yang berada di Selatan Garis Khatulistiwa pada umumnya beriklim humid tropis dengan kecepatan angin rata-rata 70&nbsp;km/hari. Ketinggian wilayah berkisar antara 25–60 m dari permukaan laut (dpl), suhu udara antara 26&nbsp;°C 34&nbsp;°C, kelembaban udara 80%-91% dan rata-rata curah hujan per tahun 2.264 sampai dengan 2.868&nbsp;mm.
 
{{Weather box
|width=auto
|location = Metro
|metric first = Yes
|single line = yes
|Jan high C = 29.9
|Feb high C = 30.6
|Mar high C = 31.2
|Apr high C = 31.7
|May high C = 31.6
|Jun high C = 31.3
|Jul high C = 31.1
|Aug high C = 31.2
|Sep high C = 31.4
|Oct high C = 31.9
|Nov high C = 31.7
|Dec high C = 30.8
|year high C = 31.2
|Jan low C = 22.4
|Feb low C = 22.4
|Mar low C = 22.6
|Apr low C = 22.5
|May low C = 22.3
|Jun low C = 21.8
|Jul low C = 21.7
|Aug low C = 21.6
|Sep low C = 22.0
|Oct low C = 22.2
|Nov low C = 22.6
|Dec low C = 22.5
|year low C = 22.2
|Jan precipitation mm = 349
|Feb precipitation mm = 300
|Mar precipitation mm = 288
|Apr precipitation mm = 196
|May precipitation mm = 142
|Jun precipitation mm = 126
|Jul precipitation mm = 91
|Aug precipitation mm = 91
|Sep precipitation mm = 96
|Oct precipitation mm = 119
|Nov precipitation mm = 189
|Dec precipitation mm = 304
|year precipitation mm = 2291
|source 1 = Climate-Data.org <ref>http://id.climate-data.org/location/570884/</ref>
|date=November 2015
}}
 
=== Penggunaan lahan ===
Pola penggunaan lahan di Kota Metro secara garis besar dikelompokan ke dalam dua jenis penggunaan, yaitu l'''ahan terbangun (''build up area'')''' dan '''tidak terbangun'''. Lahan terbangun terdiri dari kawasan pemukiman, fasilitas umum, fasilitas sosial, fasilitas perdagangan dan jasa, sedangkan lahan tidak terbangun terdiri dari persawahan, perladangan, dan penggunaan lain-lain.
 
Kawasan tidak terbangun di Kota Metro didominasi oleh persawahan dengan sistem irigasi teknis yang mencapai 2.982,15 hektar atau 43,38% dari luas total wilayah. Selebihnya adalah lahan kering pekarangan sebesar 1.198,68 hektar, tegalan 94,49 hektar, dan sawah non irigasi sebesar 41,50 hektar.
 
== Sejarah Kota Metro ==
=== ZamanAsal penjajahanNama BelandaKota Metro ===
Versi pertama nama Metro berasal dari kata “Meterm” dalam Bahasa Belanda yang artinya “pusat" yang artinya di tengah-tengah antara Lampung Tengah dan Lampung Timur, bahkan ditengah (center) Provinsi Lampung.<ref name="Sudarmono28" /><ref>{{harvnb|Prahana|1997|p=20}}</ref>. Versi kedua nama Metro berasal dari kata "Mitro" (Bahasa Jawa) yang berarti artinya teman, mitra, kumpulan. Hal tersebut dilatarbelakangi dari kolonisasi yang datang dari berbagai daerah di luar wilayah Sumatera yang masuk ke daerah Lampung. .<ref name="Sudarmono28"/> Namun, yang paling relavan adalah, Metro berasal dari bahasa Belanda, ini didukung kuat dengan sejarah dan berdirinya sebuah landmark berupa menara yang dinamakan Menara Meterm (Meterm Tower) yang berada di Taman Merdeka, Alun-Alun Kota Metro. Pada zaman kemerdekaan nama Kota Metro tetap Metro. Dengan berlakunya Pasal 2 Peraturan Peralihan Undang-undang Dasar 1945 maka Metro Termasuk dalam bagian Kabupaten Lampung Tengah yang dikepalai oleh seorang Bupati pada tahun 1945, yang pada waktu itu Bupati yang pertama menjabat adalah Burhanuddin (1945-1948).
 
