Kadirun Yahya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Riki ho (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
merapikan dan menambah beberapa bagian.
Baris 1:
'''Prof. Dr. H. Saidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin Al Khalidi '''dilahirkan di [[Pangkalan Berandan]], [[Sumatera Utara]], pada hari [[Rabu]] tanggal [[20 Juni 1917]] /bertepatan dengan 30 Sya'ban 1335 H dari seorang ibu yang bernama Siti Dour Siregar. Ayahdan iaayah yang bernama Sutan Sori Alam Harahap,. Ayah beliau adalah seorang pegawai perminyakan (BPM) Pangkalan Berandan yang berasal dari kampung Sikarang-karang, Padang Sidempuan. IaKeluarga dilahirkanbesar daribeliau adalah keluarga Islamisislamis religius. Nenekyang iaditandai dengan nenek dari pihak ayah dan nenek iaibu dari pihak ibubeliau adalah dua orang Syaikh Tarekat, yaitu Syaikh Yahya dari pihak ayah dan Syaikh Abdul Manan dari Pihakpihak ibu.<ref Keluarganame=":0">{{Cite inibook|title=Tasawuf selaludan dikunjungiTarekat olehNaqsyabandiyah paraPimpinan syaikhProf. padaDr. zamanH. ituSaidi Syekh Kadirun Yahya|last=Nur|first=Prof. K. H. Djamaan|publisher=USU Press|year=2002|isbn=979-458-191-7|location=Medan|pages=}}</ref>
{{rapikan|date=21 Desember 2009}}
 
{{wikify|date=21 Desember 2009}}
[[Tarekat Naqsyabandiyah]] yang dikembangkan iaoleh beliau sangat berkembang pesat di dalam maupun luar negeri. Lebih dari 700 tempat zikir/surau/halkah telah didirikan, dan dalam tiap tahunnya dilakukan i'tikaf/suluk sebanyak 10 kali di berbagai tempat. IaBeliau sangat berkepentinganperhatian terhadap dunia pendidikan, untuk hal tersebut ia mendirikan Taman Kanak sampai dengan Perguruan Tinggi (Universitas Pembangunan Panca Budi) di [[Medan]]. Beliau adalah salah satu ulama tariqat yang berhasil memadukan antara ilmu zikir dan iptek modern. <ref name=":0" />
'''Prof. Dr. H. Saidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin Al Khalidi '''dilahirkan di [[Pangkalan Berandan]], [[Sumatera Utara]], pada hari [[Rabu]] tanggal [[20 Juni 1917]] / 30 Sya'ban 1335 H dari seorang ibu yang bernama Siti Dour Siregar. Ayah ia bernama Sutan Sori Alam Harahap,seorang pegawai perminyakan (BPM) Pangkalan Berandan yang berasal dari kampung Sikarang-karang, Padang Sidempuan. Ia dilahirkan dari keluarga Islamis religius. Nenek ia dari pihak ayah dan nenek ia dari pihak ibu adalah dua orang Syaikh Tarekat, yaitu Syaikh Yahya dari pihak ayah dan Syaikh Abdul Manan dari Pihak ibu. Keluarga ini selalu dikunjungi oleh para syaikh pada zaman itu.
[[Tarekat Naqsyabandiyah]] yang dikembangkan ia sangat berkembang pesat di dalam maupun luar negeri. Lebih dari 700 tempat zikir/surau/halkah telah didirikan, dalam tiap tahunnya dilakukan i'tikaf/suluk sebanyak 10 kali di berbagai tempat. Ia sangat berkepentingan terhadap dunia pendidikan, untuk hal tersebut ia mendirikan Taman Kanak sampai dengan Perguruan Tinggi (Universitas Pembangunan Panca Budi)di [[Medan]].
Ia wafat dan dimakamkan di Arco, [[Bogor]] pada hari Rabu tanggal 9 Mei 2001/15 Shafar 1422 H.
 
