Menyerahnya Jepang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
What a joke (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 13740827 oleh Febri muhnas (bicara)
Tag: Pembatalan
Baris 15:
Operasi kapal-kapal selam Sekutu dan [[Operasi Starvation|penyebaran ranjau]] di lepas pantai Jepang telah menghancurkan sebagian besar armada dagang Jepang. Sebagai negara dengan sedikit sumber daya alam, Jepang bergantung kepada bahan mentah yang diimpor dari daratan Asia dan dari wilayah pendudukan Jepang di [[Hindia Belanda]], terutama minyak bumi.<ref>Frank, 87–88</ref> Penghancuran armada dagang Jepang, ditambah dengan [[Pengeboman strategis selama Perang Dunia II|pengeboman strategis]] kawasan industri di Jepang telah meruntuhkan ekonomi perang Jepang. Produksi batu bara, besi, besi baja, karet, dan pasokan bahan mentah lainnya hanya tersedia dalam jumlah kecil dibandingkan pasokan sebelum perang.<ref>Frank, 81</ref><ref>Robert A. Pape ''"Why Japan Surrendered,"'' International Security, Vol.&nbsp;18, No.&nbsp;2 (Fall&nbsp;1993), 154–201.</ref>
 
[[Berkas:Sunken Japanese battleship Haruna sunkoff Koyo, Etajima (Japan), on 8 October 1945 (80-G-351726).jpg|jmpl|ka|Kapal tempur Jepang [[Kapal tempur Jepang Haruna|''Haruna'']] karam di tempat bersandarnya di pangkalan angkatan laut [[Kure, Hiroshima|Kure]] pada peristiwa [[Pengeboman Kure (Juli 1945)|Pengeboman Kure]] 24 Juli 1945.]]
Sebagai akibat kerugian yang dialami, kekuatan [[Angkatan Laut Kekaisaran Jepang]] secara efektif sudah habis. Setelah serangkaian pengeboman Sekutu di [[Arsenal Angkatan Laut Kure|galangan kapal Jepang di Kure]], [[Prefektur Hiroshima]], kapal-kapal perang Jepang yang tersisa hanyalah enam kapal induk, empat kapal penjelajah, dan satu kapal tempur. Namun, semua kapal tersebut tidak memiliki bahan bakar yang cukup. Walaupun masih ada 19 kapal perusak dan 38 kapal selam yang masih operasional, pengoperasian mereka menjadi terbatas akibat kekurangan bahan bakar.<ref>Feifer, 418</ref><ref name=Reynolds363>Reynolds, 363</ref>