=== Hari Jadi Kota Metro ===
Sejarah kelahiran Kota Metro bermula dengan dibangunnya sebuah induk desa baru yang diberi nama Trimurjo. Dibangunnya desa ini dimaksudkan untuk menampung sebagian dari kolonis yang didatangkan oleh perintah Hindia Belanda pada tahun 1934 dan 1935, serta untuk menampung kolonis-kolonis yang akan didatangkan berikutnya. Pada zaman pelaksanaan kolonisasi selain Metro, juga terbentuk onder distrik yaitu Pekalongan, Batanghari, Sekampung, dan Trimurjo. Kelima onder distrik ini mendapat rencana pengairan teknis yang bersumber dari Way sekampung yang pelaksanaannya dilaksanakan oleh para kolonisasi-kolonisasi yang sudah bermukim di onder distrik yang biasa disebut bedeng-bedeng dimulai dari Bedeng 1 bertempat di Trimurjo dan Bedeng 67 di Sekampung, yang kemudian nama bedeng tersebut diberi nama, contohnya Bedeng 21, Yosodadi.
 
Kedatangan kolonis pertama di desa Trimurjo yaitu pada hari Sabtu tanggal 4 April 1936 yang ditempatkan pada bedeng-bedeng kemudian diberi penomoran kelompok bedeng, dan sampai saat ini istilah penomorannya masih populer dan masih dipergunakan oleh masyarakat Kota Metro pada umumnya. Jika datang ke kota ini lebih mudah menemukan daerah dengan istilah angka-angka/bedeng. Misal di Trimurjo ada bedeng 1, 2, 3, 4, 5, 6c, 6 polos, 6b, 6d, 7a, 7c, 8, 10, 11a, 11b, 11c, 12a, 12b, 12c, 13 dan seterusnya sampai 67 di [[Sekampung, Lampung Timur|Sekampung]] (sekarang masuk dalam wilayah Kab. [[Lampung Timur]]). Bedeng yang termasuk kota Metro yaitu 14-1 (Ganjar Agung), 14-2, 15, 16a, 16c, dan seterusnya. Bedeng di Kota Metro kini sering disebut juga dengan sebutan '''Distrik''' yang membuat semakin menguatkan akan kentalnya sejarah bekas kolonisasi penjajahan [[Belanda]] di kota ini. Di Kota Metro banyak masyarakat yang menyebutkan nomor bedeng/distrik tersebut dikarenakan lebih mudah dengan sebutan '''16c''' dibanding '''Mulyojati''', daerah '''22a''' dibanding '''Hadimulyo Timur''', atau '''21c''' dibanding '''Yosomulyo'''.
 
Setelah ditempati oleh para kolonis dari pulau [[Jawa]], daerah bukaan baru yang termasuk dalam kewedanaan Sukadana yaitu Marga Unyi dan Buay Nuban ini berkembang dengan pesat. Daerah ini menjadi semakin terbuka dan penduduk kolonis pun semakin bertambah, sementara kegiatan perekonomian mulai tambah dan berkembang.
 
Berdasarkan keputusan rapat Dewan Marga tanggal 17 Mei 1937 daerah kolonisasi ini diberikan kepada saudaranya yang menjadi koloni dengan melepaskannya dari hubungan marga. Dan pada Hari selasa tanggal 9 Juni 1937 nama desa Trimurjo diganti dengan nama Metro. Tanggal 9 Juni inilah yang menjadi dasar penetapan Hari Jadi Kota Metro, sebagaimana yang telah dituangkan dalam perda Nomor 11 Tahun 2002 tentang Hari Jadi Kota Metro.
 