== Riwayat Pendidikan ==
Secara Kronologiskronologis pendidikan yang ditempuh iaoleh beliau adalah :
 
# H.I.S tahun 1924-1931 (tamat)
Baris 12 ⟶ 10:
# AMS-B (Sekarang SMA 3 [[Yogyakarta]]) tahun 1935-1938 (tamat dengan beasiswa)
# Kuliah Umum Ketabiban tahun 1938-1940
# Kuliah Ilmu Jiwa, Amsterdam tahun 1940-1942 (tamat)
# Belajar Tasawuf/Sufi tahun 1947-1954 mendapat 3 buah ijazah
# Kuliah Indologie dan Bahasa InggerisInggris tahun 1951-1953
# M.O Bahasa InggerisInggris le1e gedeelte tahun 1953 di Bandung
# Lulus Ujian Sarjana Lengkap (Drs) dalam Ilmu Filsafat Kerohanian dan Metafisika tahun 1962
# Doktor dalam Ilmu Filsafat Kerohanian dan Metafisika Tahun 1968
# Lulus Ujian Sarjana Lengkap (Drs) dalam Ilmu Fisika-Kimia,tahun 1973
# Lulus Ujian Sarjana Lengkap (Drs) dalam Bahasa InggerisInggris tahun 1975
 
== Riwayat Pekerjaan ==
== Sejarah belajar Tarekat/ Sufi ==
Adapun riwayat pekerjaan beliau adalah<ref name=":0" />:
Ia mengenal tarekat sejak tahun 1943-1946 melalui seorang khalifah dari Syaikh Syahbuddin Aek Libung (Tapanuli Selatan). Pada waktu masa penjajahan Jepang, namun pada waktu itu ia belum mendalaminya.
Pada tahun 1947 ia hadir di rumah murid Syaikh Muhammad Hasyim Buayan, [[Bukit Tinggi]] ([[Sumatera Barat]]),pada waktu itu akan dimulai pelaksanaan dzikir/tawajuh yang dipimpin oleh Syaikh Muhammad Hasyim.Menurut ketentuan seseorang tidak boleh mengikuti peramalan zikir/tawajuh sebelum ikut tarekat.Tetapi untuk ia, Syaikh Muhammad Hasyim membolehkan ikut tawajuh/zikir dengan terlebih dahulu diajarkan secara singkat teknis pelaksanaan oleh khalifahnya. Ini merupakan hal yang langka bagi murid Tarekat Naqsyabandiah, yakni belum memasuki tarekat tetapi sudah dapat mengikuti tawajuh'
 
# Guru Sekolah Muhammadiyah di Tapanuli Selatan (1942 - 1945)
Peristiwa langka lainnya yang dialami ia adalah pada tahun 1949 saat agresi Belanda. Dimana ia mengungsi ke pedalaman Tanjung Alam Batu Sangkar, Sumatera Barat.Disini ia mendapati surau, lalu salat dan berzikir, sampai berhari-hari. Pada suatu ketika datanglah ke surau sekelompok orang untuk melakukan suluk/i'tikaf yang dipimpin oleh seorang khalifah dari seorang Syaikh yang termasyur di daerah tersebut yaitu Syaikh Abdul Majid Tanjung Alam.
# Kepala industri perang merangkap guru bahasa Panglima Sumatera (Mayjen Suhardjo Hardjowardojo) dengan pangkat Kolonel Infanteri di Komandemen Sumatera Bukit Tinggi 1946 - 1950.
Khalifah dari Syaikh Abdul Majid tersebut meminta ia agar ialah yang memimpin suluk tersebut. Pada mulanya ia menolak, tetapi setelah berkonsultasi selanjutnya ia bersedia dengan syarat harus ada izin dari Syaikh Muhammad Hasyim,guru ia. Lalu khalifah tersebut secara batin minta izin dahulu kepada Syaikh Muhammad Hasyim, setelah ada izin barulah ia memimpin suluk. Jadi ia belum pernah suluk, tetapi memimpin suluk.
# Staf pengajar SPMA Negeri Padang pada tahun 1950 - 1955.
# Staf pengajar SPMA Negeri Medan pada tahun 1955 - 1961.
# Staf pada Departemen Pertanian pada tahun 1961 - 1968.
# Ketua umum Yayasan Prof. Dr. Kadirun Yahya pada tahun 1956 - 1998.
# Guru besar pada beberapa perguruan tinggi seperti [[Universitas Sumatera Utara]], [[Universitas Padjadjaran|Unpad]], [[Universitas Panca Budi]], Universitas Prof. Dr. Mustopo, [[Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat|SESKOAD]], [[Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara]] (1960 - 1978).
# Rektor Universitas Pembangunan Panca Budi/Perguruan Panca Budi pada tahun 1961 sampai dengan 1998.
# Asisten Pribadi Panglima Mandala I Sumatera di bawah pimpinan Letjen A. Yunus Mukoginta dengan pangkat Kolonel (1965 - 1967).
# Anggota Dewan Kurator Seksi Ilmiah di Universitas Sumatera Utara pada tahun 1965 sampai dengan 1970.
# Pembantu khusus dengan pangkat Kolonel aktif pada Dirbinum Hankam di bawah pimpinan Letjen. R. Sugandhy pada tahun 1967-1968.
# Diperbantukan dari Departemen Pertanian ke Penasehat Ahli Menko Kesra pada tahun 1968 hingga 1974.
# Penasehat ahli Menko Kesra, tahun 1986 - 1998.
# Penasehat ahli/konsultan pada Direktorat Litbang [[Kepolisian Negara Republik Indonesia|Mabes Polri]], Jakarta pada tahun 1990 hingga 2001.
# Anggota [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|MPR RI]] periode 1993-1998.
 
