Pulau Bawean: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
|||
Baris 30:
== Etimologi ==
[[Berkas:Bawean relief.png|
[[Berkas:Noko keren.JPG|
[[Berkas:Noko2.JPG|
Kata ''Bawean'' berasal dari [[bahasa Sanskerta]], yang berarti ''ada sinar matahari''. Menurut legenda, sekitar tahun [[1350]]<ref name="asal3"/>, sekelompok pelaut dari [[Kerajaan Majapahit]] terjebak badai di Laut Jawa dan akhirnya terdampar di Pulau Bawean pada saat matahari terbit.<ref>http://books.google.co.id/books?id=R0TJdo1Oa8AC&pg=PA3&lpg=PA3&dq=zulfa+usman+bawean+ada+sinar+matahari&source=bl&ots=_QGSsN5F0X&sig=4-HS4cMDFugcmEaWNCvGQQVp4E0&hl=id&sa=X&ei=hrnrUdvKOs3OrQf3_YCQAw&redir_esc=y#v=onepage&q=zulfa%20usman%20bawean%20ada%20sinar%20matahari&f=false</ref> Dalam kitab Negarakertagama menyebutkan bahwa pulau ini bernama Buwun<ref name="asal5" /><ref name="asal6" /> sedangkan dalam catatan Serat Praniti Wakya Jangka Jaya Baya penduduk Bawean bermula pada tahun 8 Saka di mana sebelumnya pulau ini tidak berpenghuni, Pemerintah Koloni Belanda dan Eropa pada abad 18 menamakan pulau ini dengan sebutan Lubeck,Baviaan,Bovian,Lobok<ref>http://www.indonesianhistory.info/map/changewest.html</ref><ref>http://gallica.bnf.fr/ark:/12148/btv1b5963377t.r=bawean.langEN</ref><ref>http://books.google.co.id/books?id=EvNFAAAAcAAJ&pg=RA2-PA226&lpg=RA2-PA226&dq=lubeck+baviaan&source=bl&ots=AFLnEsHL-N&sig=odPtshKo9hmo_iF0KnqfeuayMvc&hl=id&sa=X&ei=sLjrUf_aPIqHrgek_YC4Dw&redir_esc=y#v=onepage&q=lubeck%20baviaan&f=false</ref>, Awal abad ke-16 tepatnya pada tahun 1501 agama [[Islam]] masuk ke Bawean yang dibawa oleh Sayyid Maulana Ahmad Sidik atau yang dikenal dengan nama Maulana Umar Mas'ud atau Pangeran Perigi sekaligus menjalankan tata pemerintahan di Pulau Bawean selanjutnya Pulau Bawean di pimpin oleh keturunan Umar Masud seperti Purbonegoro, Cokrokusumo dan seterusnya hingga yang terakhir Raden Ahmad Pashai. Pada tahun 1870-1879 Pulau Bawean menjadi Asistent Resident Afdeeling dibawah Resident Soerabaya pada masa inilah Pulau Bawean di bagi menjadi dua kecamatan yaitu kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak yang di pimpin oleh seorang Wedana dengan Wedana terakhir bernama Mas Adi Koesoema ( 1899-1903) <ref>[http://id.rodovid.org/wk/Orang:341905 Silsilah Raden Erman]</ref>
== Pulau Putri ==
Bawean sering disebut juga Pulau Putri karena banyak laki-laki muda yang merantau ke pulau [[Jawa]] atau ke luar negeri. Orang Bawean yang merantau ke [[Malaysia]] dan [[Singapura]] membentuk perkampungan di sana. Di negeri jiran masyarakat Bawean dikenal dengan istilah orang [[Boyan]]. Banyak juga para perantau ini yang berhasil dan menjadi orang terkenal di [[Indonesia]], [[Malaysia]] maupun [[Singapura]].
[[Berkas:Petabawean1780.jpg|
[[Berkas:1620-2.jpg|
[[Berkas:Molod bawean.jpg|
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een koraalzandplaat op het eiland Noko TMnr 10016330.jpg|
[[Berkas:Dermaga Apung di Pulau Gili Noko Bawean.jpg|
Dalam legenda Pulau Putri, Pulau Bawean merupakan tempat berlabuhnya keluarga dari Kerajaan Campa yang akan menuju Pulau Jawa. Mereka berlabuh dikarenakan Putri raja tersebut sakit. Dan, konon, putri raja tersebut meninggal di bawean. Untuk menghormati sang putri, pulau tersebut dinamakan Pulau Putri. Sampai sekarang ini makamnya masih ada tepatnya berada di desa Kumalasa yang dikenal sebagai makam jujuk Campa.
|