Genosida Timor Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Farras (bicara | kontrib)
Farras (bicara | kontrib)
Baris 32:
===Relokasi dan kelaparan paksa===
[[File:Viqueque monument.jpg|thumb|Monumen dengan [[lambang nasional Indonesia]] di [[Viqueque]] (2016)]]
 
Karena ladang pertanian rusak, banyak warga sipil yang terpaksa turun gunung dan menyerah kepada TNI. Setelah mereka turun ke dataran rendah untuk menyerah, biasanya mereka langsung dieksekusi. Warga yang tidak dieksekusi dibawa ke kamp transit yang dibangun jauh-jauh hari. Kamp-kamp ini terletak dekat pangkalan militer daerah. TNI "menyaring" penduduk untuk menemukan anggota pemberontak, biasanya dibantu kolaborator asal Timor. Di kamp-kamp transit ini, warga sipil yang menyerah dicatat dan diinterogasi. Orang-orang yang diduga anggota pemberontak ditahan dan dibunuh.<ref>CAVR, ch. 7.3, pp. 41–44.</ref>
 
Kamp ini umumnya terdiri atas bangunan jerami tanpa toilet. Selain itu, militer Indonesia melarang Palang Merah mengirim banguna kemanusiaan. Para tahanan juga tidak mendapat layanan kesehatan. Akibatnya, banyak orang Timor—lemah karena lapar dan diberi jatah makanan yang sangat sedikit—meninggal karena kekurangan gizi, kolera, diare, dan tuberkulosis. Pada akhir 1979, sekitar 300.000 sampai 370.000 orang Timor pernah ditahan di kamp ini.<ref>{{cite book|last1=Deborah Mayersen, Annie Pohlman|title=Genocide and Mass Atrocities in Asia: Legacies and Prevention|date=2013|publisher=Routledge|page=56}}</ref> Setelah tiga bulan, tahanan dipindahkan ke "desa strategis" untuk diawasi dan dibiarkan kelaparan.<ref name="CAVR 1996 pp. 290">CAVR, ch. 7, p. 50; Taylor, pp. 88–89; Dunn (1996), pp. 290–291</ref><ref name="CAVR 1996 pp. 290"/> Mereka tidak boleh bepergian dan bercocok tanam dan harus mematuhi jam malam.<ref>Taylor (1991), pp. 92–98.</ref> Laporan komisi kebenaran PBB menunjukkan bukti penerapan kelaparan paksa oleh militer Indonesia untuk memusnahkan warga sipil Timor Leste. Laporan tersebut juga menambahkan bahwa banyak orang yang "jelas-jelas tidak diperbolehkan makan dan mencari sumber makanan". Laporan ini mengutip kesaksian orang-orang yang tidak diperbolehkan makan dan menjabarkan perusakan ladang dan ternak oleh tentara Indonesia.<ref>CAVR, ch. 7.3, pp 146–147.</ref> Laporan ini menyimpulkan bahwa kebijakan kelaparan paksa menewaskan 84.200 sampai 183.000 penduduk Timor Leste.<ref>CAVR, ch. 7.3, p. 146.</ref> Seorang pekerja gereja melaporkan bahwa 500 warga Timor Leste mati kelaparan setiap bulan di satu distrik.<ref name="kohen5456">Kohen and Taylor, pp. 54–56.</ref>
 
World Vision Indonesia mengunjungi Timor Leste bulan Oktober 1978 dan mengklaim bahwa 70.000 penduduk Timor Leste terancam kelaparan.<ref>CAVR, ch. 7.3, p. 72.</ref> Utusan [[International Committee of the Red Cross]] melaporkan pada tahun 1979 bahwa 80&nbsp;persen penghuni kamp kekurangan gizi. Suasana saat itu digambarkan "separah [[Biafra]]".<ref>Quoted in Taylor (1991), p. 97.</ref> ICRC mengingatkan bahwa "puluhan ribu orang" terancam kelaparan.<ref>Taylor (1991), p. 203.</ref> Indonesia mengumumkan bahwa Palang Merah Indonesia (PMI) sedang berusaha memulihkan krisis ini, tetapi lembaga Action for World Development menuduh bahwa PMI menjual bantuan yang disumbangkan.<ref name="kohen5456"/>
 
==Operasi pasifikasi Indonesia==