Belva Devara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Santy8102 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Santy8102 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 88:
Belva menempuh pendidikan menengah atas di SMA Presiden, sebuah sekolah semi-militer bertaraf internasional. Ia sudah dikenal sejak dulu sebagai seseorang yang cemerlang, dengan kecerdasan berada di atas tingkat rata-rata teman seusianya.<ref>https://kinibisa.com/inspirasi/detail/mahasiswa-berprestasi/belva-devara-menciptakan-ruang-bagi-guru</ref> Selama SMA, ia selalu meraih peringkat satu dan menjuarai berbagai kompetisi olimpiade ilmiah, pidato, dan debat berbahasa inggris. Berkat itu, ia diberikan beasiswa penuh dan tidak perlu mengeluarkan uang sepeserpun untuk biaya pendidikan selama SMA. Ia pun dikenal aktif berorganisasi, terpilih untuk menjabat sebagai Ketua OSIS di SMA Presiden.<ref>https://kinibisa.com/inspirasi/detail/mahasiswa-berprestasi/belva-devara-menciptakan-ruang-bagi-guru</ref>
 
Pada tahun 2007, Belva melanjutkan studinya ke [[Nanyang Technological University]], [[Singapura]] salah satu institut teknik terbaik di Asia. Ia terpilih menjadi salah satu dari delapan siswa Indonesia yang mendapatkan beasiswa penuh dari pemerintah Singapura.<ref>https://jurnal.mensrepublic.id/detail/sosok-sederhana-ini-berhasil-lulus-dari-standford-dan-harvard-sekaligus</ref> Program beasiswa ini adalah salah satu seleksi akademis paling kompetitif di kala itu. Ia merupakan orang Indonesia pertama yang diterima di program gelar ganda dalam program studi [[Ilmu komputer]] dan [[Bisnis]] di [[Nanyang Technological University]]. Selama kuliah, Belva mendapatkan banyak prestasi akademis dan berhasil masuk pada ''Double Dean's List'' sebagai salah satu dari 5% mahasiswa dengan prestasi tertinggi, dalam program studi [[Ilmu Komputerkomputer]] maupun Manajemen [[Bisnis]]. Pada tahun 2009, ia terpilih oleh universitas untuk ikut serta dalam program pertukaran pelajar ke University of Manchester, [[Manchester]], Inggris. Puncaknya pada tahun 2011, Belva berhasil meraih tiga medali emas prestisius dari [[Nanyang Technological University]], ''[[Lee Kuan Yew Gold]] Gold Medal'', (penghargaan tertinggi bagi mahasiswa di universitas), ''Infocomm Development Authority of Singapore Gold Medal'' (penghargaan bagi peraih nilai akademis tertinggi di program studi [[Ilmu komputer]]), dan ''[[Accenture]] Gold Medal'' (penghargaan bagi peraih nilai akademis tertinggi di program studi [[Bisnis]]). Atas prestasinya, sembari kuliah, ia mendapatkan kesempatan bekerja di perusahaan berpengaruh di Singapura, [[Goldman Sachs]] dan [[Accenture]]. Selain prestasi akademis, Belva juga aktif dalam kegiatan organisasi. Selama kuliah di Singapura, Belva dipercaya untuk menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PPI Singapura dan dinobatkan menjadi Young Leader for Indonesia 2011 oleh [[McKinsey & Company]].<ref>https://kinibisa.com/inspirasi/detail/mahasiswa-berprestasi/belva-devara-menciptakan-ruang-bagi-guru</ref><ref>http://yli.or.id/members/</ref>
 
