Pipit (Fringillidae): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
JThorneBOT (bicara | kontrib)
clean up, removed: {{Link FA|de}}
Farrel Gian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 25:
[[Fringillinae]]
}}
'''Burung finch''' (satu genus dengan burung pipit) di [[Kepulauan Galapagos]] yang dulu dipakai [[Charles Darwin]] untuk mengembangkan teori evolusi, kini terbukti cocok dengan teori itu—mereka memang ber-evolusi.
 
Burung-burung finch yang berukuran sedang, yang dulu diteliti Darwin, ternyata perlahan-lahan memperkecil paruhnya untuk mendapatkan aneka jenis [[biji-bijian]]. Perubahan ini mulai terjadi sekitar duapuluh tahun setelah kedatangan burung pesaing mereka yang berukuran lebih besar, dan memperebutkan sumber makanan yang sama.
 
Perubahan ukuran paruh menunjukkan bahwa spesies yang berkompetisi untuk mendapatkan makanan dapat mengalami evolusi, demikian kata [[Peter Grant]] dari Princeton University, yang memublikasikan hasil penelitiannya itu pada jurnal Science. Sedangkan risetnya didanai oleh National Science Foundation.
 
Grant telah mempelajari burung-burung finch di Kepulauan Galapagos selama beberapa puluh tahun dan pada mulanya bermaksud meneliti perubahan-perubahan yang terjadi ketika beradaptasi dengan kekeringan yang turut pula mengubah jenis makanan yang tersedia di sana.
 
Menurut [[Robert C. Fleischer]], pakar genetika di [[Smithsonian National Museum of Natural History and National Zoo]], jarang ilmuwan bisa mendokumentasikan perubahan-perubahan yang muncul dari hewan menanggapi kompetisi di alam. Lebih banyak mereka mengamati ketika satwa masuk ke habitat yang baru atau perubahan iklim dan perilaku untuk menemukan sumber makanan baru. “ Penelitian ini tergolong dalam mikro evolusi,” kata Fleischer lagi.
 
Grant juga meneliti burung finch di Pulau Daphne—salah satu pulau di Galapagos—dan menemukan bahwa burung finch tanah yang berukuran sedang di pulau itu, Geospiza fortis, tidak menghadapi kompetisi makanan, dan memakan berbagai ukuran makanan.