Kabupaten Sumba Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Herryz (bicara | kontrib)
Penambahan konten
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 5:
| ibukota=[[Waingapu]]
| luas=7000.5
| penduduk=190214 252704
| penduduktahun= (2017)<ref name="SumbaTimur">{{cite web|url=https://sumbatimurkab.bps.go.id/publication/2018/08/16/4f508994eda28cb262e840f4/kabupaten-sumba-timur-dalam-angka-2018.html|title=Kabupaten Sumba Timur Dalam Angka 2018|last=|first=|publisher=BPS Kabupaten Sumba Timur|accessdate=2 Oktober 2018}}</ref>
| penduduktahun= (2002)
| kepadatan=-
| kecamatan=-22 Kecamatan
| kelurahan=-
| agama= [[Kristen Protestan]] 71.80%<br> Aliran [[Marapu]] 12.61%<br> [[Katolik]] 9.33%<br> [[Islam]] 6.10%<br> [[Hindu]] 0.14%<br> [[Buddha]] 0.02%<ref name="SumbaTimur"/>
| kodearea=0387
| dau = Rp. 515.736.111.000.-
Baris 25 ⟶ 26:
[[Berkas:Dprdsumbatimur.jpg|jmpl|ka|200px|Kantor [[DPRD]] Kabupaten Sumba Timur di [[Kota Waingapu, Sumba Timur|Kota Waingapu]]]]
 
'''Kabupaten Sumba Timur''' merupakan salah satu [[kabupaten]] yang berada di [[provinsi]] [[Nusa Tenggara Timur]]. Pada masa lalu, kabupaten ini berada di bawah Keresidenan Timor. Kabupaten Sumba Timur sendiri meliputi 60% wilayah yang ada di pulau Sumba.
 
== Geografis ==
Baris 86 ⟶ 87:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een huwbaar meisje uit de middenklasse (kabisu) te Praing Liu Oost-Sumba met een haarkam (hai kara jangga) TMnr 10002831.jpg|jmpl|300px|Seorang gadis Sumba Timur dari golongan menengah (''kabisu'') pada tahun 1930]]
 
=== Penduduk ===
Jumlah Penduduk Kabupaten Sumba Timur (2002) adalah 190.214 jiwa atau dengan kepadatan rata-rata 27 jiwa/km². Kepadatan tertinggi di Kecamatan Waingapu, yaitu 1.049 jiwa/km², sedang kepadatan terendah ada di Kecamatan Haharu, yaitu 13 jiwa/km². Disamping orang Sumba Timur asli juga terdapat [[orang Sabu]], keturunan Tionghoa, Arab, Bugis, Jawa dan penduduk yang berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur lainnya. Bahasa daerah yang digunakan adalah [[Bahasa Sumba Kambera]]. Sebagian besar penduduk di kabupaten ini beragama [[Protestan]]. Selebihnya adalah [[Islam]], [[Hindu]] dan [[Budha]]. Sekitar 39 persen lagi adalah beragama tradisional [[Marapu]]. Meskipun keadaan tanahnya kurang subur, lebih dari separuh penduduk kabupaten Sumba Timur ini adalah [[petani]]. Selain itu ada juga yang bekerja sebagai peternak, pegawai, [[buruh]], [[nelayan]] dan lain-lain. Walaupun sektor pertanian menempati tempat pertama dalam pendapatan [[regional]], luas [[sawah]] yang bisa digarap baru 11 persen dari luas tanah kabupaten seluruhnya. Penggarapan sawah ini dilakukan dengan cara [[tradisional]] yang disebut ''renca'', yaitu pengerahan tenaga manusia dan kerbau dalam jumlah besar di atas tanah sawah yang akan ditanami. Kaki-kaki kerbau yang berjumlah puluhan ini digunakan sebagai pengganti bajak dan pekerjaan ''renca'' ini diawali dan diakhiri dengan upacara keagamaan (''ritus''). Kehidupan sehari-hari penduduknya pada dasarnya merupakan cerminan kehidupan agama tradisional mereka. Hal ini bisa dilihat saat mereka melaksanakan berbagai upacara [[adat]] berkenaan dengan daur hidup seperti [[upacara]] kelahiran (''habola''), perkawinan (''lalei'' atau ''mangoma'') dan kematian (''pa taningu'').
Jumlah Penduduk Kabupaten Sumba Timur (2002) adalah 190.214 jiwa atau dengan kepadatan rata-rata 27 jiwa/km². Kepadatan tertinggi di Kecamatan Waingapu, yaitu 1.049 jiwa/km², sedang kepadatan terendah ada di Kecamatan Haharu, yaitu 13 jiwa/km². Disamping orang Sumba Timur asli juga terdapat [[orang Sabu]], keturunan Tionghoa, Arab, Bugis, Jawa dan penduduk yang berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur lainnya. Bahasa daerah yang digunakan adalah [[Bahasa Sumba Kambera]]. Tahun 2017, penduduk kabupaten Sumba Timur mwncapai 252.704 jiwa dengan kepadatan 36,09 jiwa/km².<ref name="SumbaTimur"/>
 