== Sejarah belajar Tarekat/ Sufi ==
Setelah kejadian itu,iapun menemui Syaikh Abdul Majid untuk meminta suluk. Kemudian mereka melakukan suluk bersama. Setelah suluk berakhir, ia dianugerahi satu ijazah yang isinya sangat memberikan kemuliaan pada ia. Ia yang masih muda dan tidak memiliki apa-apa merasa tidak berhak menerima kemuliaan itu.Tetapi Syaikh Abdul Majid mengatakan hal itu telah digariskan dari atas, apalagi guru dari Syaikh Abdul Majid pernah berkata bahwa ia (Syaikh Abdul Majid) suatu saat akan memberikan ijazah kepada seseorang yang dicerdikkan Allah SWT.
'''Prof. Dr. H. Saidi Syaikh Kadirun Yahya''' mengenal tarekat pada tahun 1943-1946 melalui seorang khalifah dari Syaikh Syahbuddin Aek Libung yang berasal dari [[Kabupaten Tapanuli Selatan|Tapanuli Selatan]]. Pada tahun 1947 beliau hadir di rumah murid Syaikh Muhammad Hasyim Buayan, [[Bukit Tinggi]] ([[Sumatera Barat]]). Ketika itulah beliau pertama sekali mengikuti tawajuh atau zikir yang dipimpin oleh Syaikh Muhammad Hasyim Buayan.
 
Pada tahun 1949 beliau mengungsi ke pedalaman Tanjung Alam, [[Batusangkar (kota)|Batu Sangkar]], Sumatera Barat. Di sini beliau pertama sekali memimpin [[suluk]] yang dilakukan oleh murid dari seorang syaikh yang termasyur di daerah tersebut yaitu Syaikh Abdul Majid Tanjung Alam. Pada mulanya khalifah dari Syaikh Abdul Majid meminta beliau untuk memimpin suluk namun pada awalnya beliau menolak, tetapi setelah berkonsultasi lebih lanjut maka beliau bersedia dengan syarat harus ada izin dari Syaikh Muhammad Hasyim. Setelah mendapatkan izin barulah beliau memimpin suluk. Setelah kejadian itu, beliau menemui Syaikh Abdul Majid untuk meminta suluk. Setelah suluk berakhir, beliau dianugerahi satu ijazah. Selanjutnya beliau menjumpai Syaikh Muhammad Hasyim untuk mempertanggung jawabkan kegiatan tersebut dan sekaligus memohon suluk. Hal ini diperkenankan oleh Syaikh Muhammad Hasyim dengan langsung membuka suluk.
 
Pada tahun 1971, beliau bertemu dengan Syaikh Muhammad Said Bonjol dan mengikuti tawajuh, Syaikh Muhammad Said Bonjol memutuskan untuk memberikan kepadanya sebuah mahkota yang dititipkan gurunya.
Selanjutnya ia menjumpai Syaikh Muhammad Hasyim untuk mempertanggung jawabkan kegiatan yang di luar prosedur tersebut dan sekaligus memohon suluk. Hal ini diperkenankan oleh Syaikh Muhammad Hasyim dengan langsung membuka suluk.
 
