Kyrou Paideia: Perbedaan antara revisi

Dalam sastra purbakala klasik, ''Cyropaedia'' dianggap suatu karya agung dari seorang pengarang yang dihormati dan dipelajari secara luas.<ref name=Nadon4>{{harvtxt|Nadon|2001|p=4}}</ref> [[Polybius]], [[Cicero]], [[Tacitus]], [[DionysiusDionysios ofdari HalicarnassusHalikarnassos]], [[QuintilianQuintilianus]], [[:en:Aulus Gellius|Aulus Gellius]] dan [[:en:Longinus (literature)|Longinus]] "menempatkannya pada peringkat di antara filsuf dan sejarawan terbaik".<ref name=Nadon3>{{harvtxt|Nadon|2001|p=3}}</ref> Para penulis klasik percaya bahwa Xenophon menyusun karya ini sebagai respons terhadap ''[[:en:Republik (Plato's Republic)|RepublicRepublik]]'' karya [[Plato]], atau sebaliknya, dan karya Plato yang lain, ''[[:en:Laws (dialogue)|Laws]]'' nampaknya merujuk kepada ''Cyropaedia''.<ref>{{harvtxt|Diogenes Laertius|3.34}}</ref> Di antara para pemmimpin zaman klasik, [[:en:Scipio Aemilianus|Scipio Aemilianus]] dikatakan selalu membawa satu salinan bersamanya,<ref name="Cawkwell">{{citation| last=Cawkwell| first=George|<!-- authorlink=George Cawkwell -->| title=The Persian Expedition ''(introduction)''|publisher=Penguin Classics|year=1972}}</ref> dan merupakan bacaan favorit [[Aleksander Agung]] dan [[Julius Caesar]].<ref name=Nadon6>{{harvtxt|Nadon|2001|p=6}}</ref>

''Cyropaedia'' dibangkitkan kembali di [[Eropa Barat]] selama masa akhir [[Abad Pertengahan]] sebagai suatu makalah praktis mengenai kebajikan politik dan organisasi sosial.<ref name="Nadon">{{citation|last=Nadon|first=Christopher|title=Xenophon's Prince: Republic and Empire in the Cyropaedia|location=Berkeley|publisher=UC Press|year=2001|isbn=0-520-22404-3}}</ref> Karya ini memberi pengaruh penting pada genre akhir Abad Pertengahan dan [[Renaissance]] yang dikenal sebagai "[[:en:Mirrors for princes|''mirrors of princes'' ("cermin para pangeran")]]", yang berupaya memberikan contoh kelakuan untuk mendidik orang muda sebagai para pemimpin masa depan.<ref>{{harvtxt|Nadon|2001|p=13}}</ref><ref>{{Citation|title=Machiavelli's ''Prince'' and Its Forerunners|year=1938|publisher=Duke University Press|last=Gilbert|first=Allan}} p.12</ref> [[:en:Giovanni Pontano|Giovanni Pontano]], [[Bartolomeo Platina|Bartolomeo Sacchi]], [[:en:Leon Battista Alberti|Leon Battista Alberti]] dan [[:en:Baldassare Castiglione|Baldassare Castiglione]] semua memperlakukan Koresh sebagai suatu teladan kebajikan.<ref>{{harvtxt|Nadon|2001|pp=6–7}}</ref>

Karya ini terus dibaca dan dihormati luas dalam masa modern awal dan selama zaman [[:en:AgeAbad of Enlightenment|EnlightenmentPencerahan]]. Karya Machiavelli, ''The Prince'', yang menandai titik balik menuju pemikiran politik modern, menggunakan genre ''mirror'' sebagai contoh, terutama sangat dipengaruhi oleh ''Cyropaedia'', dan menampilkan suatu bacaan Xenophon lebih rumit, nampaknya kritis terhadap pendekatan idealistik mengenai permukaan penggambaran Xenophon, sementara bacaan Xenophon memberi orang lain pesan-pesan yang lebih penting mengenai penggunaan tipuan oleh Koresh, dan bahaya orang-orang seperti itu bagi republik.<ref>{{harvtxt|Nadon|2001|pp=13–25}}</ref><!-- Christopher Nadon describesmenggambarkan Machiavelli assebagai "pembaca Xenophon's best-knownyang andpaling mostterkenal devoteddan paling readerfanatik".<ref name="Nadon6"/> According toMenurut [[Leo Strauss]], Machiavelli refersmerujuk tokepada [[Xenophon]] morelebih thandari thekombinasi betterpenulis-penulis knownyang authorslebih terkenal seperti Plato, [[AristotleAristoteles]], anddan Cicero put together.<ref>{{Citation|title=Thoughts on Machiavelli|last=Strauss|first=Leo|publisher=University of Chicago Press|year=1958}} p.291</ref> {{Harvtxt|Gilbert|1938|p=236}} wrotemenulis: "TheKoresh Cyrus ofdalam Xenophon wasadalah aseorang heropahlawan tobagi manybanyak atokoh literarysastra manpada ofabad thekeenam sixteenth centurybelas, buttetapi forbagi Machiavelli heia benar-benar livedhidup".

<!--Among early modern writers after Machiavelli, [[Montaigne]], [[Montesquieu]], [[Rousseau]], [[Francis Bacon|Bacon]], [[Jonathan Swift]], [[Henry St John, 1st Viscount Bolingbroke|Bolingbroke]], [[Anthony Ashley-Cooper, 3rd Earl of Shaftesbury|Shaftesbury]], [[Edward Gibbon]], and [[Benjamin Franklin]] "all concurred with the classical view" of Xenophon's merits as a philosopher and historian. [[John Milton]] called his works divine, and the equal of Plato.<ref name=Nadon3/> [[Edmund Spenser]] in his preface to ''[[The Faerie Queene]]'' said that "Xenophon [is] preferred before Plato, for that the one, in the exquisite depth of his judgement, formed a Commune welth, such as it should be; but the other in the person of Cyrus, and the Persians, fashioned a government, such as might best be: So much more profitable and gratious is doctrine by example, then by rule." Among military leaders, [[Gustavus Adolphus]] and [[James Wolfe]] were influenced by this work.<ref name=Nadon6/> The English philosopher [[Sir Thomas Browne]] entitled his discourse [[The Garden of Cyrus]] (1658) during the Protectorate of Cromwell, describing Cyrus as ''the splendid and regular planter'' and as an ideal Ruler.