Meurah Johan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
buat baru Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
Baris 1:
== Sejarah ==
Baris 10:
Menurut catatan M. Yunus Jamil, bahwa tentera Cina yang menyerang Lamuri dipimpin oleh panglima perempuan yang bernama Nian Nio Lian Khi yang setelah dikalahkan oleh Meurah Johan, dia masuk Islam. Puteri Nian Nio Lian Khi menyukai Meurah Johan, dan akhirnya dengan persetujuan isterinya Puteri Indra Keüsuma dan Syekh Abdullah Kan'an, Meurah Johan mengawini Nian Nio yang kemudian namanya terkenal dengan sebutan Putroe Neng. Masuknya Putroe Neng kedalam Islam menyebabkan pasukan Cina yang bersamanya juga masuk Islam.
Dua puluh lima tahun kemudian, Maharaja Indra Sakti meninggal dunia, dan diangkatlah menantunya Meurah Johan menjadi raja Indra Purba dengan gelar Sulthan Alaiddin Johan Syah, dimana Kerajaan Indra Purba dijadikan kerajaan Islam dengan nama Kerajaan Darussalam dan ibukota negara dibuat yang baru ditepi sungai Kuala Naga (Krueng Aceh sekarang) dan dinamai Bandar Darussalam. Proklamasi ini berlangsung pada hari Jumat bulan Ramadhan 601 H (1205 M). Di samping membangun ibukota negara yang baru Banda Darussalam, juga Sulthan Alaiddin Johan Syah mendirikan sebuah tempat peristirahatan (kota istirahat) di daerah pegunungan, pada suatu dataran tinggi yang bernama Gle Weueng, dibagian atas kampung Mamprai.<ref>{{Cite book|url=http://archive.org/details/KebudayaanAcehDalamSejarah|title=Kebudayaan Aceh dalam Sejarah|last=Hasjmy|first=Ali|publisher=Penerbit Beuna|year=1983|isbn=|location=Jakarta|pages=55-56}}</ref>
== Sumber ==
|