=== Masa Pendudukan Belanda ===
[[Berkas:Settlers in Metro, 1939.jpg|kiri|jmpl|Kolonis Tiba di Metro (1939)]]
Sejarah kelahiran Kota Metro bermula dengan dibangunnya kolonisasi dan dibentuk sebuah induk desa baru yang diberi nama Trimurjo. Sebelum tahun 1936, Trimurjo adalah bagian dari Onder Distrik Gunungsugih <ref>{{harvnb|Sudarmono|Edi Ribut Harwanto|2004|p=18}}</ref> yang merupakan bagian dari wilayah Marga Nuban. Kawasan ini adalah daerah yang terisolasi tanpa banyak pengaruh dari penduduk lokal Lampung. <ref>{{harvnb|Sudarmono|Edi Ribut Harwanto|2004|p=2}}</ref> Namun, pada awal tahun 1936 Pemerintah kolonial Belanda mengirimkan migran orang-orang Jawa (kolonis) ke wilayah ini untuk mengurangi kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan mengurangi kegiatan para aktivis kemerdekaan. <ref>{{harvnb|Sudarmono|Edi Ribut Harwanto|2004|p=25}}</ref> Kelompok pertama tiba pada tanggal 4 April 1936.<ref name="Sudarmono 2004 20">{{harvnb|Sudarmono|Edi Ribut Harwanto|2004|p=20}}</ref>
Baris 65 ⟶ 164:
Selama periode yang sama, pemerintah kolonial Belanda membangun lebih banyak jalan, juga klinik, kantor polisi, dan kantor administrasi.<ref>{{harvnb|Sudarmono|Edi Ribut Harwanto|2004|pp=29–30}}</ref> Pada tahun 1941 dibangun sebuah masjid, kantor pos, pasar yang besar, dan penginapan, serta pemasangan listrik dan saluran telepon.<ref>{{harvnb|Sudarmono|Edi Ribut Harwanto|2004|p=30}}</ref> Pengembangan berikutnya adalah dibangunnya irigasi untuk memastikan tanaman yang sehat. Belanda memperkerjakan Ir. Swam untuk merancang sistem irigasi. Desainnya dikenal dengan nama tanggul (bahasa Perancis "leeve", sekarang bentukan ini dikenal dengan "ledeng") selebar 30 meter dan sedalam 10 meter saluran irigasi dari Sungai Way Sekampung ke Metro. Buruh disediakan oleh pendatang, yang diwajibkan dan bekerja dalam ''shift''. Konstruksi dimulai pada tahun 1937 dan selesai pada tahun 1941.<ref>{{harvnb|Sudarmono|Edi Ribut Harwanto|2004|pp=31–39}}</ref>
 
=== ZamanMasa penjajahanPendudukan Jepang ===
Setelah invasi Jepang di Indonesia pada tahun 1942, semua personil Belanda dievakuasi atau ditangkap. <ref name="Sudarmono4850"/> Program migrasi dilanjutkan di bawah nama ''Kakari Imin'', <ref name="Sudarmono 2004 54">{{harvnb|Sudarmono|Edi Ribut Harwanto|2004|p=54}}</ref> dan tujuh puluh migran Jawa digunakan sebagai kerja paksa dalam pembangunan landasan di Natar dan Astra Ksetra, serta berbagai ''bunker'' dan aset strategis lainnya; mereka yang menolak ditembak.<ref name="Sudarmono4850">{{harvnb|Sudarmono|Edi Ribut Harwanto|2004|pp=48–50}}</ref>
 
Warga lainnya kurang gizi, dengan hasil panen mereka yang diambil oleh pasukan pendudukan Jepang. Penyakit menyebar secara merajalela ke seluruh warga, yang dibawa oleh kutu. Kematian umum terjadi, sedangkan para perempuan termasuk istri-istri para pekerja paksa, diambil sebagai wanita penghibur.<ref name="Sudarmono 2004 54"/>
 
Pada zaman Jepang, Residente Lampoengsche Districten diubah namanya oleh Jepang menjadi Lampung Syu. Lampung Syu dibagi dalam 3 (tiga) Ken, yaitu:
 
