Kabupaten Simeulue: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{dati2|nama=Kabupaten Simeulue|propinsi=[[Aceh|Nanggroe Aceh Darussalam]]|ibukota=[[Sinabang]]
|luas=2310 km²|penduduk=
|lambang= |peta=[[Berkas:Locator_kab_simeulue.png]]
|koordinat=-|dau=-|dasar hukum=UU RI No. 48 Tahun 1999|tanggal=4 Oktober 1999|kepadatan=-|kepala daerah=[[Bupati]]
Baris 11:
Karena posisi geografisnya yang terisolasi, hiruk-pikuk konflik di Aceh daratan tidak pernah berimbas di kawasan ini, bahkan tidak ada pergerakan [[Gerakan Aceh Merdeka|GAM]] di kawasan kepulauan ini.
Kabupaten ini terkenal dengan hasil [[cengkeh]]nya. Penduduk kawasan ini juga berprofil seperti orang [[Cina]], dengan kulit kuning dan sipit dan mempunyai bahasa yang berbeda dengan [[Aceh]] daratan. Terdapat 3 bahasa utama yang dominan dalam pergaulan sehari-hari yakni bahasa ''Ulau'', bahasa ''Sibigo'' dan bahasa
Ibukota Kabupaten Simeulue [[Sinabang]], kalau diucapkan dengan logat daerah adalah "Sinafang" yang artinya "senapan" atau senjata api, dimana dulunya Sinabang menjadi markas serdadu [[kompeni]] Belanda
Hampir seluruh penduduk kepulauan ini beragama [[Islam]]. Masyarakat Simeulue mempunyai adat dan budaya tersendiri berbeda dengan saudara-saudaranya didaratan Aceh, salah satunya adalah seni ber-"Nandong", suatu seni nyanyi bertutur diiringi gendang tetabuhan dan biola yang ditampilkan semalam suntuk pada acara-acara tertentu dan istimewa. Terdapat pula seni yang sangat digemari sebahagian besar masyarakat, seni Debus, yaitu suatu seni bela diri kedigjayaan kekebalan tubuh terutama dari tusukan bacokan pedang, rencong, rantai besi membara, bambu/buluh serta benda-benda tajam lainnya, dan dari seni ini pulalah para pendekar Simeulue acap diundang ke manca negara.
|