Fadel Muhammad: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gortal18 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Gortal18 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 37:
}}
 
'''Prof. Dr. Ir. H.''' '''Fadel Muhammad Al-Haddar''' ({{lahirmati|[[Ternate]], [[Maluku Utara]]|20|5|1952}}) adalah [[politikus]] [[Indonesia]]. Ia pernah menjabat [[Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia|Menteri Kelautan dan Perikanan]] pada [[Kabinet Indonesia Bersatu II]] dari [[22 Oktober]] [[2009]] hingga reshuffle [[Kabinet Indonesia Bersatu II]], [[18 Oktober]] [[2011]]<ref>[http://nasional.kompas.com/read/2011/10/18/2139517/Fadel.Kaget.Dikeluarkan.dari.Kabinet Artikel: "Fadel Kaget dikeluarkan dari Kabinet", di Kompas.com]</ref>, Anggota DPR RI periode 2014-2019 dapil Gorontalo, Guru Besar bidang Public Sector Entrepreneurship Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Sebelumnya ia menjabat sebagai [[Gubernur Gorontalo|Gubernur]] [[Gorontalo|Provinsi Gorontalo]] sejak [[10 Desember]] [[2001]] hingga [[22 Oktober]] [[2009]]. Pada [[Pemilihan Kepala Daerah PrivinsiProvinsi Gorontalo 2006|pilkada Gorontalo 2006]] yang dilaksanakan pada [[26 November]] [[2006]], ia memperoleh 81 persen suara. Nilai ini merupakan tertinggi di Indonesia untuk pilkada sejenis dan tercatat di rekor [[Museum Rekor Indonesia|MURI]] sebagai rekor pemilihan suara tertinggi di Indonesia untuk pemilihan gubernur.
 
Pada [[17 Januari]] [[2007]] atau sehari setelah pencanangan Gerakan Peningkatan Produksi Padi Nasional 2 Juta Ton, [[Menteri Dalam Negeri]] [[Mohammad Ma'ruf]] melantiknya bersama pasangan wakil gubernur untuk periode kedua. Proses pelantikan berlangsung secara nasional dari [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah|Gedung DPRD Provinsi]] [[Gorontalo]] melalui siaran [[Televisi Republik Indonesia|TVRI]].
Baris 44:
 
== Profil Singkat ==
Fadel sebelumnya adalah seorang [[pengusaha]] dan [[politikus]] [[Indonesia]]. Ia juga [[Dewan Pimpinan Daerah]] [[Ketua DPD I]] [[Partai Golkar|Golkar]] di Gorontalo,Wakil Ketua Umum DPP Golkar. Setelah bercerai dengan istri pertamanya, ia menikah dengan Hj.Hana Hasanah binti Thahir Shahab.
 
Fadel meraih gelar [[Insinyur]] dari [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB) pada tahun [[1978]], meraih [[Doktor]] di [[Universitas Gadjah Mada]] [[Yogyakarta]], dan menjadi [[Profesor]] di [[Universitas Brawijaya]], [[Kota Malang|Malang]]. Saat sedang menempuh pendidikan di ITB, ia pernah mendapatkan tawaran beasiswa untuk belajar di [[Institut Teknologi California]], namun tawaran tersebut ditolaknya. Ia pernah bergabung dengan [[Resimen Mahasiswa|Menwa]] ITB. Ia adalah salah seorang pendiri [[Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia]] (ICMI) dan mantan pemimpin [[Grup]] [[Bukaka]] yang juga didirikannya. Selain itu, ia pernah menjadi salah seorang pemegang saham [[Bank]] [[Intan]] yang kemudian dilikuidasi. Fadel pernah mengalami perkara kepailitan melawan Bank IFI, ING Barings South East Asia Limited di Singapura, serta [[Badan Penyehatan Perbankan Nasional]] (BPPN). Ia dinyatakan berutang Rp. 40 miliar kepada Bank IFI, sebesar US$ 4,8 juta kepada ING Barings, dan sebesar Rp 93,2 miliar kepada BPPN. Dalam putusan Pengadilan Niaga Jakarta pada [[13 Maret]] [[2001]], ia dinyatakan pailit, namun secara mengejutkan dibebaskan dalam tingkat kasasi oleh [[Mahkamah Agung Republik Indonesia|Mahkamah Agung]] pada [[18 Oktober]] [[2004]]. Saat ini Fadel juga adalah Ketua Umum Pengurus Dewan Jagung Nasional, Ketua Umum Pusat Yayasan Al-Khairaat, Ketua Umum Masyarakat Agribsinis dan Agroindustri Indonesia (MAI), Ketua Umum Induk Koperasi Karyawan (Inkopkar).
 
