Karna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Dikembalikan ke revisi 13186846 oleh Riddlemarwan07 (bicara).
Tag: Pembatalan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 22:
 
== Kelahiran ==
[[Berkas:Kunti - Sun God.jpg|leftkiri|thumbjmpl|Sebuah lukisan dalam kitab ''[[Bhagawatapurana|Srimad Bhagawatam]]'' dari yayasan [[ISCKON]], menggambarkan adegan saat [[Kunti]] memanggil [[Dewa]] [[Surya]]. Atas pemanggilan tersebut, Kunti memperoleh putra yang kemudian dibuangnya ke sungai. Putra tersebut adalah Radheya, alias Karna.]]
''[[Mahabharata]]'' bagian pertama atau ''[[Adiparwa]]'' mengisahkan seorang putri bernama [[Kunti]] yang pada suatu hari ditugasi menjamu seorang pendeta tamu ayahnya, yaitu [[Resi]] [[Durwasa]]. Atas jamuan itu, Durwasa merasa senang dan menganugerahi Kunti sebuah ilmu kesaktian bernama ''Adityahredaya'', semacam mantra untuk memanggil [[dewa]]. Pada suatu hari, Kunti mencoba mantra tersebut setelah melakukan puja di pagi hari. Ia mencoba berkonsentrasi kepada [[Dewa Surya]], dan sebagai akibatnya, sang dewa matahari tersebut muncul untuk memberinya seorang putra, sebagaimana fungsi mantra yang diucapkan Kunti. Kunti menolak karena ia sebenarnya hanya ingin mencoba keampuhan ''Adityahredaya''. Surya menyatakan dengan tegas bahwa ''Adityahredaya'' bukanlah mainan. Sebagai konsekuensinya, Kunti pun mengandung. Namun, Surya juga membantunya segera melahirkan bayi tersebut. Surya kembali ke [[kahyangan]] setelah memulihkan kembali keperawanan Kunti.
 
Baris 37:
 
== Pemahkotaan sebagai Raja Angga ==
[[Berkas:Coronation of Karna.jpg|rightka|thumbjmpl|Pemahkotaan Karna oleh [[Duryodana]]. Ilustrasi dari ''Mahabharata'' terbitan Gorakhpur Geeta Press.]]
Setelah para pangeran [[Dinasti Kuru]] menamatkan pendidikan, [[Drona]] mempertunjukkan hasil didikannya di hadapan para bangsawan dan rakyat [[Hastinapura]], ibu kota [[Kerajaan Kuru]]. Setelah melaui berbagai tahap pertandingan, Drona akhirnya mengumumkan bahwa [[Arjuna]]—Pandawa yang ketiga—adalah murid terbaiknya, terutama dalam hal ilmu memanah. Tiba-tiba Karna muncul menantang Arjuna sambil memamerkan kesaktiannya. [[Resi]] [[Krepa]] selaku pendeta istana meminta Karna supaya memperkenalkan diri terlebih dahulu karena untuk menghadapi Arjuna haruslah dari golongan yang sederajat. Mendengar permintaan itu, Karna pun tertunduk malu. [[Duryodana]]—yang sulung di antara seratus Korawa—maju membela Karna. Duryodana berkata bahwa keberanian dan kehebatan tidak harus dimiliki oleh kaum [[kesatria]] saja. Ia menambahkan bahwa apabila peraturan mengharuskan demikian, maka ia sudah memiliki jalan keluar. Ia mendesak ayahnya, yaitu [[Dretarastra]] raja Hastinapura, supaya mengangkat Karna sebagai raja bawahan di [[Kerajaan Angga|Angga]]. Dretarastra tidak mampu menolak permintaan putra kesayangannya itu. Pada hari itu juga, Karna resmi dinobatkan menjadi raja Angga.
 
Baris 55:
 
== Pusaka Indrastra ==
[[Berkas:Indra gives Indrashakti to Karna.jpg|rightka|300px|thumbjmpl|[[Indra]] menganugerahkan pusaka Indrastra kepada Karna. Ilustrasi dari kitab ''Mahabharata'' terbitan Gorakhpur Geeta Press.]]
Apabila Karna dilahirkan [[Kunti]] melalui anugerah [[Dewa]] [[Surya]], maka, [[Arjuna]] lahir melalui anugerah [[Dewa]] [[Indra]]. Menyadari kesaktian Karna, Indra merasa cemas kalau Arjuna sampai kalah jika bertanding melawan putra Surya itu. Maka, Indra pun bersiasat merebut baju pusaka Karna dengan menyamar sebagai seorang pendeta. Konon, jika mengenakan pakaian pusaka tersebut, Karna tidak mempan terhadap senjata jenis apa pun. Rencana Indra diketahui oleh Surya. Ia pun memberi tahu Karna, namun Karna sama sekali tidak risau. Ia telah bersumpah akan hidup sebagai seorang dermawan sehingga apa pun yang diminta oleh orang lain pasti akan dikabulkannya.
 
