Kabupaten Simeulue: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Armidin (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7:
}}
 
Berada kurang lebih 150 km dari lepas pantai barat [[Aceh]], [[Kabupaten]] Simeulue berdiri tegar di tengah [[Samudra Hindia]]. Kabupaten Simeulue merupakan pemekaran dari Kabupaten [[Aceh Barat]] sejak tahun [[20001999]], dengan harapan pembangunan semakin ditingkatkan di kawasan ini.
 
Karena posisi geografisnya yang terisolasi, hiruk-pikuk konflik di Aceh daratan tidak pernah berimbas di kawasan ini, bahkan tidak ada pergerakan [[Gerakan Aceh Merdeka|GAM]] di kawasan kepulauan ini.
 
Kabupaten ini terkenal dengan hasil [[cengkeh]]nya. Penduduk kawasan ini juga berprofil seperti orang [[Suku Bugis|BugisCina]], dengan kulit kuning dan sipit sepertidan layaknyamempunyai orangbahasa yang berbeda dengan [[TionghoaAceh]] dandaratan. mempunyaiTerdapat 3 bahasa utama yang berbedadominan dengandalam Acehpergaulan daratansehari-hari yakni bahasa Ulau, bahasa Sibigo dan bahasa Aneuk Jamee. HampirBahasa seluruhUlau (pulau) umumnya digunakan oleh penduduk kepulauanyang iniberdomisili beragamadi Kecamatan Simeulue Timur, Teupah Selatan, Teupah Barat, Simeulue Tengah dan Teluk Dalam; bahasa Sibigo umumnya digunakan penduduk di Kecamatan Simeulue Barat, Alafan dan Salang; sedangkan bahasa pergaulan Aneuk Jamee (tamu) digunakan oleh para penduduk yang berdiam disekitar kota Sinabang dan sekitarnya yang umumnya perantau niaga dari [[Minang]] dan [[IslamMandailing]].
 
Ibukota Kabupaten Simeulue [[Sinabang], kalau diucapkan dengan logat daerah adalah "Sinafang" yang artinya "senapan" atau senjata api, dimana dulunya Sinabang menjadi markas serdadu [[kompeni]] Belanda berdomisili. Juga "Sibigo" ibukota kecamatan Simeulue Barat berasal dari kata/kalimat "CV & Co" karena masa-masa penjajahan dulu, Sibigo adalah lokasi "maskapai" pengolahan kayu [[Rasak]] - sejenis kayu sangat keras setara dengan [[Jati]] - yang dikirim ke Belanda via laut.
 
Hampir seluruh penduduk kepulauan ini beragama [[Islam]]. Masyarakat Simeulue mempunyai adat dan budaya tersendiri berbeda dengan saudara-saudaranya didaratan Aceh, salah satunya adalah seni ber-"Nandong", suatu seni nyanyi bertutur diiringi gendang tetabuhan dan biola yang ditampilkan semalam suntuk pada acara-acara tertentu dan istimewa. Terdapat pula seni yang sangat digemari sebahagian besar masyarakat, seni Debus, yaitu suatu seni bela diri kedigjayaan kekebalan tubuh terutama dari tusukan bacokan pedang, rencong, rantai besi membara, bambu/buluh serta benda-benda tajam lainnya, dan dari seni ini pulalah para pendekar Simeulue acap diundang ke manca negara.
 
Salah satu andalan Kabupaten Simeulue yang menjadi ciri khas adalah [[kerbau]] Simeulue yang meski ukurannya kecil, namun rasa dagingnya lebih manis daripada kerbau di daratan. Kerbau ini banyak dijual keluar Pulau Simeulue dan, karena kualitasnya prima, harganya pun menjadi tinggi.
 
Kabupaten Simeulue beribukota di [[Sinabang]].Disamping itu dalam satu dasa warsadasawarsa terakhir hasil pulau simeulueSimeulue yang sangat terkenal adalah udang lobsterLobster (Udangudang Lautlaut) nya yang cukup besar ukuranukurannya dan telah diekspor ke luar daerah seperti Medan, Jakarta dan bahkan ke Luarluar negeri Singapura/malaysia & Malaysia. Hasil perkebunan rakyat lainnya adalah kopra yang berasal dari pohon kelapa yang tumbuh subur disepanjang pantai pulau Simeulue. Sedangkan hasil hutan yang menjadi sumber utama pabrik meubel di [[Cirebon]]- Jawa Barat adalah rotan. Diharapkan pula dalam tahun 2008 hasil perkebunan [[kelapa sawit]] murni milik rakyat dan swakelola pemerintah daerah Kabupaten Simeulue akan membuahkan hasil yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Simeulue.
 
== Gempa bumi ==
[[Berkas:Earthquake 20041226 epicentre.gif|thumb|left|210px|Pusat [[gempa bumi Samudra Hindia 2004]] yang terletak di utara Simeulue]]
Simeulue dekat dengan pusat [[gempa bumi Samudra Hindia 2004]], namun jumlah korban jiwa relatif minim, terutama karena masyarakat setempat sudah kenal dengan peristiwa [[gempa bumi]] dan [[tsunami]] atau mereka kenal dengan nama <u>SMONG,</u>, di wilayah yang rawan gempa ini sehingga mengetahui pentingnya untuk segera meninggalkan pesisir pantai setelah gempa berlangsung.
{{clr}}