== Silsilah Tarekat Naqsyabandiah Al-Khalidiah Al-Aminiah ==
Pada tahun 1971, ia bertemu pula dengan Syaikh Muhammad Said Bonjol. Setelah tawajuh, Syaikh Muhammad Said Bonjol memutuskan untuk memberikan kepada ia sebuah mahkota yang dititipkan gurunya kepadanya dengan pesan agar diberikan suatu saat kepada seseorang yang pantas menerimanya. Puluhan tahun barulah hal tersebut terlaksana.SILSILAH Ia adalah Mursyid Tarekat Naqsyabandiah dengan silsilah sebagai berikut :
SILSILAH Ia adalah Mursyid Tarekat Naqsyabandiah dengan silsilah sebagai berikut :
 
# Sayyidina Abu Bakar Siddiq r.a
Baris 69 ⟶ 83:
# Asyaikh Muhammad Hasyim AlKhalidi qs
# Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin Al Khalidi qs
 
== Perkembangan Surau ==
Surau adalah tempat pembinaan murid-murid Tarekat Naqsyabandiah yang dipimpin oleh '''Prof. Dr. H. Saidi Syaikh Kadirun Yahya'''. Pada tahun 1950, '''Prof. Dr. H. Saidi Syaikh Kadirun Yahya''' mulai merintis sebuah surau di Bukit Tinggi. Di tempat ini juga pertama sekali beliau mengadakan suluk secara resmi atas izin dari gurunya, Syaikh Muhammad Hasyim Buayan. Pada kesempatan itu telah dikokohkan 10 orang petoto. Petoto sendiri adalah istilah yang beliau ciptakan untuk menggantikan istilah khalifah, karena beliau beranggapan kekhalifahan atau pengganti beliau akan ditetapkan oleh Allah pada masanya tersendiri. Pada tahun 1955, beliau pindah ke Kampus SPMA Negeri Medan, sehingga aktivitas kesurauan juga ikut dipindahkan ke tempat tersebut. Di tempat ini pula kelak berdiri Universitas Pembangunan Panca Budi sedangkan SPMA Negeri pindah ke Jln. Gatot Subroto Km. 12, Medan.
 
Sistem dakwah yang beliau terapkan adalah sistem dakwah terbuka dan sesuai dengan tuntutan zaman maka dilakukan pengajian-pengajian untuk umum, ceramah-ceramah, seminar, dan penerbitan buku-buku. Untuk membantu pengelolaan kegiatan-kegiatan tersebut maka beliau membentuk Badan Koordinasi Kesurauan dan Badan Kerjasama Surau.
 
Hingga tahun 2002, tempat untuk melaksanakan tawajuh yang telah terdaftar di bawah Yayasan Prof. Dr. H. Saidi Syaikh Kadirun Yahya adalah sejumlah 478 tempat yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Selain itu juga ada 15 tempat lainnya yang terdaftar di Malaysia. Selain itu juga terdapat 11 tempat suluk di seluruh Indonesia dan beberapa tempat suluk lainnya di Malaysia.<ref name=":0" />
 
== Wafat ==
'''Prof. Dr. H. Saidi Syaikh Kadirun Yahya '''wafat pada 9 Mei 2001 dan dimakamkan di Surau Qutubul Amin Arco, Kabupaten Bogor<ref>{{Cite news|url=https://www.republika.co.id/berita/koran/islam-digest-koran/15/02/01/nj3hbl-prof-sayyidi-syekh-kadirun-yahya-guru-besar-pemimpin-para-sufi|title=Prof Sayyidi Syekh Kadirun Yahya Guru Besar Pemimpin Para Sufi {{!}} Republika Online|newspaper=Republika Online|access-date=2018-09-12}}</ref>.
 
== Referensi ==
<references />
 
== Pranala luar ==
* [http://www.pancabudi.ac.id/ Universitas Pembangunan Panca Budi Medan]
 
__PAKSADAFTARISI__
[[Kategori:Ulama Indonesia]]