Matematika Islam abad pertengahan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 21:
Bangsa Yunani menemukan [[bilangan irasional]], namun mereka tidak senang dan hanya mampu membedakan ''besaran'' dan ''bilangan''. Dalam pandangan Yunani, besaran terus berubah dan dapat digunakan untuk beberapa hal seperti rentang garis, sedangkan bilangan bersifat diskret. Karena itu, bilangan irasional hanya dapat diselesaikan oleh geometri dan matematika Yunani memang cenderung geometris. Sejumlah matematikawan Islam seperti [[Abū Kāmil Shujāʿ ibn Aslam]] perlahan menghapus perbedaan antara besaran dan bilangan, sehingga memungkinkan jumlah irasional tampak seperti koefisien dalam persamaan dan solusi bagi persamaan aljabar. Mereka bebas memperlakukan bilangan irasional seperti benda, tetapi mereka tidak mempelajari sifatnya secara teliti.<ref>http://www.math.tamu.edu/~dallen/history/infinity.pdf</ref>
Pada abad ke-20, versi [[Latin]] ''[[Muḥammad ibn Mūsā al-Khwārizmī#Arithmetic|Arithmetic]]'' karya [[Al-Khwarizmi]] yang membahas [[numeralia India]] memperkenalkan [[notasi posisional|sistem bilangan posisional]] [[desimal]] kepada [[dunia Barat]].<ref name="Struik 93">{{harvnb|Struik|1987| p= 93}}</ref> ''[[Al-kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-ğabr wa’l-muqābala]]'' karyanya memaparkan solusi sistematis pertama untuk [[persamaan linier]] dan [[persamaan kuadrat|kuadrat]] dalam bahasa Arab. Di Eropa Renaisans, ia dianggap sebagai penemu aljabar, meski sekarang sudah diketahui bahwa tulisannya didasarkan pada sumber-sumber India atau Yunani jauh lebih tua.<ref>{{harvnb|Rosen|1831|p=
=== Induksi ===
|