Wikipedia:Pemandu pembuatan artikel/Pengalihan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
←Mengganti halaman dengan '{{rapikan}} {{Infobox royalti | name = REZA Alvaero | image = qerqw.jpg | alt = <!-- descriptive text for use by speech synthesis (text-to...'
Tag: Penggantian
Baris 17:
| notable_works =
}}
 
'''Huang Taiji''' ({{lahirmati||28|11|1592||21|9|1643}}) ({{lang-zh|皇太極}} - ''Huáng Táijí'' atau {{lang-zh|洪太極}} - ''Hóng Tàijí'') adalah [[Kaisar]] kedua dari [[Dinasti Qing]] di [[Tiongkok]].
 
Huang Taiji selalu membawa pulang tawanan perang orang suku Han dan memperlakukan tawanannya dengan baik dengan tujuan mempelajari pengetahuan, budaya dan adat suku Han. Pada akhirnya, terpikirkan olehnya bahwa untuk menguasai daratan Tiongkok dan merebut ibukota tidak akan berhasil tanpa bantuan dari orang Han sendiri.
 
Pada suatu peperangannya melawan Panglima Han yang terkenal, Fan Hau Ming, Huang Taiji berusaha mengepungnya dan tidak membiarkan Fan Hau Ming untuk dapat pulang lagi dengan maksud ingin mengajak Fan Hau Ming menjadi sekutunya. Namun, Fan Hau Ming sangat terpukul oleh karena anak, istri, dan ibunnya telah dibantai oleh rajanya sendiri dengan alasan Fan Hau Ming kalah pertempuran Hei San dan menjadi pemberontak.
 
Setelah Fan Hau Ming tertangkap, ia tidak mau menuruti Huang Taiji dan berniat bunuh diri dengan cara mogok makan dan minum. Akhirnya, Huang Taiji meminta bantuan selir Xiao Zhuang ibu dari Fu Lin untuk membujuk Fan Hau Ming.
Namun tetap saja akhirnya Fan Hau Ming meninggal karena bunuh diri. Oleh karena tergerak oleh kelembutan dan kepintaran Xiao Zhuang, Fan Hau Ming sempat menuliskan sepucuk surat yang inti isi surat tersebut mengatakan bahwa ia tidak bisa bersekutu dengan Huang Taiji karena untuk menunjukkan loyalitas kepada rajanya meskipun raja Ming pada waktu itu adalah raja yang sangat tidak berguna, ia menuliskan rasa hormatnya kepada Huang Taiji dan istrinya Xiao Zhuang serta mainta maaf karena tidak bisa mengabdi kepadanya. Namun, ia memberitahukan kepada Huang Taiji bahwa ia mempunyai adik yang kepintaran yang sama hebat dengannya dan ia pasti akan bisa mengabdi untuk dinasti Qing raja Huang Taiji, dikarenakan adiknya sudah memperkirakan kekalahannya dan keruntuhan Dinasti Ming yang akan terjadi.
 
Huang Taiji memerintahkan suoni penasehatnya untuk pergi ke negara Ming guna menjemput adiknya Fan Hau Ming yang bernama Fan Hau Cen. Setelah mengetahui ada orang Qing menjemputnya maka ia Fan Hau Cen pun langsung mengerti bahwa kakaknya pasti telah meninggal.
Ia pun turut ke negara Qing dan mengabdi kepada Huang Taiji.
Fan Hau Cen mengatakan kepada Huang Taiji agar jangan menyerang ke ibukota meskipun pasukan besarnya telah menginjak daerah perbatasan dan memenangkan peperangan.
Menurutnya, keberhasilan Huang Taiji akan dapat tercapai apabila bersabar menunggu 10 sampai 20 tahun ke depan dikarenakan Fan Hau Cen memperkirakan pada saat itu akan terjadi pergantian kekuasaan yang akan melibatkan pemberontakkan rakyat (pemberontakan petani Dashun). Huang Taiji menurutinya dan mengangkat Fan Hau Cen sebagai Panesehat Raja dengan tingkat pejabat eselon tinggi pertama orang Han di negara Qing.
Setelah hampir belasan tahun akhirnya terlihat dengan jelas melemahnya Dinasti Ming dikarenakan masalah intern yang sangat kacau sesuai dengan perkiraan Fan Hau Cen. Huang Taiji sangat senang dan mengadakan perjamuan makan malam. Di tengah perjamuan, Huang Taiji mendadak jatuh sakit hingga pingsan beberapa hari dan akhirnya ia pun meninggal.
Kematian Huang Taiji yang mendadak yang tidak meninggalkan surat wasiat penunjukkan penerus atas tahta raja Qing mengakibatkan kekacauan dan menimbulkan perebutan kekuasaan atas tahta tersebut.
 
Akhirnya diadakan rapat dewan kerajaan guna menunjuk pewaris tahta Huang Taiji Rapat dewan yang beranggotakan [[Dorgon]], [[Jirgalang]], [[Dodo (pangeran)|Dodo]], a ci ge , pangeran ke-3 [[Hooge]], Ao pai, soni, kakak Huang Taiji (thai san) pemimpin pasukan bendera merah, disaksikan oleh para tetua dan sesepuh kerajaan Qing yang hampir saja menimbulkan perang saudara.
 
Melihat hal tersebut, selir Xiao Zhuang memanggil Fan Hau Cen guna mencari jalan keluar dari masalah besar itu. Berkat kepintaran Fan Hau Cen dan kepiawaian Xiao Zhuang terjadilah hasil keputusan dari rapat dewan kerajaan berupa:<br>
: 1. Bahwa Fulin (4 tahun) adalah pewaris kerajaan Qing yang sah.<br><br>
: 2. Demi meneruskan cita cita Raja Huang Taiji dan cita-cita rakyat Manchuria untuk menguasai Tiongkok merebut ibukota untuk menjadi kaisar maka Pasukan bendera Kuning (milik Huang Taiji) diserahkan kepada Dorgon. Peperangan ke Beijing tetap dilaksanakan.<br><br>
: 3. Dikarenakan raja Fulin masih kecil, maka diangkatlah Wali untuk menjalankan pemerintahan Dorgon untuk memimpin seluruh pasukan merebut Beijing dan Jirgalang untuk masalah intern pemerintahan.<br>
 
Akhirnya Dorgon pun berhasil memimpin pasukan besarnya masuk sampai ibukota dan mendudukinya, dan membawa Fulin yang hanya berusia 5 tahun ke ibukota Beijing sebagai kaisar pertama dari suku Manchuria yang berhasil menguasai daratan Tiongkok dan menjadikan kaisar dinasti Qing yang dalam sejarah Tiongkok adalah pemerintahan dinasti yang paling lama yang pernah ada.
 
{{start}}
{{s-hou|[[Aisin Gioro|Keluarga Aisin Gioro]]|28 November|1592|21 September|1643}}
{{s-bef|before= [[Nurhaci]]}}
{{s-ttl|title=[[Daftar Kaisar Dinasti Qing|Kaisar Dinasti Qing]]|years=1626–1643}}
{{s-aft|after=[[Kaisar Shunzhi]]}}
{{end}}
 
{{Qing-bio-stub}}
{{Penguasa_Tiongkok}}
 
[[Kategori:Penguasa Tiongkok|H]]
[[Kategori:Kaisar Dinasti Qing|H]]