Adnan Lubis: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 151:
== Pendidikan di luar negeri ==
Melihat bakat dan kemauan yang demikian kedua orangtuanya menyuruh supaya melanjutkan studinya ke Mekkah.<ref>Anggapan masyarakat Muslim hingga sekarang, jika belajar di Haramain memiliki
derajat yang lebih tinggi ketimbang belajar di tempat lain, dalam {{cite book |author=Mastuki HS dan M. Ishom El-Saha, |title=Intelektualisme Pesantren: Potret Tokoh dan Cakrawala Pemikiran di Era Pertumbuhan Pesantren |publisher=Diva Pustaka, 2003 |page=2}}</ref>
Ketika pada tahun 1926 ia berumur 16 tahun, ia pun berangkat ke Mekkah bersama-sama dengan Syekh Nawawy yang kemudian menjadi Syekh jama'ah di Mekkah. Di Makkah ia memasuki Sekolah Madrasah Shalatiyah<ref>Madrasah Shaulatiyah Mekah sangat populer di kalangan ulama Sumatera Utara,
karena sebahagian besar merupakan para alumninya. Didirikan pada tahun 1874 oleh seorang wanita India bernama Shaulah al-Nisa dan menyerahkan kepemimpinannya kepada seorang ulama India militan dan sangat dihormati Rahmatullahi b. Khalil al-Ustmani. Ibid., h.11</ref> setingkat Tsanawiyah) pada tahun 1931 sambil terus menghafal Al Qur'an hingga khatam. Biaya hidup dan pendidikan tetap dikirim orang tuanya walaupun kurang mencukupi.Guru-gurunya ketika itu antara lain: Syekh Hasan al-Masysyath, Syekh Abdullah al-Bukhary, Syekh Said Mukhsin, Syekh Mansurdan Syekh Zubier. Pada tahun 1934 Nadwah Colleges (Darul Ulum Nadwatul Ulama) Lucknow United Propince India, menyiarkan berita bahwa bagi mereka yang tamat kelas VI dapat memperoleh beasiswa di perguruan tersebut. Maka ia pun mencalonkan diri dan berhasil memperoleh beasiswa.Sedangkan teman-temannya seperti H. Miskuddin dan H. Mukhtar melanjutkan ke Kairo.Lucknow merupakan sebuah kota bersejarah bagi Hindu, dan pada awal abad ke 20 telah mempunyai beberapa Institut antara lain Lucknow University, juga telah mempunyai industri-industri besar serta merupakan pusat Muslim Syi'ah bagi India. Ia berlayar menuju Bombay sendirian dari Mekkah, Setelah berlabuh perjalanan dilanjutkan dengan kereta api lebih kurang 2000 km dari Bombay. Di tengah jalan seorang India yang tidak dikenal bermurah hati mengajak beliau bermalam dirumahnya, kemudian dilanjutkan sampai ke Lucknow suatu kota yang masih sangat asing baginya yang mengharuskannya untuk menyesuaikan diri dengan mempelajari bahasa Urdu. Sepanjang hari ia mengunakan waktu untuk belajar, memulai karier mengarang atau menerjemahkan disamping harus memenuhi keperluan sehari-hari. Lima tahun lamanya ia belajar di Lucknow memperdalam berbagai ilmu pengetahuan agama dan bahasa Arab, demikian juga ilmu-ilmu ekonomi dan politik, hingga akhirnya ia lulus ujian dan karena itu ia mendapat gelar Al Fadhil (gelar yang diberikan bagi orang yang menguasai ilmu agama dan ilmu umum). Guru-guru yang mengajar ketika itu antara lain: Syekh Mas’ud al-Lam, Syekh asy-Syibli, Syekh Sulaiman an-Nadwy dan Syekh Tarmizi.
Baris 160:
Pada Mei 1939 ia pulang ke tanah air bersama H. Nawawy. Kedatangannya disambut oleh keluarga dengan mengadakan upacara penyambutan. Setelah sebulan kedatangannya ia menikah dengan seorang gadis bernama Rachmah binti Abd. Malik Nasution dari perkawinannya ia mendapat anak dua putri dan tujuh putra. Ketika masyarakat di sekitarnya, terutama dari Muslim India mengetahui bahwa ia adalah alumni dari Madrasah Shalatiyah Mekah dan an-Nadwah College Lucknow India, mulailah mereka berdatangan meminta agar ia sudi mengajar mereka. Ketika itu guru-guru dari luar negeri masih sangat jarang dan masalah khilafiyah sering menjadi pembicaraan. Ia dapat menjelaskan masalah khilafiyah tersebut dengan memberikan dalil-dalil yang tepat. Pada 15 Juli 1940 ia diangkat menjadi Anggota PB. [[Al Washliyah]] dan mengajar di Madrasah Muallimin dan Muallimat Al Washliyah sampai tahun 1945.Pada tahun 1946 ia turut membentuk Jawatan Agama Islam yang kemudian dipindahkan ke Tebing Tinggi. Sewaktu agresi Belanda pertama beliau mengungsi ke Binjai, kembali ke Medan lalu berangkat ke Tebing Tinggi dengan keluarganya dan di sinilah ia menjabat sebagai Sekretaris Jabatan Agama Islam Sumatera Timur. Ia turut aktif dalam Badan Pertahanan Al Washliyah yang dipimpin oleh Udin Syamsuddin. Kemudian beliau pindah ke [[Tanjung Balai]] atas permintaan H. Dahlan untuk mengajar di Perguruan Menengah Islam (PMI).
Pada Musyawarah Alim ulama Sumatera Timur tahun 1947 ia hadir atas nama perwakilan dari Guru Sekolah PMI Tanjung Balai, dan menangani bidang fatwa. Selanjutnya ketika Belanda
== Riwayat karier ==
Karier dan
1. Kepala
2. Guru di GPARAD Islam TTI dalam
3. Guru Besar [[UISU]] Medan dalam mata kuliah Hukum Islam. (1952)
Baris 174:
4. Turut dalam Muktamar Alim ulama se-Indonesia di Medan dan menjadi Pemrasaran (Prae Adviseur) tentang Dustur Islam. (1953)
5. Dekan pertama
6. Ketua
7. Anggota konstituante dari
8. Menandatangani Piagam I Kerjasama Ulama Militer daerah
9. Guru
== Meninggal dunia ==
Tahun 1965-1966, Ia kena tekanan
== Referensi ==
Baris 193:
== Catatan kaki ==
* {{cite book |url = https://catalogue.nla.gov.au/Record |title = Mengenal almarhum al-fadhil H. Adnan Lubis, kader Nadwatul Ulama India / M. Hasballah Thaib, Zamakhsyari Hasballah |author =
Thaib, M. Hasballah, 1951- |isbn =9786028935692}}
* {{cite book |url= https://books.google.co.id/books/about/Tafsir_Juz_Amma.html?id=iBjiAQAACAAJ&redir_esc=y |title= Tafsir Juz 'Amma |author= Adnan Lubis |year =1970 |publisher=Pustaka Aman Press}}
|