Lampung Syu dibagi dalam 3 (tiga) Ken, yaitu:
# Teluk Betung Ken
# Metro Ken
Baris 81 ⟶ 178:
Selama perang kemerdekaan Indonesia, Belanda berusaha untuk merebut kembali Metro. Ketika mereka pertama kali tiba, mereka tidak dapat masuk jembatan ke kota Tempuran karena telah dihancurkan oleh pasukan 26 TNI di bawah komando Letnan Dua (Letda) Bursyah; konvoi Belanda terpaksa mundur. Namun, hari berikutnya Belanda kembali dalam jumlah yang lebih besar dan menyerang dari Tegineneng, akhirnya memasuki kota dan menewaskan tiga tentara Indonesia. <ref>{{harvnb|Sudarmono|Edi Ribut Harwanto|2004|pp=58–59}}</ref>. Untuk mengenang peristiwa ini, dibangunlah sebuah monumen di Tempuran, Lampung Tengah tepatnya di pintu masuk Kota Metro.
 
=== ZamanMasa IndonesiaKemerdekaan merdekaIndonesia ===
 
Setelah Indonesia merdeka dan dengan berlakunya pasal 2 Peraturan Peralihan UUD 1945, maka Metro Ken menjadi Kabupaten Lampung Tengah termasuk Kota Metro di dalamnya. Berdasarkan Ketetapan Residen Lampung No. 153/ D/1952 tanggal 3 September 1952 yang kemudian diperbaiki pada tanggal 20 Juli 1956 ditetapkan:
 
Baris 93 ⟶ 189:
Dalam praktik, dirasakan kurangnya keserasian antara pemerintahan, keadaan ini menyulitkan pelaksanaan tugas pemerintahan oleh sebab itu Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung pada tahun 1972 mengambil kebijaksanaan untuk secara bertahap Pemerintahan Negeri dihapus, sedangkan hak dan kewajiban Pemerintahan Negeri beralih kepada kecamatan setempat.
 
=== AsalMasa nama Kota Metro1945-1986 ===
Versi pertama nama Metro berasal dari kata “Meterm” dalam Bahasa Belanda yang artinya “pusat" yang artinya di tengah-tengah antara Lampung Tengah dan Lampung Timur, bahkan ditengah (center) Provinsi Lampung.<ref name="Sudarmono28" /><ref>{{harvnb|Prahana|1997|p=20}}</ref>. Versi kedua nama Metro berasal dari kata "Mitro" (Bahasa Jawa) yang berarti artinya teman, mitra, kumpulan. Hal tersebut dilatarbelakangi dari kolonisasi yang datang dari berbagai daerah di luar wilayah Sumatera yang masuk ke daerah Lampung. .<ref name="Sudarmono28"/> Namun, yang paling relavan adalah, Metro berasal dari bahasa Belanda, ini didukung kuat dengan sejarah dan berdirinya sebuah landmark berupa menara yang dinamakan Menara Meterm (Meterm Tower) yang berada di Taman Merdeka, Alun-Alun Kota Metro. Pada zaman kemerdekaan nama Kota Metro tetap Metro. Dengan berlakunya Pasal 2 Peraturan Peralihan Undang-undang Dasar 1945 maka Metro Termasuk dalam bagian Kabupaten Lampung Tengah yang dikepalai oleh seorang Bupati pada tahun 1945, yang pada waktu itu Bupati yang pertama menjabat adalah Burhanuddin (1945-1948).
 
=== Hari jadi Kota Metro ===
Sejarah kelahiran Kota Metro bermula dengan dibangunnya sebuah induk desa baru yang diberi nama Trimurjo. Dibangunnya desa ini dimaksudkan untuk menampung sebagian dari kolonis yang didatangkan oleh perintah Hindia Belanda pada tahun 1934 dan 1935, serta untuk menampung kolonis-kolonis yang akan didatangkan berikutnya. Pada zaman pelaksanaan kolonisasi selain Metro, juga terbentuk onder distrik yaitu Pekalongan, Batanghari, Sekampung, dan Trimurjo. Kelima onder distrik ini mendapat rencana pengairan teknis yang bersumber dari Way sekampung yang pelaksanaannya dilaksanakan oleh para kolonisasi-kolonisasi yang sudah bermukim di onder distrik yang biasa disebut bedeng-bedeng dimulai dari Bedeng 1 bertempat di Trimurjo dan Bedeng 67 di Sekampung, yang kemudian nama bedeng tersebut diberi nama, contohnya Bedeng 21, Yosodadi.
 
