Stasiun Banda Aceh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8:
|kelurahan kota=Kampung Baru
|open=[[12 November]] [[1876]]
|alamat=Jl.Jalan Tengku Chik Pante Kulu no.1
|close=
|reopen=[[2020]]
|alamat=Jl.Tengku Chik Pante Kulu no.1
|tinggi=+ 2 m
|kodepos=
|kode=BNA
|line=-
Baris 21 ⟶ 17:
|close=[[1976]]<ref>{{cite newspaper|title=Melacak Sisa Rel di Banda Aceh|newspaper=Kompas|date=1 September 2016}}</ref>
|oldname=Koeta-Radja, Banda Atjeh
|close_type=PJKA
}}
'''Stasiun Banda Aceh (BNA)'''–dikenal juga dahulu sebagai '''Stasiun Koeta-Radja''' adalah [[stasiun kereta api]] nonaktif kelas besar tipe A yang berada di [[Kampung Baru, Baiturrahman, Banda Aceh]], berdekatan dengan [[Masjid Raya Baiturrahman]]. Stasiun ini termasuk dalam [[Divisi Regional I Sumatera Utara dan Aceh|Wilayah Aset Divre I Sumatera Utara dan Aceh]] serta merupakan stasiun kereta api terbesar di [[Aceh]].
Baris 28 ⟶ 25:
Berbeda dengan divisi lainnya dari SS, AT/ASS mengusung lebar sepur 750 mm karena diklaim lebih murah dan tidak memakan banyak tanah. Hambatan yang terjadi terkait pengembangan kereta api di Aceh adalah adanya feodalisme politik Islam yang masih kuat di Aceh. Akibatnya, terjadi [[perang Aceh|perang]] melawan kolonialisme Belanda yang berkecamuk pada tahun 1873 hingga 1904 ketika jalur ini masih dikembangkan.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/47696825|title=Engineers of happy land : technology and nationalism in a colony|last=Rudolf.|first=Mrázek,|date=2002|publisher=Princeton University Press|isbn=0691091617|location=Princeton, N.J.|oclc=47696825}}</ref> Oleh karena itulah, pembangunan jalur ini harus dikebut agar dapat mewujudkan program kerja SS, yaitu hubungan AT dengan DSM.
 
Stasiun dan jalur kereta api ini akhirnya resmi ditutup tahun 1974 karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum. Walaupun saat ini sudah ada jalur kereta api di segmen [[Jalur kereta api Krueng Mane–Krueng Geukueh|Krueng Mane–Krueng Geukueh]] yang sudah dibuka sejak 1 Desember 2013, belum ada perpanjangan jalur kereta api ke Banda Aceh.<ref>{{Cite web|url=https://pelita8.com/1-november-%E2%80%8Ekereta-api-perintis-aceh-kembali-beroperasi-2/|title=1 November, ‎Kereta Api Perintis Aceh Kembali Beroperasi {{!}} Pelita 8|website=pelita8.com|language=id-ID|access-date=2018-05-29}}</ref> Bahkan dalam ''masterplan'' yang dibuat oleh [[Direktorat Jenderal Perkeretaapian]], jalur kereta api Trans-Sumatera versi Ditjenka '''tidak akan diperpanjang sampai Banda Aceh, hanya rute Sigli–Bireuen dan Lhokseumawe–Langsa–Besitang saja.'''
 
Bangunan stasiun ini hilang dan berubah menjadi taman kota. Untuk menandai bekas stasiun, saat ini telah ada monumen kereta api di Banda Aceh. [[BB8|Lokomotif BB84]] berserta sebuah gerbong dipajang di monumen tersebut. Letaknya persis di seberang stasiun.<ref>{{Cite news|url=http://acehplanet.com/monumen-kereta-api/|title=Monumen Kereta Api - Aceh Planet|date=2014-12-19|newspaper=Aceh Planet|language=en-US|access-date=2018-05-31}}</ref>
 
Pada tahun 2020, PT.KAI akan mereaktivasi Jalur KA Banda Aceh - Besitang, supaya menjadi modal Transportasi di Aceh ini. Karena kesalahan fatal, tahun 2019 sedang ada penindak lanjut yaitu proses Pembebasan Lahan yang sulit. Kemudian melewati Gunung Seulawah Agam yang berkelok-kelok atau dibuat Terowongan dari Sigli sampai Indrapuri
 
== Galeri ==