Pada tahun 2013, ia melanjutkan pendidikan pascasarjananya dan menjadi orang Indonesia pertama yang diterima di program gelar ganda di [[Harvard University]], [[Cambridge, Massachusetts]] dan [[Stanford University]], [[Palo Alto, California]] sekaligus, dua universitas paling bergengsi di dunia.<ref>http://www.shanghairanking.com/ARWU2018.html</ref> Di [[Stanford University]], ia mengambil jurusan [[Master of Business Administration]] (Bisnis Manajemen), sedangkan di [[Harvard University]] ia mengambil jurusan Master of Public Administration (Kebijakan Publik).<ref>https://jurnal.mensrepublic.id/detail/sosok-sederhana-ini-berhasil-lulus-dari-standford-dan-harvard-sekaligus</ref> Karena berprestasi dalam bidang akademis, ia juga mendapatkan kesempatan terdaftar sebagai mahasiswa tamu di [[Massachusetts Institute of Technology]], yang juga merupakan salah satu universitas terbaik di dunia. Belva juga tercatat terdaftar silang (''cross-registered'') sebagai mahasiswa di fakultas lain di Harvard, termasuk [[Harvard Law School]], Harvard Medical School, dan Harvard Graduate School of Education.<ref>https://id.linkedin.com/in/belvadevara</ref> Ia juga aktif menjadi peneliti (''Fellow'') di Harvard Ash Center for Democratic Governance and Innovation.<ref>https://kinibisa.com/inspirasi/detail/mahasiswa-berprestasi/belva-devara-menciptakan-ruang-bagi-guru</ref> Untuk program pascasarjana di Amerika Serikat ini, ia berhasil mendapatkan beasiswa penuh dari [[Lembaga Pengelola dana Pendidikan]]. Tidak hanya berprestasi akademis, ia pun banyak dikenal sebagai salah satu alumni penerima beasiswa [[Lembaga Pengelola dana Pendidikan]] yang telah berkontribusi untuk kemajuan tanah air lewat kiprahnya di dunia teknologi pendidikan.<ref>https://nasional.kontan.co.id/news/lpdp-biayai-18400-orang-dari-return-rp-64-t?page=2</ref>
Baris 96:
Seusai studi sarjananya di Singapura, Belva memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan menolak banyak tawaran pekerjaan dengan gaji yang tinggi di Singapura. Di Jakarta, ia memutuskan untuk bekerja di [[Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan]] di bawah kepemimpinan [[Kuntoro Mangkusubroto]], dan sebagai konsultan manajemen di [[McKinsey & Company]].<ref>https://id.linkedin.com/in/belvadevara</ref> Dalam kapasitas tersebut, ia memimpin berbagai studi internasional mengenai transformasi sistem pendidikan dan strategi peningkatan kesehatan publik untuk negara-negara di kawasan Asia Tenggara, komunitas donor, dan agensi internasional, yang berbuah pada penghargaan ''Client First Award'' yang diraihnya sebagai salah satu konsultan manajemen terbaik di Asia Tenggara pada tahun 2012.<ref>https://ash.harvard.edu/people/adamas-belva-devara</ref> Dari pengalaman ini, ia bertekad untuk juga terjun langsung untuk membantu Indonesia dalam transformasi sistem pendidikan. Pada tahun 2014, ia pun mendirikan Ruangguru, sebuah startup teknologi dengan misi sosial pendidikan, bersama dengan sahabatnya, [[Muhammad Iman Usman]].
 
Setelah lulus dari program gelar ganda di Amerika Serikat, pada tahun 2016, ia memutuskan untuk fokus dalam perbaikan pendidikan di Indonesia, dan kembali ke tanah air menjabat sebagai posisi Direktur Utama di Ruangguru.<ref>https://dailysocial.id/post/ruangguru-umumkan-pergantian-ceo-dan-pembaruan-situs</ref> Di bawah kepemimpinan Belva, hanya dalam setahun, Ruangguru berkembang pesat dua puluhlima kali lipat dan menjadi perusahaan teknologi pendidikan terbesar di Indonesia, menjangkau lebih dari 10 juta siswa dan 150.000 guru.<ref>https://republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/18/10/05/pg3384349-ruang-guru-inspirasi-milenial-naikkan-kualitas-pendidikan</ref><ref>http://www.beritasatu.com/digital-life/471834-pengguna-layanan-ruangguru-melonjak-lima-kali-lipat.html</ref>
<blockquote>''“Kami percaya bahwa teknologi adalah kunci untuk melampaui pencapaian pendidikan nasional selama ini dan memastikan bahwa semua anak, tidak peduli domisili dan status ekonominya, memiliki akses yang sama terhadap konten pendidikan berkualitas tinggi. Kami sangat bangga dengan pencapaian tim Ruangguru, dan terus bersemangat bahwa kami mungkin akan menjadi katalisator utama dalam transformasi pendidikan di negara ini dengan teknologi.”''<ref>https://youngster.id/featured/belva-devara-dukung-perkembangan-dunia-pendidikan-dengan-solusi-teknologi</ref></blockquote>