Che Guevara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Tinggalan sejarah: not in source
Baris 316:
Kehidupan dan tinggalan sejarah Guevara masih diperdebatkan. Che telah digambarkan sebagai seseorang yang "mampu memegang pena dan senapan mesin ringan dengan kemampuan yang setara", sementara Che sendiri mengatakan bahwa "ambisi seorang revolusioner yang paling penting adalah membebaskan manusia dari [[teori aliensasi Marx|alienasinya]]".<ref name="lowy">[[#refLowy1973|Löwy 1973]], hlm. 7.</ref><ref>[[#refLowy1973|Löwy 1973]], hlm. 33.</ref> Namun, pada akhirnya Che sendiri menjadi figur yang dihantui oleh paradoks. Che adalah seorang [[humanisme sekuler|humanis sekuler]] dan praktisi kedokteran yang tak segan menembak musuh-musuhnya, seorang [[internasionalisme proletarian|internasionalis]] yang mendukung penggunaan kekerasan untuk mewujudkan [[utopia]] [[barang publik|barang kolektif]], seorang [[intelektual]] [[idealisme|idealistik]] yang menyukai kesusasteraan namun menolak mengizinkan pandangan-pandangan yang berbeda, seorang [[Pemberontakan|pemberontak]] [[Marxisme|Marxis]] [[Anti-imperialisme|anti-imperialis]] yang siap untuk melakukan aksi-aksi radikal untuk mewujudkan sebuah dunia yang terbebas dari kemiskinan walaupun harus mengakibatkan kehancuran, serta seorang [[anti-kapitalisme|anti-kapitalis]] dengan gambar wajah yang telah di[[komodifikasi]]. Sejarah Che juga masih terus ditulis ulang.<ref>[[#refLowy1973|Löwy 1973]], hlm. 7, 9, 15, 25, 75, 106.</ref><ref name = "Löwy">[http://www.internationalviewpoint.org/spip.php?article1144 The Spark That Does Not Die] oleh [[Michael Löwy]], ''International Viewpoint'', Juli 1997</ref> [[Sosiologi|Sosiolog]] [[Michael Löwy]] berpendapat bahwa berbagai aspek dalam kehidupan Guevara (seperti dokter dan ekonom, revolusioner dan bankir, pakar teori militer dan duta besar, pemikir besar dan agitator politik) menghiasi kebangkitan "mitos Che", sehingga ia dapat digambarkan dalam berbagai macam [[metanarasi]] sebagai "[[Robin Hood]] Merah, [[Don Quixote]] komunis, [[Giuseppe Garibaldi|Garibaldi]] baru, [[Louis Antoine de Saint-Just|Saint Just]] Marxis, [[El Cid|Cid Campeador]] dari [[Les Damnés de la Terre|yang terkutuk di Bumi]], [[Galahad|Sir Galahad]] dari para pengemis&nbsp;... dan iblis [[Bolshevik]] yang menghantui mimpi-mimpi orang kaya, yang menyalakan bara perlawanan di seluruh dunia".<ref name="lowy"/>
 
Maka dari itu, terdapat beberapa tokoh terkenal yang menganggap Guevara sebagai tokoh besar;<ref>[https://www.nytimes.com/2005/11/20/magazine/20bolivia.html?_r=1&pagewanted=all&oref=slogin Che's Second Coming?] oleh David Rieff, 20 November 2005, New York Times.</ref> sebut saja [[Nelson Mandela]] yang menganggapnya sebagai "inspirasi bagi setiap manusia yang mencintai kebebasan",<ref name="Guevara2009pgII"/> atau [[Jean-Paul Sartre]] yang berkata bahwa Che "tak hanya seorang intelektual, namun juga seorang manusia paling utuh pada masa ini".<ref>[[#refMoynihan2006|Moynihan 2006]].</ref> Tokoh-tokoh lainnya yang mengungkapkan rasa kagum mereka meliputi penulis [[Graham Greene]], yang menyatakan bahwa Guevara "melambangkan gagasan keberanian, keksatriaan, dan petualangan",<ref>[[#refSinclair1968/06|Sinclair 1968/2006]], hlm. 80.</ref> serta [[Susan Sontag]], yang merasa bahwa yang diperjuangkan oleh Che adalah "kemanusiaan itu sendiri."<ref>[[#refSinclair1968/06|Sinclair 1968/2006]], hlm. 127.</ref> Dalam komunitas [[Pan-Afrikanisme|Pan-Afrika]], filsuf [[Frantz Fanon]] menyatakan bahwa Guevara telah menjadi simbol dunia sehubungan dengan "potensi seorang manusia",<ref>[[#refMcLaren2000|McLaren 2000]], hlm. 3.</ref> sementara pemimpin gerakan [[Black Power]] yang bernama [[Stokely Carmichael]] merasa bahwa "Che Guevara tidak mati, gagasan-gagasannya hadir bersama kita."<ref>[[#refSinclair1968/06|Sinclair 1968/2006]], hlm. 67.