Eva Arnaz: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 18:
Eva yang lahir dari keluarga pedagang Bukittinggi telah menyukai mode sejak kecil. Hal itu pula yang mendorongnya ikut pemilihan None Jakarta di tahun 1976. Eva berhasil meraih juara dua. Setahun kemudian Eva berhasil terpilih sebagai Ratu Jakarta. Prestasi itu pula yang mengantarnya menjadi bintang film.
 
Debut filmya adalah ''Duo Kribo'' (1978) arahan Eduart Pesta Sirait dan Eva berpasangan dengan [[Achmad Albar]]. Nama Eva melejit berkat film ''Intan Perawan Kubu'' karena keberaniannya bertelanjang dada. Dari situlah Eva mendapat julukan bintang ''bom seks''. Film-film Eva berikutnya sebagian besar merupakan film yang penuh adegan seks atau adegan kekerasan, seperti ''Serbuan Halilintar'', ''Membakar Matahari'', ''Lima Cewek Jagoan'', ''Gadis Bionik'', ''Perempuan Bergairah'', ''Kupu-Kupu Beracun'', ''Warok Singo Kobra'', ''Cewek Jagoan Beraksi Kembali'', ''Midah Perawan Buronan'', ''Jaka Sembung'', ''Jaka Sembung dan Bergola Ijo'', ''Buah Terlarang'', ''Terjebak Dalam Dosa'', ''Montir-Montir Cantik'', ''Gadis di Atas Roda'', ''Pasukan Berani Mati'', dan sebagainya.
 
Sayangnya karena sosok Eva yang terlalu lekat dengan peran-peran seks dan laga, banyak yang lupa bahwa Eva juga pernah membintangi film-film romantis. Antara lain, ''Sakura Dalam Pelukan'' berpasangan dengan pebulutangkis [[Liem Swie King]] dan ''Lembah Duka'' (sebagai mama-san), film penguras air mata yang mendapat pujian waktu itu.
 
Selain itu Eva juga main di film komedi bersama [[Warkop]] sampai lebih dari lima judul, antara lain ''Tahu Diri Dong'', ''Pokoknya Beres'', ''Sabar Dulu Dong'', ''Lupa Aturan Main'', ''Sabar Dulu Dong'', ''Maju Kena Mundur Kena'', ''Depan Bisa Belakang Bisa'', ''Pintar Pintar Bodoh'' dan lain-lain''Atas Boleh Bawah Boleh''. Untuk komedi non-Warkop ia juga sempat terlibat dalam film garapan [[Nya Abbas Acup]], ''Cintaku di Rumah Susun'', film yang masuk unggulan FFI waktu itu, juga film ''Barang Titipan'' dan ''Antri Dong''. Film inilah yang membantah anggapan orang bahwa kelebihan Eva di film hanya karena keberaniannya dalam peran buka-bukaan.
 
Saat dunia perfilman meredup, Eva pun beralih ke sinetron berjudul ''Rossana'' (1996). Aktingnya di sinetron ini menjadi kiprah terakhir Eva dalam dunia seni peran. Konon Eva menolak bermain dalam sinetron baru yang ditawarkan Raam Punjabi, karena bersama [[Dedi Omar Hamdun]] (suami keempatnya) pergi ke Australia untuk mengusahakan memperoleh anak lewat sistem bayi tabung. Maklum dari ketiga pernikahan sebelumnya, pertama dengan Dana Saelan, putra dari [[Kiky Saelan]] (tokoh sepakbola tanah air), kedua dengan [[Barry Prima]], dan ketiga dengan [[Adi Bing Slamet]], tidak dikaruniai seorang anak pun. Sayang usaha ini belum sempat berhasil karena raibnya Hamdun, sejak tanggal 29 Mei 1998, tak lama setelah Pemilu.<ref>[http://www.disctarra.com/tarra/news_info.asp?news_id=1170 EVA ARNAZ, Setelah Ganti Nama Mendapat Calon Suami ke-5], diakses 11 Desember 2007</ref>