Stasiun Tuban: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 23:
'''Stasiun Tuban (TN)''' adalah stasiun kereta api nonaktif kelas I yang berada di [[Doromukti, Tuban, Tuban]]. Stasiun yang terletak pada ketinggian +7 meter ini termasuk dalam [[Daerah Operasi VIII Surabaya|Wilayah Aset VIII Surabaya]].
Emplasemen stasiun ini sekarang telah menjadi permukiman padat penduduk namun tanahnya masih dikuasai oleh [[PT KAI]]. Sedangkan untuk bangunan Stasiun Tuban sendiri disewa untuk dijadikan bengkel las. Stasiun ini juga memiliki subdipo lokomotif yang masih asli sejak zaman Belanda, terletak di timur stasiun setelah melewati perlintasan kereta yang sekarang berlokasi di Gang Ikhlas [[Kebonsari, Tuban, Tuban]] yang sekarang menjadi rumah tinggal. Namun, banyak sarana dan prasarana di subdipo itu yang hilang tak berbekas karena dirobohkan. Stasiun Tuban juga dilengkapi menara air yang dahulu berfungsi mengisi air lokomotif uap.
Dari stasiun ini dulunya terdapat percabangan rel kereta api menuju eks-pabrik pengolahan batu kapur yang biasa disebut masyarakat Tuban dengan nama Pabrik Kapur. Sedangkan eks Pabrik Kapur sendiri telah ditutup oleh Pemerintah Kabupaten Tuban pada kisaran tahun 1998, karena dianggap sebagai salah satu sumber polusi udara dan tidak cocok dengan perkembangan kota. Meski demikian lahan tersebut masih ada dan dikuasai oleh [[Semen Gresik]] (kini bagian dari [[Semen Indonesia|PT Semen Indonesia]] Tbk.).<ref>{{Cite news|url=https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3880459/cantik-siapa-sangka-taman-hijau-ini-dulunya-lahan-tambang-batu-kapur|title=Cantik! Siapa Sangka Taman Hijau Ini Dulunya Lahan Tambang Batu Kapur|last=Wahyudiyanta|first=Imam|newspaper=detiknews|access-date=2018-09-27}}</ref>
Pada masanya, dulu di era DKA klasifikasi stasiun ini di golongkan sebagai stasiun kelas IV dibuktikan dengan adanya surat keputusan DDKA No.20493/BB/54. tertanggal 16 Maret 1954.<ref name=":0">{{Citebook|title=Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 2|last1=Nusantara|first1=Tim Telaga Bakti|first2=(APKA)|last2=Asosiasi Pakar Perkeretaapian|publisher=CV. Angkasa|year=1997|isbn=|location=Bandung|pages=215-220}}</ref>
Dahulu sekali, pernah ada wacana jalur ini mau diperpanjang sampai [[Lasem, Rembang]]. Saat itu [[Stasiun Lasem]] sudah ada tinggal pembangunan jalur kereta apinya saja.
== Referensi ==
|