Sawi hijau: Perbedaan antara revisi

{{Infobox Cultivar

| name = Sawi hijau (caisim)

'''Sawi hijau''' adalah salah satu sayuran daun populer di Indonesia. Nama lainnya adalah '''sawi bakso''' (karena menjadi sayuran daun pendamping dalam penyajian [[bakso]]) atau '''[[caisim]]'''/caisin (dari nama [[bahasa Kanton]] 菜心, ''choy sum'', yang harafiah berarti "hatinya sayur"). Jenis sawi lain yang juga kadang-kadang disebut sawi hijau adalah [[pakcoy]]/petsai atau sawi sendok.

 

 

[[Terna]] berukuran sedang, daun duduk pada batang yang pendek sehingga membentuk [[roset]], terutama ketika belum berbunga, tangkai daun panjang, cenderung gilig (silindris) meskipun pada sisi atas (ventral) dapat cekung ke dalam, helai daun lebar, warna hijau cerah, berbentuk bundar telur (elips/oval). Ketika memasuki tahap reproduksi, batang akan tumbuh memanjang dan daun semakin ke atas semakin mengecil dan diakhiri dengan infloresens bunga.

Sebagai sesama sayuran daun, sawi hijau kadang dikacaukan dengan sawi sendok maupun kailan. Sawi hijau berbeda dari [[sawi sendok]] (pakcoy) yang berukuran lebih kecil dan tangkai daun melebar (tidak gilig). Sawi hijau juga tidak sama dengan [[kailan]], yang berdaun lebih kaku dan cenderung tidak roset penampilan tanamannya.

 

Sawi hijau sangat populer sebagai sayuran pendamping pada [[bakso]] serta beberapa masakan dengan pengaruh dari Tiongkok. Dalam budidaya, biasanya dipanen pada usia 40 hari setelah pindah tanam. Bagian yang dikonsumsi adalah helai daun dengan tangkainya, yang jarang dimakan sebagai lalapan. Pengolahan biasanya adalah dilayukan atau direbus.

 

{{commonscat|Brassica rapa subsp. chinensis var. parachinensis}}

<gallery>

Phak kwangtung905.JPG|Caisim di Thailand, disebut ''phàk kwangtûng'' ("kubis [[Guangdong]]")

</gallery>

 

[[Kategori:Sayuran]]