=== Agama ===
Sebagian besar penduduk di kabupaten ini menganut agama Kristen sebanyak 81.12% ([[Protestan]] 71.80% dan [[Katolik]] 9.33%). Selebihnya adalah [[Islam]] sekitar 6.10%, [[Hindu]] 0.14% dan [[Budha]] 0.02%. Sejumlah 12.61% penduduk Sumba Timur menganut aliran tradisional yakni [[Marapu]],<ref name="SumbaTimur"/> aliran kepercayaan di pulau Sumba yang masih ada hingga saat ini. Pemerintah telah menjamin dan mengakui setiap aliran kepercayaan yang ada di Indonesia.
 
Jumlah Penduduk Kabupaten Sumba Timur (2002) adalah 190.214 jiwa atau dengan kepadatan rata-rata 27 jiwa/km². Kepadatan tertinggi di Kecamatan Waingapu, yaitu 1.049 jiwa/km², sedang kepadatan terendah ada di Kecamatan Haharu, yaitu 13 jiwa/km². Disamping orang Sumba Timur asli juga terdapat [[orang Sabu]], keturunan Tionghoa, Arab, Bugis, Jawa dan penduduk yang berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur lainnya. Bahasa daerah yang digunakan adalah [[Bahasa Sumba Kambera]]. Sebagian besar penduduk di kabupaten ini beragama [[Protestan]]. Selebihnya adalah [[Islam]], [[Hindu]] dan [[Budha]]. Sekitar 39 persen lagi adalah beragama tradisional [[Marapu]]. Meskipun keadaan tanahnya kurang subur, lebih dari separuh penduduk kabupaten Sumba Timur ini adalah [[petani]]. Selain itu ada juga yang bekerja sebagai peternak, pegawai, [[buruh]], [[nelayan]] dan lain-lain. Walaupun sektor pertanian menempati tempat pertama dalam pendapatan [[regional]], luas [[sawah]] yang bisa digarap baru 11 persen dari luas tanah kabupaten seluruhnya. Penggarapan sawah ini dilakukan dengan cara [[tradisional]] yang disebut ''renca'', yaitu pengerahan tenaga manusia dan kerbau dalam jumlah besar di atas tanah sawah yang akan ditanami. Kaki-kaki kerbau yang berjumlah puluhan ini digunakan sebagai pengganti bajak dan pekerjaan ''renca'' ini diawali dan diakhiri dengan upacara keagamaan (''ritus''). Kehidupan sehari-hari penduduknya pada dasarnya merupakan cerminan kehidupan agama tradisional mereka. Hal ini bisa dilihat saat mereka melaksanakan berbagai upacara [[adat]] berkenaan dengan daur hidup seperti [[upacara]] kelahiran (''habola''), perkawinan (''lalei'' atau ''mangoma'') dan kematian (''pa taningu'').
 
== Perekonomian ==