Keyakinan dalam Buddhisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 52:
Iman adalah konsekuensi dari kekekalan dan persepsi bijak dari penderitaan (''[[dukkha]]''). Refleksi pada penderitaan dan kekekalan menuntut para penganut ke rasa [[samvega|takut dan agitasi]] ({{lang-pi|saṃvega|italic=yes}}), yang memotivasi mereka untuk mengambil perlindungan kepada Tiga Mestika dan menanam iman sebagai sebuah hasil.{{sfn|Trainor|1989|pages=185–6}} Iman kemudian menuntun pada beberapa kualitas mental penting lainnya pada wadah menuju ''[[Nirwana]]'', seperti kebahagiaan, konsentrasi dan penglihatan.<ref>{{cite encyclopedia|last1=Harvey|first1=Peter|author-link=Peter Harvey|editor1-last=Emmanuel|editor1-first=Steven M.|encyclopedia=A companion to Buddhist philosophy|title=''Dukkha'', non-self, and the "Four Noble Truths"|date=2013|publisher=[[Wiley-Blackwell]]|location=Chichester, West Sussex|isbn=978-0-470-65877-2|url=http://www.ahandfulofleaves.org/documents/A%20Companion%20to%20Buddhist%20Philosophy_Emmanuel.pdf|archive-url=https://www.webcitation.org/6vADr7eR4?url=http://www.ahandfulofleaves.org/documents/A%20Companion%20to%20Buddhist%20Philosophy_Emmanuel.pdf|archive-date=22 November 2017|dead-url=no|pages=31, 49|df=}}</ref> Namun, iman itu sendiri tak pernah dianggap cukup untuk mencapai ''Nirwana''.{{sfn|Thomas|1953|p=258}}{{sfn|Jayatilleke|1963|p=384}}
[[File:Terenuri cultivate în lângă Orheiul Vechi.JPG|alt=Green plains.|thumb|[[sangha|Saṅgha]] dideskripsikan sebagai "[[ladang kasih\\", karena umat Buddha memberikan persembahan kepada mereka sebagai pembuahan karma tertentu.{{sfn|Harvey|2013|p=246}}]]
Kaum awam Buddha saleh laki-laki dan perempuan masing-masing disebut ''[[upasaka dan Upasika|upāsaka atau upāsika]]''. Untuk menjadi kaum awal, tak ada ritual formal yang diwajibkan.<ref>{{cite encyclopedia|last1=Tremblay|first1=Xavier|editor1-last=Heirman|editor1-first=Ann|editor2-last=Bumbacher|editor2-first=Stephan Peter|encyclopedia=The spread of Buddhism|title=The spread of Buddhism in Serindia|date=2007|publisher=[[Brill Publishers]]|archive-url=https://www.webcitation.org/6vADtlDZJ?url=http://www.ahandfulofleaves.org/documents/The%20Spread%20of%20Buddhism_HDO_Vol.16_2007.pdf|archive-date=22 November 2017|dead-url=no|location=Leiden|isbn=9789004158306|edition=online|url=http://www.ahandfulofleaves.org/documents/The%20Spread%20of%20Buddhism_HDO_Vol.16_2007.pdf|page=87|df=}}</ref>{{sfn|Lamotte|1988|p=247}} Beberapa pasal [[Kitab Pāli]], serta para ahli tafsir pada masa berikutnya seperti [[Buddhaghosa]], menyatakan bahwa kaum awam Buddha dapat pergi ke surga hanya dengan memperkuat iman mereka dalam dan kecintaan untuk Buddha, sehingga dalam pasal lainnya, iman didaftarkan bersama dengan nilai-nilai lainnya, seperti moralitas, sebagai kaulitas yang memandu penganut menuju surga.{{sfn|De Silva|2002|p=215}}{{sfn|Thomas|1953|pp=56, 117}} Selain itu, iman adalah bagian penting dari gagasan kaum awam Buddha, karena mereka dideskripsikan sebagai sikap memandang saṅgha, menyimak ajaran mereka, dan yang terpenting, memberi amal untuk saṅgha. ''Saddhā'' dalam kehidupan awam sangat berhubungan dengan [[dana (Buddha)|''dāna'' (generositas)]]: hadiah kesalehan adalah hadiah paling berpengaruh dalam hal spiritual.{{sfn|Findly|2003|pp=200, 202}}
== Lihat pula ==
|