Mesjid Ki Merogan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Keumala Hayati (bicara | kontrib)
Keumala Hayati (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
'''Mesjid Ki Merogan''' awalnya bernama Mesjid Jami Kiai Abdul Hamid bin Mahmud, namun lebih dikenal dengan sebutan Mesjid Kiai Muara Ogan, sehingga berubah menjadi Mesjid Ki Merogan.<ref>{{Cite web|url=http://www.tribunnews.com/travel/2015/06/09/kisah-berliku-masjid-kiai-marogan-palembang-dua-kali-digusur-penjajah?page=all|title=Kisah Berliku Masjid Ki Muara Ogan Palembang, Dua Kali Digusur Penjajah|last=|first=|date=09 Juni 2015|website=Tribunnews.com|publisher=|access-date=05 September 2018}}</ref> Ki Muara Ogan adalah julukan yang diberikan untuk Kiai Haji Masagus Abdul Hamid bin Mahmud. Namun di kalangan masyarakat Palembang, sebutan Ki Muara Ogan sering disebut dengan Ki Merogan. Pada masa penjajahan Belanda, Kiai Merogan terkenal gigih memperjuangkan islam di Kota Palembang. Sebagai penguasa sukses, pada tahun 1871 M, Kiai Merogan mendirikan mesjid di lokasi pertemuan antara Sungai Musi dan Sungai Ogan. Mesjid Ki Merogan yang semula milik pribadi, lalu diwakafkan pada tanggal 6 Syawal 1310 H.
 
== Referensi ==
{{Reflist}}