Syamsul Ma'arif: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Erdiantas (bicara | kontrib)
Syamsul Maarif adalah Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana pertama (2015-2019). Syamsul Maarif merupakan seorang purnawirawan Tentara Nasional Indonesia alumni Akademi Militer lulus tahun 1973. Jabatan terakhir beliau sebagai perwira tinggi adalah sebagai Aster Kasum TNI dengan pangkat Mayor Jenderal. Selain pendidikan milter, pria kelahiran Kediri Jawa Timur tanggal 26 September 1950 ini juga mempelajari ilmu hukum dan sosiologi.
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor
 
Erdiantas (bicara | kontrib)
Baris 6:
Pada saat kejadian bencana di Aceh akhir tahun 2004, Syamsul Maarif terlibat langsung dalam penanganan tsunami karena saat itu pria yang pernah pernah menjadi Danrem Bhaskara Jaya Surabaya, Kasdam V/Brawijaya dan Kapuspen TNI di era reformasi ini sudah menjabat di sana. Syamsul Maarif juga terlibat dalam penanganan gempa di Jogja tahun 2006.
 
Di tahun yang sama Syamsul Maarif juga berperan aktif mengendalikan bencana asap saat terjadi kebakaran hutan, di Kalimantan maupun di Sumatera tahun 2006. Tak terhitung berapa kali terjadi bencana alam di Indonesia, Kinerja BNPB di bawah kepemimpinan Syamsul Ma’arifMaarif cukup menonjol dan berhasil melakukan penanganan serta evakuasi korban serta menyelesaikan pemulihan paska bencana, juga memberikan informasi pencegahan dan melatih kesigapan masyarakat akan bencana alam.
 
Atas jasa dan peran sertanya dalam penanggulangan bencana gunung Gunung Merapi, Universitas Gajah Mada dalam Malam Anugerah Insan Berprestasi dalam rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-61 UGM di Balai Senat, memberikan penghargaan Nusa Reksa Pratama di tahun 2010. Penghargaan tersebut diberikan secara langsung oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., selain Dr. Syamsul Ma’arifMaarif, M.Si. Penghargaan juga diberikan kepada Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Dr. Ir. Surono, Syamsul Ma’arifMaarif, dan kepada 17 alumni, termasuk di antaranya lima orang senior yang berjasa sebagai pengerah tenaga mahasiswa, 18 mahasiswa berprestasi, 15 dosen berprestasi, dan 28 pegawai di lingkungan universitas negeri tertua di Indonesia ini. Tahun 2011 Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden Republik Indonesia juga memberikan penghargaan Bintang Mahaputera Utama.
 
Syamsul Maarif beserta istri juga menerima gelar adat Sangsako yang diberikan Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Padang Pariaman dan Kota Pariaman, Tahun 2012. Gelar yang diterima Syamsul Maarif, Yang Dipertuan Raja Maulana Pagar Alam, dan Nanik Kadaryani diberi gelar Puti Reno Anggun Suri sebagai penghargaan atas peran serta jasanya pada penanganan paska gempa bumi Sumatera Barat tahun 2009.