Bahasa Melayu Negeri Sembilan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 36:
Pada abad ke-18, terjadi berbagai serangan di kesultanan Johor dan wilayah Negeri Sembilan menjadi tidak aman. Saat itu dikuasai orang [[Suku Bugis|Bugis]], sehingga para datuk di Negeri Sembilan bermufakat dan meminta izin Sultan Johor (Sultan Abdul Jalil IV) untuk menjemput seorang raja dari [[Kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]] sebagai pemimpin mereka, dan diizinkan.<ref name=":1" /> Gelombang kedua migrasi perantau Minangkabau datang ke Negeri Sembilan dengan membawa seorang Raja<ref>Aslinda, A., Noviatri, N., & Reniwati, R. (2015). The Trace of Minangkabau-Wise in Malaysian Language. ''Scientific Journal of PPI-UKM'', ''2''(7), 291-295.</ref> dan diangkatlah Raja Melewar sebagai pemimpin (Yamtuan) pertama [[Negeri Sembilan|Kerajaan Negeri Sembilan]] dengan menerapkan Adat Perpatih sebagai hukumnya.<ref>{{Cite web|url=http://ww1.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2009&dt=0104&pub=Utusan_Malaysia&sec=Rencana&pg=re_11.htm&arc=hive|title=Kesinambungan Raja-raja Melayu|website=Utusan Online|access-date=2018-10-07}}</ref>
Kedua gelombang migrasi [[perantau Minangkabau]] ke Negeri Sembilan melahirkan dialek Negeri Sembilan (''Baso Nogoghi'') sebagai hasil akulturasi antara [[bahasa Minangkabau]] dengan bahasa lokal pribumi. Seiring perjalanan waktu,
== Perbandingan dengan bahasa dan dialek lain ==
|