</ref> Pujian-pujian telah disampaikan dari berbagai [[spektrum politik]], dan pakar teori [[libertarianisme|libertarian]] [[Murray Rothbard]] menyebut Guevara sebagai "tokoh berkepahlawanan" yang merupakan "penjelmaan prinsip revolusi, lebih dari orang-orang lain pada kala ini atau bahkan pada abad ini",<ref>[https://mises.org/journals/lar/pdfs/3_3/3_3_1.pdf oleh [[Murray Rothbard|Rothbard, Murray]]. "Ernesto Che Guevara R.I.P."], ''Left and Right: A Journal of Libertarian Thought'', Volume 3, Number 3 (Spring-Autumn 1967).</ref> sementara jurnalis [[Christopher Hitchens]] menyatakan bahwa "kematian [Che] sangat berarti bagiku dan banyak sekali orang sepertiku, ia adalah seorang teladan, walaupun merupakan teladan yang tidak mungkin bagi kita kaum [[romantisisme|romantik]] [[borjuis]] sehubungan dengan sejauh mana ia berbuat dan melakukan yang sepatutnya dilakukan seorang revolusioner: berjuang dan mati demi kepercayaannya."<ref>[https://www.theguardian.com/film/2004/jul/11/features.review Just a Pretty Face?], oleh [[Sean O'Hagan (jurnalis)|Sean O'Hagan]], ''The Observer'', 11 Juli 2004.</ref>
 
Di sisi lain, Jacobo Machover, seorang penulis dari kelompok oposisi di pengasingan, menganggap Guevara sebagai seorang algojo yang tak berperasaan.<ref name="Machover">[http://www.timesonline.co.uk/tol/news/world/us_and_americas/article2461399.ece Behind Che Guevara's mask, the cold executioner] ''Times Online'', 16 September 2007.</ref> Mantan tahanan Kuba di pengasingan juga mengungkapkan pendapat serupa, salah satunya adalah [[Armando Valladares]], yang menyebut Guevara sebagai "seorang pria yang penuh kebencian" yang menghukum mati puluhan orang tanpa melalui proses pengadilan,<ref>[http://www.washingtontimes.com/news/2009/jan/27/del-toro-walks-away-from-questions-on-che/print/ "'Che' Spurs Debate, Del Toro Walkout"], ''[[The Washington Times]]'', 27 Januari 2009.</ref> dan [[Carlos Alberto Montaner]], yang menyatakan bahwa Guevara memiliki "mental [[Maximilien de Robespierre|Robespierre]]" yang memandang tindakan kekejaman terhadap para musuh revolusi sebagai sebuah kebajikan.<ref>[http://www.freedomcollection.org/interviews/carlos_alberto_montaner/?vidid=343 Wawancara pendek tentang Che Guevara] dengan [[Carlos Alberto Montaner]] untuk ''[[Freedom Collection]]''</ref> [[Álvaro Vargas Llosa]] dari [[The Independent Institute]] menyimpulkan bahwa para pengikut Guevara "membohongi diri mereka sendiri dengan berpegang teguh kepada sebuah mitos", dan ia menyebut Guevara sebagai seorang "[[Puritan]] Marxis" yang menggunakan kekuasaan untuk menindas para pembangkang, dan pada saat yang sama juga bertindak sebagai "mesin pembunuh berdarah dingin".<ref name="ReferenceB"/> Selain itu, Llosa menuduh "watak fanatik" Guevara sebagai penyebab "Sovietisasi" revolusi Kuba, dan Llosa menduga bahwa Guevara telah "menundukkan kenyataan pada kesalehan ideologis yang buta".<ref name="ReferenceB"/> Di tingkatan makro, seorang peneliti dari [[Hoover Institution]], [[William Ratliff]], menganggap Guevara sebagai hasil ciptaan lingkungan sejarahnya; ia menyebut Guevara sebagai orang yang "tak kenal takut" dan merupakan "figur seperti [[Mesias]] yang berkemauan keras" yang menjadi produk budaya Latin yang menyukai [[martir]] dan cenderung membuat orang "mencari dan mengikuti pembuat mukjizat yang [[Paternalisme|paternalistik]]".<ref name="Ratliff07">[http://www.independent.org/newsroom/article.asp?id=2040 Che is the "Patron Saint" of Warfare] oleh [[William Ratliff]], ''[[The Independent Institute]]'', 9 Oktober 2007.</ref> Ratliff kemudian berspekulasi bahwa kondisi ekonomi di kawasan tersebut cocok dengan komitmen Guevara untuk "menegakkan keadilan bagi orang tertindas dengan menghancurkan tirani-tirani yang telah berkuasa selama berabad-abad"; ia menyebut Amerika Latin sebagai kawasan yang dihantui oleh apa yang [[Moisés Naím]] sebut sebagai "keganasan legendaris" berupa kesenjangan, kemiskinan, politik disfungsional, dan lembaga-lembaga gagal.<ref name="Ratliff07"/>