Jurnalisme sastra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Davidchrstan (bicara | kontrib)
k Sejarah dan Perkembangan Jurnalistik Sastrawi
menambahkan gaya publikasi juralisme sastra
Baris 21:
# Ada penjelasan [[detail]] mengenai penampilan tokoh atau latar.<ref name="katrin"/>
 
Sekalipun jurnalisme sastra berbentuk mirip fiksi, perlu tetap diperhatikan bahwa penulisannya tetap didasarkan pada bahasa baku. <ref name="rosihan"> {{cite book|title=Bahasa Jurnalistik dan Komposisi|author=Rosihan Anwar|year=1979|publisher=Pradnya Paramita|page=2|location=Jakarta|ISBN=979-408-266-X}} </ref> Bagaimanapun juga jurnalisme sastra tetap menjadi bagian dari jurnalistik.<ref name="rosihan"/>
 
== Gaya Publikasi Jurnalisme Sastra ==
Jurnalistik sastrawi berfokus untuk menggabungkan jurnalisme dengan tulisan kreatif non-fiksi. Bergantung pada gaya publikasi dan kesamaan teknik penulisan, jurnalistik sastrawi memiliki kesamaan dengan beberapa jenis tulisan kreatif non-fiksi lainnya.
 
Karya tulis non-fiksi memiliki tenggat waktu, unsur dan kaidah kreatif yang berbeda-beda, diantaranya:
 
==== 1. Memoir ====
Dapat juga disebut buku kenang-kenangan, merupakan catatan peristiwa atau fakta dari sudut pandang penulis, bisa personal maupun lembaga atau kelompok. Seringkali dibuat oleh orang besar dan penting untuk menggambarkan atau menjelaskan sebuah peristiwa dan menunjukkan posisinya dalam cerita tersebut.
 
==== 2. Biografi ====
Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain. Biografi dalam jurnalisme sastrawi ditulis bergaya sastra, seperti sedang menceritakan pengalaman hidup seseorang dalam bentuk cerpen atau novel. Contohnya adalah biografi Bill Clinton dalam buku berjudul [https://books.google.co.id/books?id=2fqdDAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=bill+clinton&hl=jv&sa=X&ved=0ahUKEwiU_MmwgPHdAhUQ448KHXD-CGcQ6AEIOjAD#v=onepage&q=bill%20clinton&f=false Bill Clinton: The American President Series: The 42nd President, 1993-2001] yang ditulis oleh Michael Tomasky.
 
==== 3. Esai personal ====
Seperti esai pada umumnya, kemudian ditambahkan dengan kaidah sastra tetapi tetap menunjukkan ''truth'' (kebenaran) di dalam tulisan. Sehingga pada akhirnya terlihat seperti cerita tetapi bukan fiksi karena ditulis berdasarkan kenyataan yang sebenarnya. Tulisan seperti ini membuat pembaca bisa mengikuti alur cerita secara detail dan jelas serta dapat mengembangkan imajinasi pembaca. Seringkali tulisan seperti ini berisi tentang tanggapan penulis terhadap suatu kejadian penting seperti contohnya berbagai tulisan di Kompasiana.com, salah satunya Ketua Umum PSSI, [https://www.kompasiana.com/www.stevan-manihuruk.com/5ba8f233bde57506132dc2d3/ketua-umum-pssi-ketika-arogansi-melebihi-kompetensi Ketika Arogansi Melebihi Kompetensi].
 
==== 4. Artikel ''Feature'' ====
Artikel ''feature'' merupakan tulisan berupa bagian kecil dari sebuah wacana yang panjang dan mengindahkan kaidah serta elemen-elemen sastra. Artikel ini dapat memuat tentang profil seseorang, sejarah, pengalaman manusia atau sebuah peristiwa/keadaan yang tidak terlalu menjadi perhatian masyarakat. Contohnya adalah tulisan Reja Hidayat di [[tirto.id]] berjudul [https://tirto.id/nasib-berbeda-jadi-sopir-pribadi-orang-kaya-jakarta-cE7y Nasib Berbeda Jadi Sopir Pribadi Orang Kaya Jakarta].
 
==== 5. Non-fiksi Naratif ====
Menurut buku Jurnalistik Sastrawi, non-fiksi naratif adalah karya tulis berupa kebenaran yang diceritakan dengan mengikutsertakan elemen-elemen beserta kaidah sastrawi. Contohnya seperti Kejarlah Daku Kau Kusekolahkan karangan Alfian Hamzah yang terbit di buku ''Literary Journalism'', Jurnalistik Sastrawi.
 
==== 6. Esai Sastrawi ====
Tulisan atau karangan prosa yang membahas masalah secara sepintas kemudian dibahas dari perspektif penulisnya dengan menggunakan elemen-elemen sastra, seperti misalnya dengan membahas sejarah atau asal usul dari sebuah permasalahan.
 
Perbedaan tulisan kreatif non-fiksi pada umumnya dengan jurnalistik sastrawi adalah secara penulisan jurnalistik sastrawi menggunakan kalimat yang cenderung lebih singkat, satu paragraf yang mewakili satu ide dan menunjukkan inti tulisan terlebih dahulu. Selain itu pesan yang ingin disampaikan juga lebih ditunjukkan dan diharapkan tulisan tersebut dapat memicu diskusi selanjutnya. Selain itu, blog dan ''broadcast media'' (media penyiaran) tidak termasuk dalam karya tulis non-fiksi kreatif. Blog dikelola sendiri oleh pemilik sehingga tidak termasuk media massa profesional. Sedangkan ''broadcast media'' tidak termasuk dalam karya tulis non-fiksi karena bukan media cetak sehingga literer tidak ditemukan.
 
== Rujukan ==