Sejarah Haji: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Diah Azzahra (bicara | kontrib)
Myusuffin (bicara | kontrib)
k beberapa yang dirasa tidak pantas untuk digunakan dalam artikel, seperti pemujaan kakbah yang padahal merupakan pusat kiblat
Baris 1:
[[Berkas:Kaaba_2.JPG|jmpl|[[Kakbah]] di [[Masjidil Haram]], [[Mekkah]], menjadi tujuan utama umat [[Muslim]] yang akan menunaikan ibadah [[Haji]]]]
 
'''Sejarah Haji''' mencakup periode yang dimulai sejak [[Ibrahim|zaman nabi Ibrahim]] melalui dibentuknya ritus haji Islam oleh [[Nabi|nabi Islam]] [[Muhammad]], hingga haji saat ini ketika jutaan [[Muslim|umat Islam]] melakukan [[ziarah]] mereka setiap tahunnya. Dalam tradisi [[Islam]], ziarah diperkenalkan di masa nabi Abraham ([[Ibrahim]]). Atas perintah [[Allah]], dia membangun [[Kakbah]] yang menjadi tujuan ziarah. Bagi [[Bangsa Arab|orang-orang Arab]] [[pagan]] di [[Arabia pra-Islam]], Kakbah masih menjadimerupakan pusat pemujaankiblat mereka. Pola haji Islam saat ini didirikan oleh Muhammad, sekitar tahun [[632]] M, yang melakukan reformasi terhadap ziarah pra-Islam orang-orang Arab pagan. Selama [[abad pertengahan]], peziarah akan berkumpul di kota-kota besar seperti [[Basra]], [[Damaskus]], dan [[Kairo]] untuk pergi ke [[Mekkah]] dalam kelompok danmaupun karavan yang terdiri dari puluhan ribu peziarah.
 
Dalam sejarah haji yang cukup panjang, suku-suku nomaden [[padang pasir]] - yang dikenal sebagai [[Badui]] - telah menjadi isu keamanan yang agak ketat untuk kafilah haji. Sekali lagi, sepanjang sejarah, perjalanan ziarah ke Mekkah telah menawari para peziarah dan juga para pedagang profesional kesempatan untuk melakukan berbagai aktivitas perdagangan baik dalam perjalanan maupun di Mekkah, Damaskus, dan Kairo.
Baris 7:
== Asal ==
{{Ibrahim}}
Atas perintah [[Allah|Tuhan]], [[Ibrahim]] meninggalkan istrinya Hagar (Hajar) dan anaknya Ismael ([[Isma'il]]) sendirian di [[padang pasir]] kuno [[Mekkah]] dengan sedikit makanan dan [[air]] yang segera berakhir. Mekkah kemudian menjadi tempat yang tidak berpenghuni.<ref>{{cite book |author=[[Ibn Kathir]] |title=[[#Stories of the Prophets (Ibn Kathir)|Stories of the Prophets: From Adam to Muhammad]] |url= |year=2001 |publisher= Dar Al-Manarah. English Translation by Sayed Gad et all |location=Mansura |isbn=977-6005-17-9 |page=78}}</ref> Untuk mencari air, Hajar dengan putus asa berlari tujuh kali di antara dua bukit [[Shofa dan Marwah]] tapi tidak menemukan satu pun. Kembali dalam keputusasaan ke di Ismael, dia melihat ada seorang bayi itusedang menggaruk tanah dengan kakinya danlalu keluar air mancur di bawahnya.<ref name=Peters-4>Peters (1994), pp. 4–7</ref><ref name=Haykal-29>Haykal (2008), pp. 29–30</ref> Karena adanya air, suku-suku mulai menetap di Mekkah, [[Bani Jurhum|Jurhum]] menjadi suku pertama yang datang. Ketika dewasa, Ismail menikah di suku dan mulai tinggal bersama mereka.<ref name="Haykal-29"/> [[Quran]] menyatakan bahwa Ibrahim, bersama dengan anaknya Ismail, membangun fondasi sebuah rumah yang diidentifikasi oleh kebanyakan komentator sebagai [[Kakbah]]. Setelah menempatkan [[Hajar Aswad|Batu Hitam]] di sudut timur Kakbah, Ibrahim menerima sebuah wahyu dimana Allah mengatakan ke di nabi berusia lanjut bahwa dia sekarang harus pergi dan mengumumkan [[ziarah]] ke umat manusia.<ref name="Peters-4"/> Quran mengacu di kejadian ini dalam {{cite quran|2|124-127|s=ns|b=n}} dan {{cite quran|22|27-30|s=ns|b=n}}. Ulama Islam Shibli Nomani menyebutkan bahwa rumah yang di bangun oleh [[Ibrahim]] tingginya 27 kaki, panjang 96 kaki, dan lebar 66 kaki.<ref name="Shibli-1">[[#S|Shibli Nomani]]. ''[[Sirah|Sirat-un-Nabi]]''. vol 1, [[Lahore]]</ref>
 
== Arab pra-Islam ==