Kedatangan kolonis pertama di desa Trimurjo yaitu pada hari Sabtu tanggal 4 April 1936 yang ditempatkan pada bedeng-bedeng kemudian diberi penomoran kelompok bedeng, dan sampai saat ini istilah penomorannya masih populer dan masih dipergunakan oleh masyarakat Kota Metro pada umumnya. Jika datang ke kota ini lebih mudah menemukan daerah dengan istilah angka-angka/bedeng. Misal di Trimurjo ada bedeng 1, 2, 3, 4, 5, 6c, 6 polos, 6b, 6d, 7a, 7c, 8, 10, 11a, 11b, 11c, 12a, 12b, 12c, 13 dan seterusnya sampai 67 di [[Sekampung, Lampung Timur|Sekampung]] (sekarang masuk dalam wilayah Kab. [[Lampung Timur]]). Bedeng yang termasuk kota Metro yaitu 14-1 (Ganjar Agung), 14-2, 15, 16a, 16c, dan seterusnya. Bedeng di Kota Metro kini sering disebut juga dengan sebutan '''Distrik''' yang membuat semakin menguatkan akan kentalnya sejarah bekas kolonisasi penjajahan [[Belanda]] di kota ini. Di Kota Metro banyak masyarakat yang menyebutkan nomor bedeng/distrik tersebut dikarenakan lebih mudah dengan sebutan '''16c''' dibanding '''Mulyojati''', daerah '''22a''' dibanding '''Hadimulyo Timur''', atau '''21c''' dibanding '''Yosomulyo'''.
 
Setelah ditempati oleh para kolonis dari pulau [[Jawa]], daerah bukaan baru yang termasuk dalam kewedanaan Sukadana yaitu Marga Unyi dan Buay Nuban ini berkembang dengan pesat. Daerah ini menjadi semakin terbuka dan penduduk kolonis pun semakin bertambah, sementara kegiatan perekonomian mulai tambah dan berkembang.
 
Berdasarkan keputusan rapat Dewan Marga tanggal 17 Mei 1937 daerah kolonisasi ini diberikan kepada saudaranya yang menjadi koloni dengan melepaskannya dari hubungan marga. Dan pada Hari selasa tanggal 9 Juni 1937 nama desa Trimurjo diganti dengan nama Metro. Tanggal 9 Juni inilah yang menjadi dasar penetapan Hari Jadi Kota Metro, sebagaimana yang telah dituangkan dalam perda Nomor 11 Tahun 2002 tentang Hari Jadi Kota Metro.
 
== Pemerintahan ==
Kota Metro dipimpin oleh seorang Walikota. Dikarenakan keadaan dan status wilayah yang ada di Kota Metro. Saat ini, jabatan wali kota Metro dijabat oleh Achmad Pairin dengan jabatan wakil wali kota dijabat oleh Djohan Pahlawan.
 
=== Sebelum 1986 ===
 
Sebelum menjadi kota administratif pada tahun 1986, Metro berstatus kecamatan yakni kecamatan Metro Raya dengan 6 (enam) kelurahan dan 11 (sebelas) desa.
 
Adapun 6 kelurahan itu adalah:
 
# Kelurahan Metro
# Kelurahan Mulyojati
Baris 122 ⟶ 200:
 
Sedangkan 11 desa tersebut adalah:
 
# Desa Karangrejo
# Desa Banjar Sari
Baris 135 ⟶ 212:
# Desa Purbosembodo
 
=== 1986Masa sampai1986 dengan- 2000 ===
 
Atas dasar Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 1986 tanggal 14 Agustus 1986 dibentuk '''Kota Administratif Metro''' yang terdiri dari Kecamatan Metro Raya dan Bantul vang diresmikan pada tanggal 9 September 1987 oleh Menteri Dalam Negeri.
 
