Soeman Hasiboean: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 42:
Soeman menerbitkan novel lainnya, ''Mentjahari Pentjoeri Anak Perawan'', pada 1932. Novel tersebut mengisahkan tentang Sir Joon, seorang pria yang lamarannya dengan Nona ditolak setelah ayah Nona, Gadi, ditawari [[mahar]] yang lebih tinggi. Ketika menyadari bahwa Nona telah diculik, Joon menawarkan bantuannya untuk membantu mencarinya. Ia membangun ketidakpercayaan antara Gadi dan calon suami Nona, dan lamarannya juga ditolak. Setelah itu, Joon meninggalkan desa bersama dengan nona, ketika ia mengambilnya dari rumah, dan pasangan tersebut hidup bahagia di Singapura.{{sfn|Mahayana|Sofyan|Dian|1992|pp=33–34}} Untuk novel tersebut, yang lagi-lagi diterbitkan oleh Balai Pustaka, Soeman meraih 75 gulden.{{sfn|Kasiri|1993|p=112}} Pada dekade-dekade berikutnya, karya tersebut menjadi publikasi paling populer buatannya,{{sfn|Nasution|1998|loc=21:09–21:12}} dan karya tersebut diidentifikasi sebagai [[fiksi detektif|novel detektif]] pertama dalam kanon sastra Indonesia.{{sfn|Kasiri|1993|p=89}}
Antara 1932 dan 1938, Soeman menerbitkan dua novel berikutnya, ''Kasih Tersesat'' (diserialisasikan dalam ''Pandji Poestaka'' pada 1932) dan ''Teboesan Darah'' (diterbitkan dalam ''Doenia Pengalaman''<!--Issue 8, April edition--> pada 1939).<ref>{{harvnb|Rampan|2000|p=455}}; {{harvnb|Jassin|1963|p=309}}</ref> Novel ''Teboesan Darah'' menandai kembalinya Sir Joon, yang muncul dalam beberapa cerita detektif lainnya karya pengarang lainnya.<ref>{{harvnb|Teeuw|2013|p=72}}; {{harvnb|Jedamski|2009|pp=
== Penjajahan Jepang dan Revolusi Nasional Indonesia ==
|