Stasiun Parakan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 180.241.146.46) dan mengembalikan revisi 14296734 oleh Alqhaderi Aliffianiko
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 25:
Stasiun ini dahulu terletak tak jauh dari [[Stasiun Wonosobo]], namun NIS dan [[Serajoedal Stoomtram Maatschappij]] (SDS), operator Stasiun Wonosobo, tidak berminat untuk menyambungkan kedua stasiun itu, karena kondisi medan pegunungan yang sangat sulit. Oleh karena itu, untuk menyambung Parakan dengan Wonosobo disediakan angkutan bus.<ref>{{Cite book|title=Van Stockum's Traveller's Handbook: For the Dutch East Indies|last=Reitsma|first=S.A.|publisher=W.P. Van Stockum & Son, Limited|year=1930|isbn=|location=|pages=}}</ref>
 
Pada tahun [[1973]], stasiun dan jalur ini secara resmi ditutup. Kini bekas stasiun yang bercat ''[[pink]]'' ini menjadi sebuahPos tempatPelayanan tinggal mantan pegawaiProperti [[PT Kereta Api Indonesia]]KAI. Bekas depodepot lokomotif dan gudang sudah dibongkar rata. Di kompleks stasiun terdapat bangunan tambahan berupa Pos Pelayanan Properti PT KAI.<ref name="mka">Majalah KA Edisi November 2010</ref>
 
Arsitektur stasiun ini bersama [[Stasiun Temanggung]] menggunakan arsitektur bergaya Chalet-NIS, yang banyak digunakan untuk stasiun-stasiun NIS pada tahun 1907. Atapnya bergaya ''jerkinhead'' yang menjadi ciri khas bangunan rumah ala Eropa, tetapi menyesuaikan dengan iklim tropis. Dindingnya terbuat dari batu bata tanpa plesteran sehingga menambah kesan artistik bangunan.<ref>{{Cite web|url=https://temanggungan.com/sejarah-stasiun-temangggung/|title=Sejarah : Stasiun Temangggung – Kota Temanggung|website=temanggungan.com|language=en-US|access-date=2018-10-16}}</ref>