Baris 150 ⟶ 226:
 
Kecamatan Metro Raya, membawahi:
 
# Kelurahan Metro
# Kelurahan Ganjar Agung
Baris 160 ⟶ 235:
 
Kecamatan Bantul, membawahi:
 
# Kelurahan Mulyojati
# Kelurahan Tejosari
Baris 167 ⟶ 241:
# Desa Sumbersari
 
=== Masa 2000 sampai sekarang ===
[[Berkas:PetaCamatMetro.jpg|jmpl|323x323px|Peta Administrasi Kota Metro]]
 
Kota Metro terbagi atas 5 kecamatan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 25 Tahun 2000 tentang Pemekaran Kelurahan dan Kecamatan di Kota Metro, wilayah administrasi pemerintahan Kota Metro dimekarkan menjadi 5 kecamatan yang meliputi 22 kelurahan.
 
# [[Metro Barat, Metro|Metro Barat]]: 11,28&nbsp;km²
# [[Metro Pusat, Metro|Metro Pusat]]: 11,71&nbsp;km²
Baris 176 ⟶ 249:
# [[Metro Timur, Metro|Metro Timur]]: 11,78&nbsp;km²
# [[Metro Utara, Metro|Metro Utara]]: 19,64&nbsp;km²
 
[[Berkas:PetaCamatMetro.jpg|jmpl|323x323px|Peta Administrasi Kota Metro]]
[[Metro Pusat, Metro|Kecamatan Metro Pusat]]
* Kelurahan Metro
Baris 209 ⟶ 282:
* Kelurahan Rejomulyo
 
=== Perluasan wilayahWilayah ===
Dengan alasan historis, kota Metro menegaskan dukungan sepenuhnya atas ekspansi hingga ke Kecamatan [[Punggur, Lampung Tengah|Punggur (Lampung Tengah)]], [[Pekalongan, Lampung Timur|Pekalongan (Lampung Timur)]], [[Trimurjo, Lampung Tengah|Trimurjo (Lampung Tengah)]] , dan [[Metro Kibang, Lampung Timur|Metrokibang (Lampung Timur)]].<ref>http://www.radarlampung.co.id/read/lampung-raya/lamteng-metro/49441-ekspansi-metro-mencuat-lagi-</ref> Namun kurang berjalan sesuai rencana. Bupati [[Lampung Tengah]] sebenarnya mengizinkannya kalau diizinkan oleh pemerintah pusat. <ref>http://www.radarlampung.co.id/read/lampung-raya/lamteng-metro/49726--ambil-saja-kalau-bisa-</ref>
 
== Pemerintahan ==
=== Wali Kota & Wakil Wali Kota ===
Kota Metro dipimpin oleh seorang Walikota. Dikarenakan keadaan dan status wilayah yang ada di Kota Metro. Saat ini, jabatan wali kota Metro dijabat oleh Achmad Pairin dengan jabatan wakil wali kota dijabat oleh Djohan Pahlawan.
{{Walikota Metro}}
 
=== PerwakilanDaftar Wali Kota ===
{{utama|Daftar Wali Kota Metro}}
{{:Daftar Wali Kota Metro}}
 
=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Metro}}
Pada Pemilu Legislatif 2014, DPRD Kota Metro adalah sebanyak 25 orang dan tersusun dari perwakilan 8 partai.<ref>http://dprd.metrokota.go.id/?page=konten&&no=6</ref>
 
=== Perangkat Pemerintahan ===
Kota Metro dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1999 yang peresmiannya dilakukan di Jakarta pada tanggal 27 April 1999. Struktur Organisasi Pemerintah Kota Metro pada mulanya dibentuk melalui Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2001 yang terdiri dari 9 Dinas Otonom Daerah, yaitu: 10 Bagian Sekretariat Daerah, 4 Badan dan 2 Kantor. Dalam perkembangan berikutnya, dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003, Pemerintah Daerah Kota Metro melakukan penataan organisasi Perangkat Daerah sebagaimana diatur dalam Perda Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah.
 
