Bayezid II: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 45:
Pada saat Mehmed mangkat pada 3 Mei 1481, Bayezid memerintah daerah [[Provinsi Sivas|Sivas]], [[Provinsi Tokat|Tokat]], dan [[Provinsi Amasya|Amasya]], sedangkan Cem memerintah [[Provinsi Karaman|Karaman]] dan [[Provinsi Konya|Konya]]. Mehmed tidak menunjuk salah seorang dari keduanya sebagai putra mahkota, sehingga perang perebutan takhta segera meletus sepeninggal Mehmed.
Wazir agung saat itu, Karamanlı Mehmed Pasya, berusaha membuat agar Cem dapat tiba lebih dulu di ibukota dan dinobatkan sebagai sultan yang baru. Namun Bayezid sudah memantapkan jaringan politik dengan para pejabat tinggi dan pasukan [[Yanisari]] saat itu. Mengetahui rencana Mehmed Pasya, pasukan Yanisari yang lebih mendukung Bayezid atas Cem melakukan pemberontakan dan membunuh Mehmed Pasya. Kerusuhan meluas di Konstantinopel, sedangkan posisi sultan dan wazir agung kosong. Keadaan yang mengkhawatirkan ini mendorong mantan wazir agung Ishak Pasya untuk turun tangan, memohon agar Bayezid dapat segera tiba di ibukota. Setelah itu Ishak Pasya mengangkat Şehzade Korkut yang berusia sebelas tahun sebagai wali sampai ayahnya tiba di ibukota
Bayezid tiba di Konstantinopel pada 21 Mei 1481 dan dinobatkan sebagai Sultan Bayezid II. Enam hari kemudian, Cem menduduki kota İnegöl dengan kekuatan 4.000 pasukan. Bayezid mengutus salah satu wazir (menteri). Ayas Pasya, untuk memimpin pasukan dan menghukum mati Cem. Setelah berhasil mengalahkan pasukan Bayezid pada 28 Mei, Cem menyatakan dirinya sebagai Sultan Anatolia. Cem mengajukan perundingan dengan Bayezid agar membagi kekaisaran menjadi dua dengan Bayezid menguasai bagian Eropa. Usulan tersebut ditolak Bayezid yang kemudian menggalang kekuatan menuju Bursa, pusat pemerintahan Cem. Pertempuran terjadi di Yenişehir pada 19 Juni 1481 dan pihak Bayezid memenangkan pertempuran, menjadikan Cem dan keluarganya mengungsi ke [[Kesultanan Mamluk (Kairo)|Mamluk Mesir]].
Seperti ayahnya Mehmed II, Bayezid II adalah pelindung budaya barat dan timur dan tidak seperti sultan lainnya, bekerja keras untuk memastikan kelancaran politik domestik, yang membuatnya mendapatkan julukan "Yang Adil".
|