Baris 71:
 
== Pertempuran melawan Gatotkaca ==
[[Berkas:Karna kills Ghatotkacha.jpg|rightka|thumbjmpl|300px|Lukisan pertempuran Karna melawan [[Gatotkaca]], dari zaman [[kemaharajaan Wijayanagara]] ({{circa}} 1670).]]
Kehadiran Karna sejak hari kesebelas segera membangkitkan semangat pihak [[Korawa]]. Ia menyarankan agar [[Duryodana]] memilih [[Drona]] sebagai pengganti Bisma, dengan alasan Drona merupakan guru sebagian besar sekutu Korawa. Dengan terpilihnya Drona maka persaingan antara para pendukung Korawa memperebutkan jabatan panglima dapat dihindari.
 
Baris 79:
 
== Menjadi panglima pasukan Korawa ==
[[Berkas:Wayang Painting of Bharatayudha Battle.jpg|thumbjmpl|rightka|Di sisi kiri Adipati Karna dikusiri Salya melawan Arjuna yang dikusiri Kresna di sisi kanan. Wayang [[lukisan kaca Cirebon]].]]
Setelah [[Drona]] gugur pada hari kelima belas, [[Duryodana]] menunjuk Karna sebagai panglima yang baru. Karna maju perang dengan [[Salya]] raja [[Kerajaan Madra|Madra]] sebagai kusir keretanya, dengan harapan bisa mengimbangi [[Arjuna]] yang dikusiri [[Kresna]]. Salya sendiri sakit hati karena merasa direndahkan oleh Karna. Sambil mengemudikan kereta ia gencar memuji-muji kesaktian Arjuna untuk menakut-nakuti Karna.
 
Baris 85:
 
== Pertempuran terakhir ==
[[Berkas:Death of Karna.jpg|thumbjmpl|rightka|Karna mendorong roda keretanya yang terperosok ke dalam lumpur pada saat perang [[Baratayuda]]. Peristiwa ini terjadi sesaat menjelang kematiannya di tangan [[Arjuna]].]]
Pada hari ketujuh belas, perang tanding antara Karna dan [[Arjuna]] dilanjutkan kembali. Setelah bertempur dalam waktu yang cukup lama, kutukan atas diri Karna pun menjadi kenyataan. Ketika Arjuna membidiknya menggunakan panah [[Pasupati]], salah satu roda keretanya terperosok ke dalam lumpur sampai terbenam setengahnya. Karna tidak peduli, ia pun membaca mantra untuk mengerahkan kesaktiannya mengimbangi Pasupati. Namun, kutukan kedua juga menjadi kenyataan. Karna tiba-tiba lupa terhadap semua ilmu yang pernah ia pelajari dari [[Parasurama]].
 
Baris 97:
== Adaptasi dalam budaya Indonesia ==
=== Sebagai tokoh pewayangan ===
[[Berkas:Karna-kl.jpg|leftkiri|thumbjmpl|Karna dalam bentuk [[wayang]] versi [[Surakarta]].]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Wajangpop van karbouwenhuid voorstellende Karna TMnr 809-164s.jpg|leftkiri|thumbjmpl|Karna dalam bentuk wayang versi [[Bali]].]]
Dalam [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], terdapat beberapa perbedaan mengenai kisah hidup Karna dibandingkan dengan versi aslinya. Menurut versi ini, Karna mengetahui jati dirinya bukan dari [[Kresna]], melainkan dari [[Narada|Batara Narada]]. Dikisahkan bahwa, meskipun Karna mengabdi pada [[Duryodana]], namun ia berani menculik calon istri pemimpin [[Korawa]] tersebut yang bernama Surtikanti putri [[Salya]]. Keduanya memang terlibat hubungan asmara. Orang yang bisa menangkap Karna tidak lain adalah [[Arjuna]]. Pertarungan keduanya kemudian dilerai oleh Narada dengan menceritakan kisah pembuangan Karna sewaktu bayi dulu. Karna dan Arjuna kemudian bersama-sama menumpas pemberontakan Kalakarna raja Awangga, seorang bawahan Duryodana. Atas jasanya itu, Duryodana merelakan Surtikanti menjadi istri Karna, bahkan Karna pun diangkat sebagai raja [[Kerajaan Angga|Awangga]] menggantikan Kalakarna. Dari perkawinan itu lahir dua orang putra bernama Warsasena dan Warsakusuma. Adapun versi ''[[Mahabharata]]'' menyebut nama putra Karna adalah Wresasena, sedangkan nama istrinya adalah Wrusali.