Silo, Kanaan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 48:
[[Berkas:Figures The erection of the Tabernacle and the Sacred vessels.jpg|jmpl|350px|ka|Pendirian Kemah Pertemuan dan perabot kudus, seperti di {{Alkitab|Keluaran 40:17–19}}; dari ''Figures de la Bible'' tahun 1728.]]
 
Pada satu waktu ketika masih di Silo, kemah yang dapat dipindah-pindah itu tampaknya ditutupi dalam satu kompleks atau digantikan dengan bangunan yang mempunyai "pintu" ({{Alkitab|1 Samuel 3:15}}) yang kemudian menjadi dasar Bait Suci di Yerusalem. Silo menjadi pusat ibadah Israel, di mana umat berkumpul pada hari-hari raya sebagaimana diwajibkan dalam Kitab [[Taurat]].<ref name="Hak21_19">[[Hakim-hakim 21:19]]</ref> Di sinilah Yosua membagi milik pusaka sejumlah suku-suku Israel termasuk kota-kota orang Lewi dengan undian.<ref>[[Yosua 18]][[Yosua 21|-21]].</ref> Hal ini menunjukkan bahwa Allah yang menetapkan pembagian tanah itu untuk tiap suku.
Bangsa Israel juga membuat rencana peperangan di Silo.<ref>[[Yosua 22:12]]</ref>
 
Pada zaman [[Hakim Israel kuno|Hakim-hakim]], ibadah di Silo mendapat saingan tempat ibadah di [[Dan (Israel)|Dan]] di Utara, berisi patung-[[patung sembahan Mikha]], yang dirampas oleh [[suku Dan]].<ref>[[Hakim-hakim 18:31]]</ref> Perayaan di Silo juga menjadi ajang bagi dua ratus laki-laki [[suku Benyamin]] untuk mendapatkan istri di antara para gadis perawan suku-suku lain<ref name="Hak21_19"/> setelah suku Benyamin hampir punah akibat [[Pertempuran Gibea]].<ref>[[Hakim-hakim 20]][[Hakim-hakim 21|-21]]</ref>
 
Beberapa abad kemudian, [[Samuel]] dibesarkan di sana oleh imam [[Eli (imam)|Eli]].<ref>[[1 Samuel 1:24]]</ref> Samuel mendapat wahyu Allah ketika masih muda ([[1 Samuel 3]]) dan terus melayani di Kemah Pertemuan, meskipun bukan sebagai imam, karena ia bukan keturunan [[Harun bin Amram|Harun]].
 
Ketika Israel berperang dengan orang Filistin dan terdesak, mereka membawa [[Tabut Perjanjian]] ke luar dari Kemah Pertemuan di Silo ke medan pertempuran, tetapi orang Filistin mengalahkan mereka di [[Afek]], membunuh kedua putra imam Eli dan merampas Tabut Perjanjian itu serta membawanya ke wilayah Filistin. Saat mendengar kabar itu dari salah seorang pembawa berita, imam Eli jatuh dan meninggal. Rupanya satu pasukan Filistin terus maju menyerang Silo dan menghancurkan tempat kudus itu.<ref>{{Alkitab|1 Samuel 4:4–5}}, {{Alkitab|Mazmur 78:60-72}} dan {{Alkitab|Yeremia 7:4,12,14; 26:6,9}}</ref> Namun tampaknya Kemah Pertemuan sudah dipindahkan sebelum kedatangan orang Filistin, dan dibawa ke [[Gibeon]] sampai pada zaman raja [[Daud]]. Tabut Perjanjian tidak lama kemudian dikembalikan oleh orang Filistin ke Israel, tetapi disimpan di [[Kiryat-Yearim]] sampai Daud membawanya kembali ke Yerusalem. Tabut itu tidak pernah lagi kembali ke Silo.
 
Ketika [[Salomo]] meninggal, sepuluh suku memisahkan diri dan mendirikan ibadah sendiri ({{Alkitab|1 Raja-raja 12:31}}, {{Alkitab|2 Raja-raja 17:29–32}}, dan {{Alkitab|2 Tawarikh 13:9}}). Pada waktu itu, Silo tampaknya digunakan lagi sebagai tempat kudus. Merupakan rumah nabi [[Ahia]] (=''Ahiyah HaSyiloni''; "Ahia dari Silo"), yang menubuatkan perpecahan Kerajaan dan pemisahan sepuluh suku setelah matinya Salomo.<ref>{{Alkitab|1 Raja-raja 14:6–16}}</ref>