== Menjadi Guru Besar ==
Baris 52:
Fadel telah membangun jiwa ''entrepreneur''-nya sejak masa kanak-kanak dengan membantu Umi berjualan roti, kemampuan ''entrepreneurial''-nya mulai teruji ketika menjadi pengurus koperasi mahasiswa [[Institut Teknologi Bandung|ITB]] dengan membuka keagenan sepeda motor. Fadel tidak hanya menjadi praktisi, tetapi juga pemikir kewirausahaan. Tulisannya tersebar di berbagai media. Disertasi doktornya pun tentang pemikiran kewirausahaan. Fadel memiliki ketekunan luar biasa dan pengalaman sangat luas dalam bidang kewirausahaan, mulai dari organisasi profesi, sebagai Ketua Komite Kadin Iran, Ketua Asosiasi Sarjana dan Praktisi Administrasi (ASPA), anggota Persatuan Insinyur Indonesia (PII), anggota World CEO, dan anggota American Society of Mechanical Engineers.
 
Di bidang politik dan pemerintahan, Fadel saat ini adalah anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR RI]] (2014-2019), [[Daftar Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia|Menteri Kelautan dan Perikanan RI]] (2009-2011), [[Daftar Gubernur Gorontalo|Gubernur Gorontalo]] (2001-2009), [[Partai Golongan Karya|Wakil Ketua Umum Partai Golkar]] (2009-2011), dan [[Partai Golongan Karya|Bendahara Partai Golkar]] (1999-2004). Fadel dipercaya untuk menduduki jabatan Guru Besar terhitung sejak 1 Juni 2018 melalui Surat Keputusan [[Daftar Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Indonesia|Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi]] yang menetapkan Prof. Dr. Ir. Fadel Muhammad sebagai Guru Besar Ilmu Kewirausahaan Sektor Publik. Fadel Muhammad konsisten dalam mewujudkan visi hidupnya. [[Ginandjar Kartasasmita|Prof. Dr. Ginandjar Kartasasmita]], sebelas tahun yang lalu dalam sambutan peluncuran buku yang diangkat dari disertasi doktor dan pengalaman Fadel menjadi Gubernur, ''Reinventing Local Government: Pengalaman dari'' ''Daerah''-mengatakan bahwa Fadel adalah sosok manusia paripurna dan tuntas dalam mengemban tugas.
 
Ketika mahasiswa, dia berhasil menjadi mahasiswa teladan tingkat nasional (1975). Lulus sebagai insinyur, ia menjalankan profesi keinsinyurannya dengan mendirikan PT Bukaka, dari bengkel kecil reparasi alat berat menjadi perusahan ''engineering'' yang terpandang. Saat menjadi Gubernur, Fadel mampu membawa Gorontalo-yang sebelumnya merupakan halaman belakang Sulawesi-menjadi provinsi inovasi, dan meletakkan dasar pembangunan yang bertumpu pada ekonomi jagung. Fadel adalah satu-satunya yang mendapat Piagam Ketahanan Pangan Abadi. Di bidang politik, Fadel berperan ketika Golkar menghadapi masa sulit pasca reformasi. Dia adalah sedikit tokoh Golkar yang dijuluki "Golkar Putih". Sebagai legislator, waktu menjadi pimpinan Komisi XI, melalui perannya sebagai ''policy entrepreneur'' berhasil mendorong Bank Indonesia (BI) untuk memberikan subsidi Kredit Usaha Rakat (KUR) dari bunga kredit 22% menjadi 12% dan sekarang bunga KUR tinggal 7,5%. Kesibukannya yang cukup tinggi tidak menyurutkan Fadel untuk membagi ilmu kewirausahaan. Sejak tahun 1998, Fadel memberikan kuliah tamu di berbagai  universitas, di antaranya Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Ia juga mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti sampai tahun 2000. Kemudian, ia berlabuh di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya hingga sekarang dan menjadi guru besar satu-satunya di Indonesia dalam bidang kewirausahaan sektor publik.<ref>https://prasetya.ub.ac.id/press/Perjalanan-Fadel-Muhammad-Sang-Wirausaha-menjadi-Guru-Besar-21715-id.html</ref><ref>https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/08/25/fadel-muhammad-guru-besar-wirausaha-pertama-di-indonesia</ref>