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Metro adalah sebagai berikut:
 
# Sekretariat Daerah, terdiri dari:
## Asisten I/Pemerintahan, meliputi Bagian Pemerintahan, Bagian Hukum, Bagian Humas dan Protokol.
Baris 256 ⟶ 333:
## Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
 
=== Layanan publikKecamatan ===
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Metro}}
 
== Pelayanan Publik ==
=== Rumah sakit, puskesmas, dan klinik ===
* RSUD Ahmad Yani Metro
Baris 338 ⟶ 417:
Selain taman diatas, terdapat pula Taman Dinas Pertanian dan Perikanan, Ganjar Agung tepatnya didepan Hotel Indah Permai, Ganjar Agung namun kondisinya kini sangat tidak terawat.[[Berkas:CharlyVHTMetro.jpg|jmpl|303x303px|Charly VHT Family Karaoke di Kota Metro]]
 
=== Pariwisata dan hiburan ===
=== Objek Wisata ===
* Waterpark and Waterboom Palem Indah
* Taman Metro Indonesia Indah (TMII)
Baris 351 ⟶ 431:
* Goa Prasejarah Macan Putih, 24 Stadion Tejosari, Metro Timur
* Wisata Alam Sawah Bertingkat, 26 Metro Selatan
 
Sayangnya, situs warisan kolonial belanda yang dimiliki Kota Metro yaitu Masjid Taqwa, Kota Metro kini telah hilang dan digantikan dengan arsitektur yang lebih modern dan mewah.
 
Baris 369 ⟶ 448:
[[Berkas:KeripikPisangMetro.PNG|jmpl|Keripik Pisang Khas Metro, Lampung]]
 
=== Makanan khasKuliner ===
* Keripik pisang
Keripik pisang merupakan oleh-oleh khas Lampung yang dijual di Yosodadi, Distrik 21 Metro Timur, Supermarket lokal, serta deretan Toko oleh-oleh di Distrik 21. Perbedaan dari keripik pisang khas lampung lainnya dengan Kota Metro yaitu jenis keripik yang sekali makan (Bit size) dan berpori (berlubang lubang) seperti waffle dengan rasa yang bermacam-macam, contohnya yang paling populer yaitu keripik pisang rasa coklat, original, keju, susu, melon, moka, dan lain-lain dengan berbagai merk dan kemasan.
Baris 402 ⟶ 481:
* Koramil Iringmulyo Metro Timur
 
== KependudukanDemografi ==
Berdasarkan sensus BPS, kota ini memiliki populasi penduduk sebanyak 160,729 jiwa (sensus 2016),<ref name="penduduk" /> dengan luas wilayah sekitar 68,74 km2.
 
== Demografi ==
=== Agama ===
Islam adalah agama mayoritas yang dianut masyarakat Kota Metro. Selain itu ada juga yang beragama Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, dan Konghucu.
Baris 418 ⟶ 496:
Mata pencaharian penduduk Kota Metro pada tahun 2005 bergerak pada sektor pemerintahan (28,56%), sektor perdagangan (28,18), sektor pertanian (23,97%), transportasi dan komunikasi (9,84%) serta konstruksi (5,63%). Metro tidak hanya menjadi tempat mencari nafkah penduduknya. Penduduk kabupaten yang berbatasan langsung dengan wilayah ini, seperti [[Kabupaten Lampung Tengah|Lampung Tengah]] dan [[Lampung Timur]] yang mencari nafkah dengan berdagang dan menjual jasa. Karena itu, di pagi, siang dan sore hari penduduk Metro lebih padat dibanding jumlah penduduk resminya.
 
== PerekonomianEkonomi ==
=== Daftar pusat perbelanjaan di Kota Metro ===
* Pasar Modern Metro
Baris 456 ⟶ 534:
 
Berikut daftar trayek angkutan kota di Metro:
 
{| class="prettytable"
|-
Baris 672 ⟶ 749:
* Radio SSB FM
* Radio Duta Paramita
 
== Kondisi alam ==
 
=== Batas wilayah ===
Kota Metro memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
 
