Kyrou Paideia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 47:
''Cyropaedia'' dibangkitkan kembali di [[Eropa Barat]] selama masa akhir [[Abad Pertengahan]] sebagai suatu makalah praktis mengenai kebajikan politik dan organisasi sosial.<ref name="Nadon">{{citation|last=Nadon|first=Christopher|title=Xenophon's Prince: Republic and Empire in the Cyropaedia|location=Berkeley|publisher=UC Press|year=2001|isbn=0-520-22404-3}}</ref> Karya ini memberi pengaruh penting pada genre akhir Abad Pertengahan dan [[Renaissance]] yang dikenal sebagai "[[:en:Mirrors for princes|''mirrors of princes'' ("cermin para pangeran")]]", yang berupaya memberikan contoh kelakuan untuk mendidik orang muda sebagai para pemimpin masa depan.<ref>{{harvtxt|Nadon|2001|p=13}}</ref><ref>{{Citation|title=Machiavelli's ''Prince'' and Its Forerunners|year=1938|publisher=Duke University Press|last=Gilbert|first=Allan}} p.12</ref> [[:en:Giovanni Pontano|Giovanni Pontano]], [[Bartolomeo Platina|Bartolomeo Sacchi]], [[:en:Leon Battista Alberti|Leon Battista Alberti]] dan [[:en:Baldassare Castiglione|Baldassare Castiglione]] semua memperlakukan Koresh sebagai suatu teladan kebajikan.<ref>{{harvtxt|Nadon|2001|pp=6–7}}</ref>
 
Karya ini terus dibaca dan dihormati luas dalam masa modern awal dan selama [[Abad Pencerahan]]. Karya [[Machiavelli]], ''[[The Prince]]'', yang menandai titik balik menuju pemikiran politik modern, menggunakan genre ''mirror'' sebagai contoh, terutama sangat dipengaruhi oleh ''Cyropaedia'', dan menampilkan suatu bacaan Xenophon lebih rumit, nampaknya kritis terhadap pendekatan idealistik mengenai permukaan penggambaran Xenophon, sementara bacaan Xenophon memberi orang lain pesan-pesan yang lebih penting mengenai penggunaan tipuan oleh Koresh, dan bahaya orang-orang seperti itu bagi republik.<ref>{{harvtxt|Nadon|2001|pp=13–25}}</ref> Christopher Nadon menggambarkan Machiavelli sebagai "pembaca Xenophon yang paling terkenal dan paling fanatik".<ref name="Nadon6"/> Menurut [[:en:Leo Strauss|Leo Strauss]], Machiavelli merujuk kepada [[Xenophon]] lebih dari kombinasi penulis-penulis yang lebih terkenal seperti Plato, [[Aristoteles]], dan Cicero.<ref>{{Citation|title=Thoughts on Machiavelli|last=Strauss|first=Leo|publisher=University of Chicago Press|year=1958}} p.291</ref> {{Harvtxt|Gilbert|1938|p=236}} menulis: "Koresh dalam Xenophon adalah seorang pahlawan bagi banyak tokoh sastra pada abad keenam belas, tetapi bagi Machiavelli ia benar-benar hidup".
 
Di antara para penulis modern setelah Machiavelli, [[Montaigne]], [[Montesquieu]], [[Rousseau]], [[Francis Bacon|Bacon]], [[Jonathan Swift]], [[:en:Henry St John, 1st Viscount Bolingbroke|Bolingbroke]], [[:en:Anthony Ashley-Cooper, 3rd Earl of Shaftesbury|Shaftesbury]], [[Edward Gibbon]], dan [[Benjamin Franklin]] "semua setuju dengan pandangan klasik" mengenai nilai pentingnya Xenophon sebagai filsuf dan sejarawan. [[John Milton]] menyebut karya-karyanya ilahi, dan setara dengan Plato.<ref name=Nadon3/> [[:en:Edmund Spenser|Edmund Spenser]] dalam pendahuluannya pada ''[[:en:The Faerie Queene|The Faerie Queene]]'' mengatakan bahwa "Xenophon lebih disukai daripada Plato, karena kedalaman pertimbangannya, membentuk suatu ''Commune welth'', sedemikian seharusnya; tetapi yang lain dalam pribadi Koresh, dan orang-orang Persia, memberi model suatu pemerintahan, sedemikian yang terbaik: Lebih banyak menguntungkan dan berguna adalah doktrin dengan teladan, kemudian dengan pemerintahan." Di antara para pemimipin milter, [[Gustavus Adolphus]] dan [[James Wolfe]] dipengaruhi oleh karya ini.<ref name=Nadon6/> Filsuf Inggris, [[:en:Sir Thomas Browne|Sir Thomas Browne]] memberi judul makalahnya, [[:en:The Garden of Cyrus|The Garden of Cyrus]] (1658) selama masa Protektorat Cromwell, menggambarkan Koresh (''Cyrus'') sebagai ''penanam yang ahli dan teratur'' dan sebagai Pemimpin ideal.