Ras dan kecerdasan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
istilah ras lebih sering dipakai dan ada di KBBI. Saran saya jangan terlalu alergi dengan istilah serapan dari Inggris, bahasa Indonesia pada dasarnya penuh istilah asing seperti Sansekerta (Bumi, gajah) atau Arab (sejarah). Kecuali kalau mau balik pakai bahasa Proto-Austronesia
Baris 1:
Pokok perbincangan mengenai ada tidaknya sangkut paut terhadap '''rumpun bangsaras beserta tingkat kecerdasan''' pun sudah menghangat sejak permulaan abad ke-20 melalui [[Ilmu pengetahuan populer|karya ilmu pengetahuan tertulis]] dan [[penelitian|penelitian yang didasari bukti keterangan dalam suatu bidang ilmu pengetahuan]], bersamaan dengan [[Kecerdasan intelektual|kadar kecerdasan]] (''intelligence quotient'' atau ''IQ'') yang mulai gencar dimasyarakatkan secara mendunia. Hal demikian ditandai dengan membekasnya [[debat|sawala-sawala]] tentang adakah perbedaan tingkat kecerdasan pada berbagai belahan dunia dengan dilaksanakannya uji nilai angka kecerdasan serta sampai manakah pengujian seperti ini terus dijadikan cerminan bagi semacam kenyataan dan pengaruh yang berdampak pada lingkungan yang didiami orang-seorang, berhubung hal ini dipercayai baik dan layak dipertimbangkan untuk menjadi pengimbang bagi semacam kenyataan dan pengaruh yang berasal dari dampak pertalian kekeluargaan secara turun-temurun, atau genetik. Maka dari itu, dapatlah diartikan tentang "rumpun bangsaras" dan "tingkat kecerdasan" serta bisakah atau tidakkah pokok perbincangan ini menghasilkan pengertian yang utuh. Hingga saat ini, [[bukti tidak langsung]] belum pernah ditemukan terkait adanya perbedaan-perbedaan tingkat kecerdasan yang dilandaskan secara kukuh kepada pembentuk penggolongan berdasarkan semacam kenyataan dan pengaruh keturunan, atau komponen genetik. Meski begitu, beberapa pakar peneliti mempercayai adanya bukti tak langsung yang sekurang-kurangnya bisa dianggap mengandung alasan yang lebih sejalan dengan daya pikir sampai ketika kelak dikemukakan pula bukti yang memperkuat adanya pengurutan golongan tingkat kecerdasan pada setiap keturunan dari suatu rumpun bangsaras.
 
Uji tingkat kecerdasan yang diadakan untuk pertama kalinya bagi seluruh lapisan masyarakat [[Amerika Serikat]] merupakan ujian pendaftaran calon anggota baru angkatan bersenjata Amerika Serikat ketika peristiwa [[Perang Dunia Pertama]]. Terdapat sekelompok orang berpengaruh yang berkeahlian dalam [[eugenika|perbaikan mutu kelahiran]] ketika tahun 1920-an yang berpendapat bahwa warga Amerika Serikat berdarah Afrika beserta sejumlah warga negara asing bisa dipandang tak begitu cerdas dibandingkan orang Anglo-Sakson lantaran pembawaan gaya hidup yang cukup tampak saling berbeda. Alasan ini dijadikan bentuk sanggahan oleh ras Anglo-Sakson hingga berlanjut dengan terjadinya pembedaan perlakuan antar masing-masing ras yang mendiami Amerika Serikat. Sesudah itu, diadakan kembali penelitian-penelitian lainnya lagi terhadap hal tersebut yang membuahkan kesimpulan tentang penyalahan keras oleh sejumlah orang terhadap pandangan tersebut dengan mengungkapkan pendapat bahwa uji tingkat kecerdasan untuk calon bagian angkatan bersenjata telah memicu perkara buruk, yaitu dengan menjalarnya masalah terhadap hal ihwal penyebab yang dipengaruhi dari lingkungan seperti perkara ketidaksetaraan antar ras di Amerika Serikat, khususnya antara orang berkulit gelap dan orang berkulit terang.
Baris 10:
[[Berkas:Alfred Binet.jpg|160px|jmpl|[[Alfred Binet]] (1857–1911), seorang ahli dalam mereka cipta suatu ujian tingkat kecerdasan untuk pertama kalinya.]]
 
Pengukuhan pernyataan bahwa setiap rumpun bangsaras memiliki tingkat kecerdasannya masing-masing yang beragam satu dengan yang lainnya dijadikan alasan untuk membenarkan tindakan [[kolonialisme|penjajahan]], [[perbudakan]], [[rasisme]], [[darwinisme sosial]] dan [[eugenika|pengendalian angka kelahiran]] dari setiap rumpun bangsaras. Salah seorang pemikir persoalan rumpun bangsaras bernama [[Arthur de Gobineau]] selalu saja mengandalkan dasar dugaan yang menyatakan orang berkulit gelap itu bermutu tidak lebih baik dibandingkan dengan orang berkulit putih sejak bawaan lahir, hal demikian ditujukan demi mempertahankan pengejawantahan cara berpikir [[Supremasi kulit putih|pengunggulan kekuasaan kulit putih]]. Bahkan, beberapa ahli pemikir lainnya yang bernama [[Thomas Jefferson]] yang pernah memiliki seorang hamba sahaya sempat pernah mempercayai bahwa orang berkulit gelap tidak memiliki tingkat kecerdasan dan perawakan tidak lebih bagus daripada orang berkulit terang.{{sfn|Jackson|Weidman|2004|p=23}}
 
== Bacaan lanjut ==