{{Batas_USBT
|utara= [[Punggur, Lampung Tengah|Punggur]] dan [[Pekalongan, Lampung Timur|Pekalongan]]
|selatan=[[Metro Kibang, Lampung Timur|Metro Kibang]]
|barat=[[Trimurjo, Lampung Tengah|Trimurjo]]
|timur=[[Pekalongan, Lampung Timur|Pekalongan]] dan [[Batanghari, Lampung Timur|Batanghari]]
}}
 
=== Kondisi tanah ===
Berdasarkan karakteristik topografinya, Kota Metro merupakan wilayah yang relatif datar dengan kemiringan <6°, tekstur tanah lempung dan liat berdebu, berstruktur granular serta jenis tanah podzolik merah kuning dan sedikit berpasir. Sedangkan secara geologis, wilayah Kota Metro di dominasi oleh batuan endapan gunung berapi jenis Qw.
 
=== Iklim ===
 
{{climate chart|Metro
|22.4|29.9|349
|22.4|30.6|300
|22.6|31.2|288
|22.5|31.7|196
|22.3|31.6|142
|21.8|31.3|126
|21.7|31.1|91
|21.6|31.2|91
|22.0|31.4|96
|22.2|31.9|119
|22.6|31.7|189
|22.5|30.8|304
|float=right
|clear=none
|source= Climate-Data.org <ref>[http://id.climate-data.org/location/570884/]</ref>
}}
 
Wilayah Kota Metro yang berada di Selatan Garis Khatulistiwa pada umumnya beriklim humid tropis dengan kecepatan angin rata-rata 70&nbsp;km/hari. Ketinggian wilayah berkisar antara 25–60 m dari permukaan laut (dpl), suhu udara antara 26&nbsp;°C 34&nbsp;°C, kelembaban udara 80%-91% dan rata-rata curah hujan per tahun 2.264 sampai dengan 2.868&nbsp;mm.
 
{{Weather box
|width=auto
|location = Metro
|metric first = Yes
|single line = yes
|Jan high C = 29.9
|Feb high C = 30.6
|Mar high C = 31.2
|Apr high C = 31.7
|May high C = 31.6
|Jun high C = 31.3
|Jul high C = 31.1
|Aug high C = 31.2
|Sep high C = 31.4
|Oct high C = 31.9
|Nov high C = 31.7
|Dec high C = 30.8
|year high C = 31.2
|Jan low C = 22.4
|Feb low C = 22.4
|Mar low C = 22.6
|Apr low C = 22.5
|May low C = 22.3
|Jun low C = 21.8
|Jul low C = 21.7
|Aug low C = 21.6
|Sep low C = 22.0
|Oct low C = 22.2
|Nov low C = 22.6
|Dec low C = 22.5
|year low C = 22.2
|Jan precipitation mm = 349
|Feb precipitation mm = 300
|Mar precipitation mm = 288
|Apr precipitation mm = 196
|May precipitation mm = 142
|Jun precipitation mm = 126
|Jul precipitation mm = 91
|Aug precipitation mm = 91
|Sep precipitation mm = 96
|Oct precipitation mm = 119
|Nov precipitation mm = 189
|Dec precipitation mm = 304
|year precipitation mm = 2291
|source 1 = Climate-Data.org <ref>http://id.climate-data.org/location/570884/</ref>
|date=November 2015
}}
 
=== Penggunaan lahan ===
Pola penggunaan lahan di Kota Metro secara garis besar dikelompokan ke dalam dua jenis penggunaan, yaitu l'''ahan terbangun (''build up area'')''' dan '''tidak terbangun'''. Lahan terbangun terdiri dari kawasan pemukiman, fasilitas umum, fasilitas sosial, fasilitas perdagangan dan jasa, sedangkan lahan tidak terbangun terdiri dari persawahan, perladangan, dan penggunaan lain-lain.
 
Kawasan tidak terbangun di Kota Metro didominasi oleh persawahan dengan sistem irigasi teknis yang mencapai 2.982,15 hektar atau 43,38% dari luas total wilayah. Selebihnya adalah lahan kering pekarangan sebesar 1.198,68 hektar, tegalan 94,49 hektar, dan sawah non irigasi sebesar 41,50 hektar.
 
== Referensi ==