Kadipaten Dayeuhluhur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cakkavatti (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Cakkavatti (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 48:
 
Di akhir masa kepemimpinan Candilaras, Kerajaan Demak setelah Sultan Trenggono wafat th 1546, Demak mengalami kemunduran akibat perselisihan saudara, sehingga daerah bawahan Demak Cirebon banyak yang memberontak dan melakukan ekspansi, dalam hal ini Galuh-Kawali melepaskan diri dari Demak dan mengekspansi Dayeuhluhur sehingga kadipaten Dayeuhluhur dibubarkan dan wilayahnya sebagian besar masuk ke Galuh-Kawali. Anak-anak Candilaras yaitu Kihadeg Cisagu yang berpindah ke Penyarang Desa Kunci Sidareja menjadi tetua di daerah itu dan menjadi ulama penyebar agama islam memiliki putra Kyai Arsagati dan seorang putri, sedangkan ki hadeg Ciluhur berpindah ke Majenang menjadi tetua dan ulama berputra ki Ranggasena dan seorang putri. Kakak beradik Kihadeg Cisagu dan Ki hadeg Ciluhur menikahkan kedua putra putrinya secara silang. Kyai Arsagati menikahi putri perempuan Ki Hadeg Ciluhur dan Ki Ranggasena menikahi putri Ki hadeg Cisagu dan bermukim di Penyarang bersama mertuanya. Pada masa keruntuhan Demak dan berganti menjadi [[Pajang]] wilayah kekuasaannya hanya sampai Banyumas dan tidak sampai ke Dayeuhluhur.
 
== Pertempuran Salebu ==
Pada zaman pengembangan kekuasaan oleh [[Kesultanan Mataram]] di Tanah Jawa, Pada tahun 1595 Kerajaan Dayeuhluhur tidak luput dari serangan oleh [[Panembahan Senopati]], pada waktu itu Kerajaan Dayeuhluhur dan sekutunya mengalami kekalahan telak pada [[Pertempuran Salebu]], yang membuat istana Candi Kuning, Gunung Padang habis dibakar menjadi abu (Salebu=habis menjadi abu), dan akhirnya Kerajaan Dayeuhluhur turun statusnya menjadi sebuah Kadipaten taklukan dari Mataram, dengan adipati pertama adalah Adipati Wirapraja yang masih keturunan keraton Mataram.
 
Konon dari kepahitan akibat kekalahan dalam pertempuran Salebu inilah berawal perasaan benci dan dendam orang-orang Dayeuhluhur dan anak cucunya terhadap pemerintahan yang bermental penjajah.
 
Sehingga sampai saat ini banyak tempat di Dayeuhluhur yang tidak boleh dikunjungi pejabat pemerintah.
Dan rahasia kekalahan pertempuran ini tersimpan rapat pada para [[juru kunci]] di petilasan-petilasan yang ada di Dayeuhluhur.
 
==Dayeuhluhur Masa jadi Bawahan Kerajaan Mataram==
Baris 278 ⟶ 286:
Wilayah Kadipaten Dayeuhluhur yang berpusat di Istana Salangkuning pada masa jayanya jauh lebih luas dari Kecamatan Dayeuhluhur sekarang, meliputi wilayah [[Majenang, Cilacap|Majenang]] di Candi Kuning [[Gunung Padang]], [[Salebu, Majenang, Cilacap|Salebu]] yang di perintah oleh Pangeran Ki Hadeg Ciluhur dan [[Sidareja, Cilacap|Sidareja]] di daerah Candi Laras, Kunci yang diperintah oleh Ki Hadeg Cisagu kedua pangeran tersebut adalah Putra Mahkota dari Gagak Ngampar.
 
== Pertempuran Salebu ==
Pada zaman pengembangan kekuasaan oleh [[Kesultanan Mataram]] di Tanah Jawa, Pada tahun 1595 Kerajaan Dayeuhluhur tidak luput dari serangan oleh [[Panembahan Senopati]], pada waktu itu Kerajaan Dayeuhluhur dan sekutunya mengalami kekalahan telak pada [[Pertempuran Salebu]], yang membuat istana Candi Kuning, Gunung Padang habis dibakar menjadi abu (Salebu=habis menjadi abu), dan akhirnya Kerajaan Dayeuhluhur turun statusnya menjadi sebuah Kadipaten taklukan dari Mataram, dengan adipati pertama adalah Adipati Wirapraja yang masih keturunan keraton Mataram.
 
Konon dari kepahitan akibat kekalahan dalam pertempuran Salebu inilah berawal perasaan benci dan dendam orang-orang Dayeuhluhur dan anak cucunya terhadap pemerintahan yang bermental penjajah.
 
Sehingga sampai saat ini banyak tempat di Dayeuhluhur yang tidak boleh dikunjungi pejabat pemerintah.
Dan rahasia kekalahan pertempuran ini tersimpan rapat pada para [[juru kunci]] di petilasan-petilasan yang ada di Dayeuhluhur.
 
== Akhir Kerajaan dan Kadipaten ==